Biografi Nurcholish Madjid bukan sekadar kisah hidup. Dikenal sebagai Cak Nur, ia menjembatani tradisi lokal dan pemikiran global. Sebagai pemikir Islam dan cendekiawan, kontribusinya meresap dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Artikel ini akan menelusuri jejak dan gagasan Cak Nur. Mari kita selami kehidupan dan pemikiran yang menjadikan Cak Nur pewaris intelektualitas yang abadi!
Daftar Isi Artikel
Biodata Nurcholish Madjid
Nurcholish Madjid lahir pada 17 Maret 1939 di Jombang, Jawa Timur. Ia adalah seorang pemikir Islam terkemuka dan cendekiawan yang memainkan peran penting dalam pembaruan pemikiran Islam di Indonesia.
Ia mengadvokasi Islam yang inklusif, toleran, dan relevan dengan zaman modern. Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh prinsip-prinsip al-Qur’an dan hadis, serta dialog dengan tradisi intelektual Barat.
Sebagai pendiri Yayasan Paramadina, Cak Nur berkontribusi signifikan dalam pendidikan dan pemikiran Islam di Indonesia. Ia meninggal pada 29 Agustus 2005. Namun, warisan intelektualnya terus mempengaruhi diskursus Islam hingga hari ini.
Pendidikan Nurcholish Madjid
Nurcholish Madjid menempuh pendidikan di beberapa tempat yang berpengaruh dalam pengembangan pemikirannya.
Ia mengawali pendidikan formalnya di Pesantren Darul ‘Ulum Rejoso. Kemudian melanjutkan pendidikan di Pesantren Darussalam, Gontor, Ponorogo pada tahun 1960.
Setelah itu, pada tahun 1965, ia meraih gelar Sarjana Sastra Arab di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Lalu melanjutkan ke jenjang Doktorandus di bidang yang sama pada tahun 1968.
Pada tahun 1984, Madjid menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Chicago, Amerika Serikat, dengan fokus pada Studi Agama Islam.
Bidang keilmuannya mencakup Filsafat dan Pemikiran Islam, Reformasi Islam, Kebudayaan Islam, Sosiologi Agama, dan Politik Negara-negara Berkembang.
Perjalanan Karir Nurcholish Madjid
Nurcholish Madjid memiliki perjalanan karir yang mengesankan dan beragam dalam berbagai bidang. Ia menjadi anggota MPR-RI pada periode 1987-1992 dan 1992–1997. Tidak hanya itu, turut aktif sebagai anggota Dewan Pers Nasional dari tahun 1990 hingga 1998.
Sebagai Ketua Yayasan Paramadina di Jakarta dari tahun 1985 hingga 2005, ia memimpin lembaga tersebut dalam menyebarkan pemikiran progresif dan moderat.
Selain itu, ia juga menjadi Fellow Eisenhower Fellowship di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1990. Karirnya ini mampu memperluas jaringan internasionalnya dalam pengembangan pemikiran.
Ia turut berkontribusi sebagai anggota Komnas HAM dari tahun 1993 hingga 2005. Hal ini menunjukkan komitmen kuatnya terhadap hak asasi manusia di Indonesia.
Di tingkat internasional, ia menjadi Profesor Tamu di Universitas McGill, Montreal, Kanada pada tahun 1991–1992. Dalam hal ini, ia membawa pemikiran Islam progresifnya ke dunia akademis internasional.
Di dalam negeri, ia juga memegang posisi sebagai Wakil Ketua Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dari tahun 1990 hingga 1995, serta sebagai anggota Dewan Penasehat ICMI pada tahun 1996.
Pengabdiannya terhadap pemikiran dan budaya Indonesia diakui dengan pemberian Cultural Award ICMI pada tahun 1995.
Sebagai puncak dari dedikasinya dalam dunia pendidikan, Nurcholish Madjid menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina Mulya di Jakarta dari tahun 1998 hingga 2005. Kemudian ia mengukuhkan peran Paramadina sebagai pusat pemikiran dan penelitian terkemuka di Indonesia.
Atas kontribusinya yang luar biasa dalam pengembangan pendidikan dan pemikiran di Indonesia, pada tahun 1998 ia juga dianugerahi Bintang Mahaputera.
Karya Buku Nurcholish Madjid
Setelah tahu biografi Nurcholish Madjid hingga perjalanan karirnya, Anda pasti akan paham bahwa ia juga dikenal sebagai penulis yang produktif. Buku-bukunya mencerminkan kedalaman pemikirannya tentang Islam dan peradaban modern. Simak beberapa karyanya yang terkenal di bawah ini!
