Cara membangun konflik dalam novel bukan sekadar soal pertengkaran antar tokoh, tapi tentang bagaimana membuat pembaca ikut merasakan emosi, ketegangan, dan makna di balik setiap peristiwa. Kalau kamu ingin kisahmu terasa hidup dan berkesan, artikel ini wajib kamu baca sampai selesai.
Daftar Isi Artikel
Jenis Konflik yang Bisa Menghidupkan Ceritamu
Konflik adalah inti dari cerita yang baik. Ia membuat tokohmu bergerak, memiliki plot yang menarik dan membuat pembaca terus penasaran. Tapi bukan semua konflik sama, ada macam-macam konflik yang bisa kamu pakai untuk membuat cerita jadi lebih hidup.
Berikut lima jenis konflik yang paling sering dipakai dan kenapa tiap jenis bisa membuat cerita kamu jadi lebih emosional.
1. Karakter vs Karakter
Jenis konflik ini muncul saat tokoh utama harus berhadapan dengan tokoh lain yang memiliki tujuan atau kepentingan yang berbeda atau bahkan bertentangan. Bisa berupa rivalitas, perseteruan moral, atau bahkan konflik fisik.
Misalnya, dua sahabat yang memiliki prinsip berbeda tentang apa yang benar, atau antagonis yang secara aktif menghalangi protagonis untuk mencapai sesuatu.
2. Karakter vs Diri Sendiri
Ini adalah konflik internal, yang terjadi di dalam pikiran dan perasaan tokoh. Misalnya, tokoh yang ingin melakukan hal benar tapi takut pada risiko; atau seseorang yang merasa bersalah atas masa lalunya dan harus memilih antara melupakan atau menghadapi rasa bersalah itu.
3. Karakter vs Alam
Kamu bisa mengkolaborasikan karakter tokoh dengan alam. Misalnya, Tokoh menghadapi tantangan dari lingkungan alam seperti mengangkat bencana, kondisi ekstrim, cuaca buruk, hewan buas, atau keadaan alami yang tak bersahabat lainnya. Bisa juga konflik bertahan hidup di alam liar.
4. Karakter vs Masyarakat / Norma / Institusi
Di sini tokoh utama berkonflik dengan aturan sosial, tradisi, lembaga, tekanan masyarakat, atau sistem yang dianggap “benar oleh umum” tapi bertentangan dengan keyakinan pribadi tokoh.
Contoh, seseorang melawan diskriminasi, melanggar norma demi keadilan, atau mencoba mengubah sistem yang korup. Karena konflik ini sering mencerminkan isu di dunia. Pembaca bisa merasakan secara langsung terkait tema sosial/institusional yang bersifat sensitif.
5. Karakter vs Takdir / Keberuntungan / Kekuatan Tak Terlihat
Jenis konflik ini adalah ketika tokohmu berhadapan dengan sesuatu yang berada di luar kendali manusia, seperti nasib, ramalan, kutukan, kekuatan supranatural, atau “keberuntungan buruk”. Bisa juga berupa kekuatan mitos, dewa, kekuatan magis, atau hukum alam yang tampak mistis.
Jadi, Jenis konflik yang kamu pilih bisa sangat mempengaruhi bagaimana cerita disampaikan dan dirasakan. Karakter vs karakter, diri sendiri, alam, masyarakat, hingga takdir, semuanya punya potensi kuat bila digunakan dengan tepat.
Dengan memahami lima jenis konflik ini, kamu punya alat yang lebih banyak untuk membuat cerita jadi lebih hidup, emosional, dan tak terlupakan.
Baca Juga: Jenis-jenis Konflik Pada Karya Fiksi
Cara Membangun Konflik Dalam Novel yang Memikat
Menurut Writers.com, “Segala hal yang membuat kita mencintai cerita fiksi berawal dari keinginan tokoh untuk mendapatkan sesuatu yang sulit dicapai.”
Inilah mengapa, membangun konflik yang kuat adalah fondasi utama dalam menulis novel yang emosional. Berikut delapan cara membangun konflik yang menarik untuk novelmu.
1. Mulailah dari Keinginan Tokoh Utama
Setiap konflik berawal dari keinginan. Tokoh utama harus memiliki sesuatu yang ingin ia capai. Entah itu tentang cinta, kebebasan, pengakuan, atau bahkan balas dendam. Dari sinilah alur cerita mulai bisa mengalir.
Tanpa tujuan yang jelas, konflik akan terasa hambar. Tapi ketika pembaca memahami apa yang diperjuangkan sang tokoh, setiap rintangan akan terasa berarti.
Sebagaimana dijelaskan oleh Reedsy, “Pertanyaan paling penting dalam membangun konflik adalah: apa yang diinginkan tokoh mu, dan apa yang membuatnya sulit mendapatkannya?”
2. Hadirkan Hambatan yang Menantang
Setelah tahu apa yang diinginkan tokoh, munculkanlah sesuatu yang menghalanginya. Hambatan itu bisa berupa orang lain, aturan sosial, trauma batin, atau bahkan diri sendiri.
Misalnya, tokoh yang diangkat ingin dicintai tapi selalu takut kehilangan, atau seorang pahlawan yang ingin menegakkan kebenaran tapi dihalangi sistem yang korup.
Menurut Ian Irvine, konflik yang baik selalu muncul dari pertemuan antara keinginan yang kuat dan rintangan yang besar.
