Mencari tenang yang hilang saat ini sedang di cari. Hal ini wajar, mengingat kehidupan yang serba cepat menuntut hidup serba cepat, dan sarat akan ambisi, persaingan dan validasi. Maka tidak heran jika banyak dari kita justru kehilangan sesuatu yang sangat sederhana namun esensial.
Jika kamu sedang mencari teman bacaan, buku Mencari Tenang yang Hilang karya Irfandi Aprianto dan Huurummaqsyuura adalah jawabannya. Penasaran, seperti apa sih isi dari buku ini?
Ringkasan Singkat Buku Mencari Tenang yang Hilang
Secara garis besar, buku Mencari Tenang yang Hilang adalah kumpulan tulisan reflektif, dan banyak kutipan-kutipan yang akan membuat sadar. Buku ini membahas banyak, salah satunya membahas tentang kondisi emosional dan mental seseorang ketika sedang berada di fase sulit dalam hidup.
Banyak bagian dalam buku ini yang menekankan pentingnya menerima perasaan yang tidak nyaman, seperti sedih, kecewa, bingung, atau lelah. Penulis mengajak pembaca untuk tidak terburu-buru menyelesaikan atau menghilangkan emosi negatif, melainkan memahami bahwa perasaan itu wajar dan tidak selalu harus dihindari.
Tidak hanya berhenti sampai disitu, Buku ini banyak menyoroti kondisi kelelahan yang tidak selalu terlihat secara fisik, tetapi terasa berat di dalam pikiran dan hati. Jadi kelelahan mental bisa muncul karena tekanan pekerjaan, ekspektasi sosial, atau bahkan konflik batin pribadi.
Ditengah kalut dan banyaknya masalah, diperlukan jeda dan waktu untuk merenung. Buku ini juga akan memaparkan perspektif pentingnya memberi waktu kepada diri sendiri (menyendiri) dan memproses perasaan. Dalam kehidupan yang cepat dan padat, banyak orang tidak punya waktu untuk berhenti dan berpikir.
Buku ini menyarankan agar seseorang berani mengambil jeda sejenak dari kesibukan atau dari hubungan sosial yang membuat lelah. Karena, berinteraksi dan banyak teman tidak menjamin hidup damai, bisa sebaliknya.
Nah di bab inilah kamu akan membaca tentang relasi yang tidak sehat, seperti hubungan yang penuh tekanan, komunikasi yang tidak jujur, atau perasaan tidak dihargai. Penulis menyarankan agar seseorang tidak memaksakan diri bertahan dalam hubungan yang membuatnya merasa lelah secara emosional.
Memang buku ini masih banyak mengupas topik lain, yang pada intinya mengangkat kondisi ketika seseorang merasa bingung dengan arah hidup, merasa tertinggal dari orang lain, atau tidak tahu apa yang sedang dicari. Penulis tidak memberikan jawaban atas kebingungan itu, melainkan mencoba menormalkan bahwa ketidakpastian adalah bagian dari hidup yang akan dialami banyak orang.
Menariknya, salah satu sumber kebingungan dalam hidup karena tingginya ekspektasi dan tekanan sosial/media sosial. Seringkali kita membandingkan diri kita dengan orang disekitar kita. Dan aktivitas membandingkan diri inilah awal dari segala permasalahan hidup dimulai.
Terlepas carut marut masalah yang datang silih berganti, buku ini menyampaikan bahwa tidak semua masalah harus dicari solusinya saat itu juga. Ada kalanya, seseorang hanya perlu menunggu dan membiarkan waktu berjalan sambil memahami dirinya perlahan. Hal ini disampaikan dalam tulisan-tulisan pendek yang menggambarkan sikap menerima ketimbang mengejar kesempurnaan.
Baca Juga: Ulasan Buku Semua ini Pasti Akan Berlalu
Kelebihan Buku Mencari Tenang yang Hilang
Kamu pasti penasaran bukan? Apa sih kelebihan dari buku ini? Agar semakin yakin jika buku ini pas sesuai keinginan kamu. Salah satu kekuatan buku ini adalah kemampuannya mengangkat isu-isu yang sangat relevan dengan generasi saat ini terutama kaum muda yang hidup dalam tekanan sosial media, standar keberhasilan palsu, dan budaya yang disalahpahami.
Banyak orang yang hidup “di luar terlihat baik-baik saja”, tetapi di dalam sebenarnya kehilangan arah. Dalam salah satu bagian reflektifnya, penulis mengungkap bahwa sering kali kita merasa hampa bukan karena hidup tak berarti, tapi karena kita tak pernah benar-benar berhenti untuk mendengarkan apa yang hati kita butuhkan.