1. Buku Tradisi Islam: Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia (1997)
Cak Nur, dalam buku Tradisi Islam: Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia (1997) menekankan peran penting ajaran Islam sebagai landasan pembangunan di Indonesia.
Ia memandang Islam bukan sekadar agama ritualistik, tetapi ajaran yang komprehensif dan mampu membawa bangsa menuju peradaban maju.
2. Buku Kaki Langit Peradaban Islam (1997)
Tesis-tesis peradaban yang dikemukakan Cak Nur dalam buku Kaki Langit Peradaban Islam (1997) dapat disebut sebagai upaya untuk membangun fondasi peradaban tersebut.
Pemikirannya dirancang tidak hanya berdasarkan visi dan pertimbangan rasional, tetapi juga dari doktrin Islam dan janji-janji Allah SWT dalam kitab suci.
3. Buku Islam Agama Kemanusiaan, Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia (1995)
Dalam buku ini, ide-ide Cak Nur tampak kosmopolit dan universal. Ia menekankan pentingnya ragam dan karakter pemikiran keagamaan yang lokal dan spesifik.
Ia meneliti, mengembangkan, dan memperkenalkan kekayaan tradisi dan visi Islam Indonesia ke panggung dunia Islam Internasional. Konsep ini kemudian dikenal sebagai pemikiran Islam Indonesia dalam konteks Islam Universal.
4. Buku Masyarakat Religius (1997)
Buku ini memiliki karakteristik unik karena Cak Nur berhasil menerapkan nilai-nilai al-Qur’an dan hadis dalam kehidupan masyarakat.
Ia membahas berbagai aspek. Mulai dari konsep kemasyarakatan, konsep keluarga, dan kesehatan (seperti aborsi, thalasemia, donor organ tubuh, serta etika kedokteran dalam Islam) hingga menjelajahi wilayah eskatologi (seperti mukjizat, karamah, sihir, dan sulap).
5. Buku Cita-Cita Politik Islam (1999)
Cita-Cita Politik Islam memuat wawasan tentang etika dan pemikiran dalam kehidupan bernegara. Buku ini menyajikan pemikiran universal Cak Nur yang memancarkan cita-cita keIndonesiaan yang ditransendensikan dari ajaran Islam.
Menurut pemikiran Cak Nur, cita-cita politik Indonesia selalu berdasarkan prinsip dasar al-Qur’an untuk menghasilkan masyarakat yang adil, terbuka, dan demokratis.
6. Buku Islam Doktrin dan Peradaban (2008)
Islam diharapkan berkembang dengan budaya yang produktif dan konstruktif, serta mampu menjadi sumber kebaikan bagi semua orang tanpa bersikap eksklusif.
Tulisan Nurcholish Madjid dalam buku ini mencerminkan pemikiran yang dirancang sedemikian rupa sehingga memberikan ruang bagi pembaca untuk mengekspresikan diri dan berperan aktif.
7. Buku Islam Agama Peradaban, Membangun Makna dan Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah (1995)
Pemikiran Cak Nur dalam buku ini mengungkapkan sebuah jalan bagi masyarakat yang tetap terikat pada tradisi klasik Islam. Namun, juga mengusung cita-cita humanisme dan modernisme Islam.
Melalui buku Islam Agama Peradaban, Membangun Makna dan Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah, pembaca akan disuguhkan dengan wawasan historis dan interpretasi ajaran Islam dari Cak Nur yang terbebas dari pengaruh ideologi dan politik praktis.
Buku ini juga mengubah pandangan ajaran-ajaran Islam yang bersifat indoktrinal dan fundamental menjadi kekuatan yang memacu perubahan dalam peradaban.
Kemukakan Ide & Pemikiran Anda Bersama Penerbit Bukunesia!
Cak Nur selalu percaya pada kekuatan tulisan dan ide. Melalui bukunya, ia berhasil menyentuh dan menginspirasi banyak orang. Bagi Anda yang memiliki pemikiran atau ide yang ingin disebarkan, mengapa tidak mempertimbangkan untuk menerbitkan buku Anda sendiri?
Menerbitkan buku di Bukunesia berarti Anda akan mendapatkan dukungan dalam proses editorial, produksi, dan distribusi. Ini merupakan kesempatan yang baik untuk mengasah ide, mendiskusikan gagasan, dan akhirnya memperkaya literatur Indonesia dengan perspektif baru.
Mari kita lanjutkan tradisi intelektual yang telah digelorakan oleh Cak Nur. Tiap buku yang Anda tulis dan terbitkan bisa menjadi jendela baru bagi pembaca untuk melihat dunia, menggali ilmu, dan memperbaiki diri. (Farijihan Putri)
Baca biografi tokoh penting di Indonesia lainnya yang memiliki karya buku dan karya fenomenal lainnya.