3. Ciptakan Antagonis yang Bernyawa
Antagonis bukan sekadar “penjahat”. Ia harus memiliki alasan yang membuatnya terasa manusiawi, entah itu ambisi, rasa takut, atau dendam masa lalu. Biasanya, konflik lebih terasa ketika pembaca memahami kedua sisi terkait mengapa sang tokoh berjuang, dan mengapa lawannya menolak menyerah.
MasterClass menekankan, “Konflik terbaik terjadi ketika dua pihak sama-sama merasa benar.” Artinya, buatlah antagonis memiliki motivasi yang logis dan dapat dimengerti.
Baca Juga: 8 Tips Meningkatkan Gaya Penulisan Novel yang Berkarakter
4. Gunakan Beragam Bentuk Konflik
Dunia novel tidak hanya diwarnai konflik antar tokoh. Ada banyak jenis konflik lain yang bisa dikreasikan oleh penulis. Misalnya menciptakan pertarungan kepentingan atau cinta segitiga.
Bisa juga mengangkat konflik batin, konflik masyarakat atau konflik hubungan antara manusia dan tuhan. Menggabungkan beberapa jenis konflik akan membuat cerita terasa lebih kaya dan berlapis.
5. Tingkatkan Taruhannya (Raise the Stakes)
Konflik yang baik selalu punya konsekuensi. Jadi, kamu sebagai penulis perlu menanyakan pada diri sendiri terkait Apa yang akan terjadi jika tokoh utama gagal?
Apakah ia akan kehilangan orang yang dicintai? Haruskah ia mengorbankan dirinya sendiri demi tujuan yang lebih besar?
NY Book Editors menyebut cara ini sebagai “menaikkan taruhan”, agar pembaca ikut tegang dan terlibat secara emosional. Semakin besar risiko yang dihadapi tokoh, semakin kuat pula keterikatan pembaca terhadap ceritanya.
6. Biarkan Konflik Tumbuh Secara Alami
Hindari konflik yang terasa “dipaksakan”. Konflik yang baik tumbuh dari dalam karakter, yang tumbuh dari kepribadian, latar belakang, atau nilai-nilai yang mereka yakini.
Misalnya, tokoh yang keras kepala mungkin menimbulkan konflik karena menolak mendengarkan orang lain. Atau seseorang yang terlalu berkorban akhirnya menimbulkan luka pada dirinya sendiri.
Sarra Cannon menjelaskan bahwa konflik yang organik akan terasa alami natural namun tetap emosional, karena muncul dari perjalanan karakter, bukan sekadar kebutuhan alur.
7. Sisipkan Konflik di Setiap Adegan
Konflik tidak harus selalu besar dan dramatis. Bahkan dalam percakapan sehari-hari pun bisa ada gesekan kecil yang memperkaya cerita. Misalnya, dialog yang tampak ringan ternyata bisa memicu konflik. Atau keputusan sederhana justru memicu perdebatan batin.
Menurut Authors.ai, setiap adegan dalam novel sebaiknya memuat bentuk konflik, sekecil apa pun, agar pembaca terus merasa terlibat.
Baca Juga: Struktur Novel: Pengertian dan Contoh
8. Paksa Tokoh Membuat Pilihan Sulit
Konflik paling emosional adalah ketika tokoh harus memilih di antara dua hal yang sama-sama penting. Misalnya, antara menyelamatkan satu orang yang dicintai atau banyak orang yang tak dikenal. Atau antara mempertahankan prinsip dan kehilangan segalanya.
Menurut Write It Scared, konflik yang memaksa tokoh mengambil keputusan sulit akan membuka karakter lain. Sehingga memperlihatkan siapa si tokoh sebenarnya.
Itulah lima jenis konflik yang bisa menghidupkan cerita dan delapan cara membangun konflik dalam novel. Sebagaimana dikatakan oleh Dabble Writer, “Konflik adalah tempat di mana arti cerita lahir.”
Maka, jangan takut membuat karaktermu menderita. Karena justru di sanalah cerita novelmu bisa lebih hidup.
Semoga artikel dari Bukunesia ini bermanfaat bagi kamu yang ingin memahami cara membangun konflik dalam novel dengan lebih mendalam, agar setiap cerita yang kamu tulis terasa hidup dan meninggalkan kesan mendalam bagi pembaca.
Kamu juga bisa membaca berbagai novel best seller di Bukunesia Store untuk belajar langsung dari cerita dan dinamika tokoh yang berhasil menggugah emosi pembaca.
Referensi
Cannon, S. (n.d.). How to write conflict: Writing great scenes. Heart Breathings. Retrieved October 10, 2025, from https://heartbreathings.com/how-to-write-conflict-writing-great-scenes-3/
Centre of Excellence. Internal vs External Conflict in Literature – What’s the Difference? Diakses dari Centre of Excellence. (Centre of Excellence)
Dabble Writer. (n.d.). How do you write a conflict in a story? Retrieved October 10, 2025, from https://www.dabblewriter.com/articles/how-to-write-conflict
ProWritingAid. 7 Types of Conflict in Literature: How to Use Them (with Examples). (prowritingaid.com)
Writers.com. (n.d.). What is conflict in a story? Retrieved October 10, 2025, from https://writers.com/what-is-conflict-in-a-story

