cara menulis cerita bisa untuk menentukan apakah ceritanya banyak yang dibaca atau tidak. Kelanjutan cerita tergantung dalam isi cerita tersebut. Namun pada dasarnya, tidak ada tolok ukur apakah cerita tersebut dianggap baik atau tidak. Tapi juga penulis novel bisa memastikan apakah cerita yang ia buat akan mendapat reaksi menarik dari pembacanya. Selain itu, lihat juga apakah pembaca bisa mengambil nilai cerita dari cerita tersebut.
Oleh sebab itu, penulis harus membuat cerita yang menarik perhatian pembaca sehingga pembaca dapat mengambil pesan dan nilai di dalam cerita tersebut. Sehingga dalam penulisannya, penulis harus menentukan genre, pesan moral, dan poin menarik pada setiap ceritanya.
Untuk mengetahui bagaimana cara menulis cerita yang menarik dan cepat selesai, simak cara dan tipsnya di bawah ini.
Daftar Isi Artikel
Cara Menulis Cerita yang Menarik dan Cepat Selesai
Saat menulis cerita, tentu dibutuhkan eksplorasi yang panjang. Oleh sebab itu, ada beberapa tahap atau cara yang harus dilakukan agar cerita yang ditulis oleh penulis bisa menarik dan bahkan bisa cepat selesai sehingga tidak tertunda-tunda.
1. Menentukan Jenisnya
Agar dapat menulis cerita yang menarik, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan jenis ceritanya. Ada banyak jenis cerita fiksi yang bisa Anda tulis. Berikut adalah beberapa jenis cerita yang bisa dijadikan ide tulisan:
a. Cerita pendek merupakan cerita berbentuk prosa pendek.
b. Novelet, adalah karya sastra yang panjang tulisannya lebih panjang dari cerpen, tetapi lebih pendek dari novel.
c. Novel atau roman, adalah cerita yang berbentuk prosa yang menyajikan permasalahan secara kompleks dengan menggarap unsur secara luas dan detail.
d. Cerita anak, cerita yang mencakup pengelompokan rentang usia beragam, mulai dari 3-5 tahun 6-9 tahun, dan 10-12 tahun.
e. Novel remaja, merupakan novel yang target pembacanya adalah remaja sehingga yang disajikan adalah masalah yang relevan dengan permasalahan remaja.
f. Dongeng, adalah cerita yang sepenuhnya hasil imajinasi atau khayalan penulis.
g. Fabel, merupakan cerita fiksi tentang binatang yang memiliki perilaku seperti manusia.
h. Hikayat, adalah karya sastra lama Melayu yang berbentuk karangan bebas dengan isi cerita mengenai undang-undang, silsilah, dan lain sebagainya.
i. Legenda, merupakan cerita fiksi tentang kejadian alam, asal-usul wilayah, benda, atau kejadian suatu daerah.
j. Mite, cerita yang memiliki latar belakang sejarah atau hal-hal yang sudah dipercayai banyak orang dan pernah terjadi. Biasanya mengandung hal gaib atau kesaktian.
h. Komedi, merupakan cerita yang menggelitik karena keseluruhan cerita mengandung hal-hal yang menggelitik dan lucu.
Penulis bisa memilih salah satu dari berbagai jenis cerita tersebut yang sesuai dengan minat dan juga keinginan penulis. Barulah setelah itu, penulis bisa menentukan tema dan unsur lain dalam menulis cerita.
2. Menentukan Tema
Setelah memilih jenis cerita, penulis bisa menentukan tema cerita. Pastikan penulis memilih atau menentukan tema yang menarik yang mana di dalamnya mengandung isi menarik untuk dibahas. Tema yang menarik bisa berupa beberapa bagian atau sub bab, sehingga cerita yang dibuat tidak membuat pembaca malas melihat tulisan yang terlalu panjang dan bertele-tele.
Ada berbagai tema yang bisa dipilih dari berbagai sumber. Tema ini tidak harus original, penulis bisa berangkat dari mencari inspirasi dari cerita-cerita atau buku fiksi dan kemudian mengembangkan ceritanya menjadi cerita dengan tema yang sama namun isi yang berbeda dan lebih menarik.
Anda juga bisa berangkat dari hasil imajinasi atau kehidupan nyata yang pernah dialami, sehingga dalam menulis cerita tak perlu menggunakan tema atau topik yang kompleks.
3. Mengenali Target Pembaca
Setelah menentukan tema yang sesuai dengan apa yang penulis kehendaki, langkah selanjutnya adalah mengenali target pembaca. Perlu diketahui bahwa tidak semua cerita bisa dikonsumsi oleh semua umur, terlebih jika tema atau topik yang diangkat terlalu segmented.
