Perbedaan Kalimat Aktif dan Pasif Beserta Contohnya

perbedaan kalimat aktif dan pasif

Pada dasarnya, ada berbagai jenis kalimat. Namun secara umum, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu kalimat aktif dan juga kalimat pasif. Lalu apa perbedaan kalimat aktif dan pasif? Dari pengertian, ciri-ciri hingga contohnya.

Di bawah ini akan dijelaskan dengan detail mengenai apa itu kalimat aktif, apa itu kalimat aktif, bagaimana ciri-ciri kalimat dan contohnya.

Pengertian Kalimat Aktif

Kalimat aktif dapat diartikan sebagai kalimat yang subjeknya dapat melakukan aktivitas atau suatu tindakan dan menggunakan kata kerja tertentu dalam aktivitas atau tindakannya tersebut. Kalimat aktif ini sangat mudah dipahami karena sebagian besar kalimat aktif akan mudah ditemukan dan didapatkan di dalam teks bacaan yang sehari-hari dinikmati.

Keberadaan kalimat aktif ini sangat berguna, karena kalimat aktif biasanya menyampaikan pesan atau informasi yang lebih jelas dan juga lebih tepat kepada para penerimanya. Suatu kalimat disebut aktif karena memiliki subjek kalimat yang bisa melakukan sesuatu terhadap objek karena adanya sebuah perantara.

Sementara itu, fungsi dari kalimat aktif adalah memberikan penjelasan mengenai aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang, baik yang sedang atau yang telah melakukan sesuatu. Sehingga, keberadaan subjek, predikat, dan juga ditambahkan dengan keterangan bisa ditekankan dalam penggunaannya dalam percakapan atau tulisan.

Baca juga Perbedaan Teks Fiksi dan Nonfiksi di Tahun 2023

Ciri-ciri Kalimat Aktif

Setelah memahami pengertian kalimat aktif, tentu untuk membedakan kalimat aktif dan kalimat pasif kita harus mengetahui bagaimana ciri-ciri kalimat aktif terlebih dahulu. Di bawah ini akan dijelaskan bagaimana ciri-ciri kalimat aktif.

EBOOK SPESIAL UNTUK PENULIS FEBRUARI

1. Imbuhan me- atau ber- pada Predikat

Ciri kalimat aktif yang pertama adalah adanya imbuhan me- atau ber- di dalam kalimat aktif. Peran imbuhan me- atau ber- tersebut penting karena dapat digunakan untuk membedakan kalimat aktif dengan kalimat lainnya, termasuk kalimat pasif. Imbuhan me- dan ber- ini terletak pada predikat kalimat yang dapat menjelaskan atau menerangkan jika suatu tindakan dilakukan oleh subjek.

Selain itu, predikat di dalam kalimat aktif merupakan kata kerja yang menunjukkan suatu aktivitas yang dilakukan oleh subjek. Dengan adanya imbuhan tersebut, maka membuat predikat dapat berubah menjadi kata kerja aus. Kata kerja aus yang dimaksud adalah kata yang tidak memerlukan imbuhan, karena jika diberi imbuhan maka akan menjadi ambigu dan malah tidak memiliki makna.

Imbuhan pada predikat juga biasanya justru membuat kalimat yang akan disampaikan menjadi tidak jelas dan juga tidak sesuai dengan tujuan kalimat yang akan disampaikan. Beberapa kata kerja di antaranya adalah: makan, mandi, tidur, pulang, dan lain sebagainya.

Jika kata-kata tersebut diberi imbuhan, maka maknanya akan berbeda jauh. Sehingga jika menemukan kata aus dalam sebuah kalimat atau rangkaian kalimat, bisa dipastikan itu merupakan kalimat aktif.

Penggunaan imbuhan me- dan ber- ini juga bisa menjadi pembeda kalimat, contoh imbuahan me- dan ber- seperti berikut:

a. Adik menangkap bola dengan dua tangan.

b. Kakak pergi bersepeda bersama teman-temannya.

c. Dodi berlari karena dikejar anjing.

d. Kakak sedang memasak bersama ibu di dapur.

e. Tina sudah bersiap untuk pergi sekolah.

2. Subjek Melakukan Tindakan Langsung

Ciri kalimat aktif yang kedua adalah menunjukkan bahwa subjek sedang atau telah melakukan tindakan langsung yang memberikan kemudahan bagi pembaca. Hal ini karena dengan adanya subjek yang melakukan tindakan tadi, maka pembaca dapat memahami maksud dari penulis.

Dengan demikian, maka makna yang terkandung di dalam tulisan penulis dapat lebih sempurna disampaikan kepada pembaca sebagai penerima pesan dan akhirnya dapat mengurangi perbedaan persepsi antara penulis dan pembaca.

