Dalam penulisan cerita pendek atau cerpen, terdapat berbagai unsur intrinsik yang membangun cerpen, salah satunya adalah aspek kebahasaan, sebelum itu cerpen atau cerita pendek merupakan salah satu jenis prosa fiksi.
Cerpen termasuk ke dalam prosa fiksi yang dapat dibaca dalam sekali duduk. Artinya, cerpen ini bisa dibaca secara langsung dan sampai selesai, mulai dari setengah jam hingga dua jam. Disebut cerita pendek ini bukan karena jumlah halamannya.
Melainkan, cerpen memiliki ruang lingkup permasalahan yang tidak terlalu kompleks jika dibandingkan dengan novel. Dalam perkembangannya, cerpen memuat kurang lebih 500 kata yang terbangun oleh unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Daftar Isi Artikel
Aspek Kebahasaan Cerpen
Berikut ini macam macam aspek kebahasaan dan contoh aspek kebahasaan cerpen yang digunakan ke dalam cerpen yaitu, kosakata, gaya bahasa, kalimat deskripsif, bahasa tidak baku dan tidak formal, dan penggunaan kalimat yang menunjukkan keterangan waktu. Untuk informasi lebih lanjutnya simak dibawah ini.
1. Kosakata
Kosakata merupakan perbendaharaan kata yang harus dipahami penulis sebelum menulis cerita pendek atau cerpen. Dalam aspek kebahasaan cerpen, pemilihan kata atau diksi yang berupa kosakata ini menjadi aspek penting. Hal ini karena kosakata menjadi sebuah tolok ukur kualitas cerpen yang dihasilkan atau ditulis.
Adanya pemilihan kosakata atau diksi ini akan menambah keserasian antara bahasa dan juga kosakata yang digunakan, disesuaikan dengan pokok isi cerpen yang ingin disampaikan kepada pembaca. Sehingga tak heran jika kosakata berkaitan erat dengan penciptaan alur pada cerita.
Hal ini karena keserasian jalinan alur tersebut ditentukan bagaimana pemilihan kata dan kosakata yang tepat. Biasanya, beberapa jenis kata yang digunakan di dalam cerpen adalah kata sifat. Kata sifat ini dapat memberi suatu deskripsi mengenai tokoh dan juga perwatakan.
Selain itu, di dalam cerpen juga memuat kata keterangan yang mana jenis kata keterangan tersebut biasanya digunakan untuk memberi deskripsi latar waktu, tempat, dan juga suasana yang ada di dalam cerita.
baca juga Struktur Teks Cerpen – Pengertian, Jenis dan Contohnya
Contoh Kosakata
Berikut ini adalah beberapa contoh kosakata yang terdapat di dalam aspek kebahasaan cerpen.
– motivasi: dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu
– risiko: akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan
– strategi: rencana kegiatan yang cermat untuk mencapai sasaran khusus
– profesi: bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan lain sebagainya) tertentu
– antusias: bergairah; bersemangat
2. Gaya Bahasa
Gaya bahasa atau yang juga biasa disebut majas merupakan suatu peristiwa pemakaian kata yang melewati dari batas-batas maknanya yang lazim atau menyimpang dari arti harfiahnya. Gaya bahasa juga biasanya disebut sebagai bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
Gaya bahasa ini berguna untuk memperindah dan meningkatkan efek bacaan di dalam cerpen. Sehingga, efek bacaan dapat ditunjukkan dengan membandingkan suatu hal dengan hal lainnya. Oleh sebab itu, gaya bahasa ini juga sering disebut sebagai bahasa kiasan yang membuat cerpen mengandung konotasi atau bahasa yang tidak mengungkapkan makna sebenarnya.
Ada beberapa jenis gaya bahasa yang biasa digunakan di dalam cerpen yaitu sebagai berikut:
a. Personifikasi
Gaya bahasa atau majas personifikasi merupakan jenis gaya bahasa yang menyamakan benda-benda mati seolah hidup, beraktivitas, dan juga berbicara seperti halnya manusia. Caranya adalah dengan melekatkan berbagai sifat yang dimiliki manusia pada barang atau benda mati tersebut.
Sehingga pada gaya bahasa personifikasi ini, benda-benda yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat, pemikiran, kemampuan, dan juga perasaan, sebagaimana yang dimiliki oleh manusia.
Contoh:
– Daun melambai-lambai saat diterpa angin, diiringi gemericik suara hujan yang menambah syahdu sore hari ini.
– Bumi pertiwi menangis menyaksikan betapa banyaknya bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini dan memakan banyak korban.