Alhasil, kita justru sibuk menilai dan membandingkan diri dengan orang lain. Hal seperti inilah yang akan membuat hidup selalu kurang, mengeluh dan menuntut.
Siapa Yang Cocok Membaca Buku Mencari Tenang yang Hilang
Lantas, siapa sih yang cocok membaca buku ini? Jadi, buku ini bukan buku pendidikan yang kental dengan teori. Jadi buku ini masuk dalam kategori self improvement atau buku motivasi. Sehingga cocok dibaca sambil bersantai. Berikut adalah beberapa orang yang cocok membaca buku ini.
1. Orang yang Sedang Merasa Lelah secara Emosional
Buat kamu yang sekarang sedang merasa lelah secara emosional, tetapi tidak tahu pasti penyebabnya, buku ini bisa menjadi teman baca yang tepat. Banyak bagian dalam buku ini menyoroti kelelahan emosional yakni rasa lelah yang tidak berkaitan dengan fisik, tetapi lebih pada pikiran dan hati.
Buku ini menggambarkan bahwa kelelahan semacam itu wajar, dan bukan sesuatu yang harus diselesaikan dengan terburu-buru.
2. Seseorang yang Bingung dengan Arah Hidup
Bagi pembaca yang sedang berada di fase pencarian arah, merasa stagnan, atau tidak tahu harus melangkah ke mana, buku ini bisa memberi ruang untuk berhenti sejenak dan merenung. Buku ini tidak memberikan jawaban, tetapi bisa membantu seseorang mengenali dan menerima ketidakpastian hidup.
3. Orang yang Merasa Tidak Didengar
Apakah kamu termasuk orang yang diremehkan dan tidak pernah didengarkan? Dalam banyak bagian, buku ini menuliskan hal-hal yang sering kali dirasakan tetapi jarang dibicarakan, seperti merasa tidak cukup, tidak dihargai, atau merasa sendiri meskipun berada di tengah banyak orang.
Buku ini bisa menjadi bacaan yang relevan bagi mereka yang selama ini merasa emosinya diabaikan atau tidak dimengerti oleh lingkungan sekitar.
4. Pembaca yang Tidak Menyukai Buku Motivasi Berlebihan
Tidak semua orang nyaman dengan buku yang terlalu penuh motivasi atau semangat. Sebagian orang justru lebih membutuhkan ruang untuk merasa dan merenung daripada disuruh untuk segera “move on” atau “bangkit”.
Buku Mencari Tenang yang Hilang menggunakan pendekatan yang lebih tenang dan tidak memaksakan pembaca untuk berubah secara cepat.
5. Individu yang Ingin Lebih Mengenali Emosi Pribadi
Buku ini mengajak pembaca untuk lebih jujur dengan dirinya sendiri. Banyak tulisan dalam buku ini menyarankan agar seseorang tidak membohongi perasaannya sendiri demi terlihat kuat di depan orang lain. Jika kamu ingin mulai belajar memahami emosi, buku ini bisa menjadi titik awal yang ringan dan tidak memberatkan.
6. Pembaca yang Ingin Buku Ringan, Pendek, dan Tidak Penuh Teori
Struktur buku ini tidak panjang dan tidak teknis. Setiap bagian bisa dibaca secara terpisah, tanpa harus mengikuti urutan tertentu. Karena itulah, buku ini cocok untuk orang yang tidak terbiasa membaca buku tebal atau tidak punya waktu lama untuk membaca dalam satu sesi. Buku ini bisa dibaca secara perlahan, sesuai kebutuhan suasana hati pembaca.
Baca Juga: Ulasan Buku Elegi Kehidupan Mawar Hitam Episode Masa Kecil
Kesimpulan & Rekomendasi Buku Mencari Tenang yang Hilang
Secara keseluruhan, Mencari Tenang yang Hilang adalah buku yang cocok dibaca oleh siapa saja yang sedang ingin memberi waktu bagi dirinya sendiri. Buku ini tidak menawarkan solusi, tetapi memberikan ruang aman bagi pembaca untuk merasa, merenung, dan menerima.
Jika kamu sedang berada dalam masa yang tidak mudah, baik karena tekanan dari luar maupun konflik di dalam diri sendiri, buku ini bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menemani proses kamu memahami apa yang sedang terjadi.
Temukan ketenangan dalam setiap halaman. Dapatkan Buku Mencari Tenang Yang Hilang Sebuah Buku Kolaborasi Pasutri karya Irfandi Aprianto dan Huurummaqsyuura sekarang juga, dan mulai perjalanan menuju hati yang lebih damai dan penuh harapan!