Oleh sebab itu, sejak pemilihan topik atau tema, pastikan siapa target pembacanya. Apakah temanya percintaan yang target pembacanya remaja dan dewasa, bagaimana kondisi kehidupannya, apakah sedang mengalami quarter life crisis, atau sedang masa galau. Kemudian, sesuaikan dengan bahasa dan pemilihan kata yang relevan dengan usianya sehingga mudah dipahami.
Hal ini sangat perlu diperhatikan, terlebih dalam penentuan bahasa atau pemilihan katanya. Usia target pembaca akan sangat berhubungan dengan bagaimana penulis menyampaikan bahasa di dalamnya agar relevan dan mudah dipahami oleh pembaca.
Misalnya jika target pembacanya adalah anak-anak. Penulis tentu harus menggunakan bahasa dan gaya bicara yang biasa digunakan anak-anak sehari-hari agar mudah dipahami. Bukan malah menggunakan bahasa formal atau bahasa gaul. Begitu seterusnya. Dengan demikian, ketika penulis memahami siapa target pembacanya, banyak hal yang bisa ditentukan.
Mulai dari gaya bahasa, pembawaan cerita, isi cerita, dan bahkan pesan yang diangkat pada cerita tersebut akan dikemas seperti apa. Dengan demikian, ketika Anda menulis, di tengah jalan tentu Anda tak akan kehilangan arah atau merasa kebingungan.
4. Membuat Kerangka Tulisan
Tahapan selanjutnya adalah membuat kerangka tulisan. Tahap ini jangan disepelekan, ya. Meski terkesan tidak begitu diperhatikan, namun membuat kerangka tulisan ini adalah hal yang wajib dilakukan untuk membuat cerita menarik dan cepat selesai. Pembuatan kerangka tulisan ini tujuannya adalah memudahkan penulis agar tetap pada satu inti pembahasan.
Artinya, adanya kerangka tulisan ini membuat penulis tidak makin melebar ke topik yang lain yang memungkinkan cerita menjadi tidak terarah dan tidak cepat selesai. Selain itu, kerangka tulisan juga diciptakan agar penulis dapat memahami apa saja isi cerita yang akan ditulis.
Di dalam kerangka tulisan ini, penulis bisa menuliskan berbagai inti cerita yang telah ditetapkan. Hal ini akan memudahkan penulis untuk menulis cerita. Di dalam kerangka tulisan, penulis harus memetakan cerota terlebih dahulu berdasarkan unsur-unsurnya. Ini dilakukan agar jika terjadi kemacetan, maka penulis bisa melihat kerangka yang sudah dibuat.
Dengan demikian, maka penulis bisa kembali berlanjut ke jalurnya dan mulai memroses cerita yang akan ditulis. Karena pada intinya, membuat kerangka ini tujuannya adalah memudahkan penulis ketika penulis kehilangan arah saat menulis cerita.
5. Memikirkan Story Tellingnya
Menulis cerita yang menarik bukan hanya dari tema dan judul yang ditentukan, akan tetapi dari bagaimana teknik storytelling yang dipilih. Teknik atau metode storytelling ini tidak hanya bisa digunakan pada media atau audio yang disampaikan secara verbal saja. Teknik ini juga baik dan tepat jika diterapkan ketika sedang menulis cerita.
Dasar dari storytelling akan membuat pembaca merasa nyaman karena mengikuti dan membaca cerita yang mengalir dengan jelas dan tidak bertele-tele. Tips dalam membuat storytelling ini adalah memerhatikan alur saat menyampaikan cerita. Kita tahu banyak jenis alur yang digunakan, tetapi jangan sampai alurnya membuat bingung pembaca.
6. Memperkuat Tokoh
Langkah selanjutnya agar cerita bisa tersaji secara menarik, buat atmosfer tokoh yang kuat pada cerita tersebut. Ini sangat mendukung cerita yang ditulis menarik atau tidak. Misalnya membuat penokohan atau karakter tokoh yang out of the box dan penjelasan serta gambaran tokoh yang menarik dengan menyesuaikan latar belakang tokoh dan lain sebagainya.
7. Berikan Konflik dan Momen Klimaks
Terakhir, yang penting dalam menulis cerita yang menarik adalah membuat cerita dengan konflik pada karakter yang ada. Tetapi jangan sampai porsi konflik ini terlalu banyak karena justru akan membingungkan pembaca dan terkesan tidak alami. Setelah memberikan konflik, buat juga momen klimaks di mana masalah tersebut berada di puncak dan menuju penyelesaian solusi.
Gimana setelah memebaca 7 cara menulis cerita dari bukunesia apakah kamu sudah mulai memahaminya? Jika belum tenang bukunesia memiliki ebook gratis cara menulis novel dan ebook gratis menerbitkan buku dalam 1 bulan