– Panas matahari siang ini seolah membakar kulitku sampai memerah dan sesampainya di rumah aku ingin segera berendam di air yang dinginnya bisa memeluk tubuhku.
b. Metafora
Jenis gaya bahasa selanjutnya adalah gaya bahasa metafora. Metafora merupakan bahasa Yunani yang artinya memindahkan. Oleh sebab itu, arti dari gaya bahasa metafora ini adalah gaya bahasa yang biasanya digunakan untuk membandingkan-bandingkan suatu hal dengan hal lainnya yang memiliki ciri-ciri dan juga sifat yang sama.
Contoh:
– keberanian menjelma kata-kata
– malas baca jadi otak udang
– ibuku dulunya adalah seorang kembang desa
– kebanyakan pegawai baru di sini sedang cari muka di hadapan pimpinan
– tak heran jika pria itu disebut sebagai buaya darat
c. Asosiasi
Gaya bahasa atau majas asosiasi merupakan gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berbeda dan mengumpamakannya dengan sesuatu lainnya. Biasanya, gaya bahasa asosiasi ini menggunakan kata-kata kiasan, perumpamaan, atau sebuah peribahasa.
Contoh:
– gaya berjalannya seperti putri Solo
– cara bicaranya sungguh ketus dan pedas layaknya cabai rawit
– dia licik seperti tukang sihir
– meskipun kakak adik, Dana dan Dani kerap bertengkar dan tidak bisa rukun bak minyak dan juga air
– tubuh indahnya bak gitar Spanyol menyita perhatian banyak orang
d. Hiperbola
Gaya bahasa atau majas hiperbola merupakan gaya bahasa yang menggambarkan tentang sesuatu dengan caranya yang dilebih-lebihkan. Biasanya yang dilebih-lebihkan berbagai macam, bisa jumlahnya, sifatnya, ukurannya, dan lain sebagainya. Tujuan melebih-lebihkan pada gaya bahasa hiperbola ini untuk menambah kesan dan juga pengaruh dari kalimat yang dituliskan.
Contoh:
– harga telur negeri terus meroket sejak minggu lalu
– makanan yang dibuat oleh adikku nikmatnya setengah mati
– senang sekali bertemu dengan sahabat yang jutaan tahun tak kutemui
– kulitmu lembut seperti sutra sehingga membuatku iri
– sedalam samudra pun akan kutempuh untuk menemukan dirimu
3. Kalimat Deskriptif
Selanjutnya adalah kalimat deskriptif. Di dalam aspek kebahasaan cerpen, kalimat deskriptif fungsinya adalah untuk membangun gambaran pada cerpen. Biasanya, kalimat deskripsi ini dapat dituangkan ke dalam kalimat langsung maupun tidak langsung.
Contoh Kalimat Deskriptif
Berikut ini beberapa contoh kalimat deskriptif singkat:
– Gadis dengan baju berwarna merah dan bawahan celana jeans tersebut duduk termenung di dekat pohon yang rindang sembari menunggu seseorang.
– Rumah Binar terletak di gang ke 4 di perumahan yang gapuranya berwarna coklat tua
– Pria yang diduga mencuri tersebut tertangkap kamera menggunakan kaos berwarna hitam
4. Bahasa Tidak Baku dan Tidak Formal
Di dalam cerpen, terdapat aspek kebahasaan yaitu bahasa tidak baku atau tidak formal. Hal ini mengingat pada dasarnya cerpen merupakan karangan fiksi, sehingga penggunaan bahasanya lebih santai dan menekankan tentang imajinasi dan juga kreativitas dari pengarang, sehingga tidak perlu baku atau formal.
Contoh Bahasa Tidak Baku dan Tidak Formal
– Ani nolak ajakan Andi yang ingin jajan bakso di seberang jalan
– Amir mencoba lari sekencang mungkin biar cepat sampai ke sekolah
– Sayangnya Lina udah nggak mau bertemu lagi sama Hana karena pertengkaran itu
5. Penggunaan kalimat yang menunjukkan keterangan waktu
Terakhir adalah penggunaan kalimat yang menunjukkan keterangan waktu pada aspek kebahasaan yang ada di cerpen. Penggunaan kalimat ini menjelaskan dan juga memberikan informasi mengenai kapan suatu hal terjadi. Keterangan waktu ini bisa berwujud kata tunggal, frasa nominal, dan juga frasa preposisional.
Contoh Kalimat yang Menunjukkan Keterangan Waktu
– Malam hari itu, Agus sendirian bersepeda untuk pergi ke saung.
– Ibu sudah bangun sejak Subuh untuk mempersiapkan segala kebutuhanku dan juga Bapak
– Tahun lalu, kakakku berhasil meraih predikat lulusan terbaik di kampusnya.