Adanya subjek yang melakukan tindakan juga bertujuan memberitahu pembaca mengenai aktivitas yang dilakukan subjek secara langsung, contohnya seperti berikut:

a. Tedi memukul bola kasti dengan tongkat.

b. Ayah mencuci sepeda motor.

c. Ibu guru sedang mengajar bahasa Inggris di kelas 7.

d. Tania sedang mengupas salak untuk adiknya.

e. Lusi dan adiknya membeli pensil di toko buku.

3. Punya Pola SPOK

Terakhir, kalimat aktif memiliki pola SPOK (Subjek-Predikat-Objek-Keterangan) atau minimal SPK (Subjek-Predikat-Keterangan). Pola tersebut biasanya dikenal dalam mempelajari bahasa Indonesia secara mendasar. Dan pola tersebut terdapat pada kalimat aktif. Tata urutan dari pola SPOK tersebut harus diikuti agar bisa memberikan informasi yang jelas dan juga benar.

Biasanya, kalimat aktif bisa tersusun berdasarkan SPOK atau SPK, tergantung bagaimana cara penulis ingin menyampaikan kalimat tersebut. Berikut contoh kalimat aktif menggunakan pola SPOK dan juga SPK:

a. Tiara membeli sayur di pasar.

    S        P           O         K

b. Ahmad belajar pagi tadi.

         S         P           K

Pengertian Kalimat Pasif

Kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya mendapatkan perlakuan, tindakan, atau pemberian kata kerja tertentu dalam aktivitas atau tindakannya. Dengan kata lain, kalimat pasif ini menunjukkan bahwa subjek menjadi bagian yang menjadi tujuan dari adanya suatu tindakan yang sedang atau telah dilakukan.

Di dalam struktur kalimat pasif, subjek menjadi bagian yang dikenakan suatu tindakan atau aktivitas. Sehingga subjek dalam kalimat pasif tidak berposisi sebagai pelaku, melainkan peran pelaku dipegang oleh objek.

Ciri-ciri Kalimat Pasif

Sama halnya dengan kalimat aktif, kalimat pasif juga memiliki ciri-ciri yang membedakan kalimat pasif dan kalimat lainnya. Di bawah ini adalah beberapa ciri-ciri kalimat pasif.

1. Imbuhan ter-, di-, ter-, an, ter- ke- an pada Predikat

Kalimat pasif memiliki imbuhan yang perannya sebagai pihak yang dikenai pekerjaan atau berperan sebagai korban. Sehingga, imbuhan ter-, di-, ter-, an, ter- ke- an dalam predikat yang ditemui pada suatu kalimat disebut sebagai kalimat pasif. Contoh kalimat pasif adalah sebagai berikut:

a. Nasi yang dimakan Alika masih panas.

b. Adikku disekolahkan di sekolah dekat rumah.

c. Mainan milik adikku tersapu oleh kakak.

d. Mobil ayah sudah terbeli oleh teman dekatnya.

e. Rumah Putri tadi malam kebanjiran.

2. Subjek Tidak Menggunakan Tindakan Secara Langsung

Di dalam kalimat pasif, subjeknya berubah menjadi pihak yang dikenakan suatu tindakan. Sehingga posisi subjek pada kalimat pasif merupakan objek dalam kalimat aktif, dan begitu pula sebaliknya. Berikut adalah contoh kalimatnya:

a. Bajuku dicuci ibu.

b. Uangku tersobek karena dompetnya rusak.

c. Sayur lodeh itu sudah dimasak sejak pagi.

d. Rambutan di halaman rumah dipetik ayah,

e. Tasku terjatuh di jalan besar.

3. Memiliki Kata Ganti

Kata ganti pada kalimat aktif baik orang pertama, kedua, atau ketiga disebut sebagai pronomina persona yang mana kalimat tersebut bisa bergabung dengan subjek atau objek dan juga predikat dengan objek. Sehingga jika pronomina bergabung dengan predikat dan objek, dapat dipastikan kalimat tersebut merupakan kalimat aktif.

Selain itu, pada objek ditandai dengan adanya kata “oleh” atau “dengan”. Tapi hal ini tidak begitu berpengaruh karena tidak adanya kata tersebut tidak akan mengubah maknanya.

Setelah memahami perbedaan kalimat aktif dan pasif diharapkan kamu bisa langsung menulis naskahmu, namun jika kamu masih bingung menyusun naskahmu dari berbagai genre, bukunesia memiliki layanan pendampingan penulisan hanya untuk kamu.

MAU PANDUAN MENULIS BUKU FIKSI GRATIS?

Dapatkan secara gratis, ebook panduan menulis buku novel, buku biografi, buku fiksi dan non fiksi beserta dengan tipsnya di sini.

Panduan Menulis
EBOOK GRATIS
Artrikel Terkait