Menikah bukan hanya menyatukan dua insan, tetapi juga dua keluarga, dua budaya, dan dua cara pandang yang bisa sangat berbeda. Pernikahan yang bahagia tidak cukup hanya dengan cinta, tetapi perlu persiapan matang agar rumah tangga berjalan harmonis.
Sayangnya, banyak pasangan yang hanya menyiapkan pesta pernikahan, tetapi abai menyiapkan mental dan finansial. Padahal keduanya menjadi penyebab terbesar retaknya rumah tangga.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, faktor ekonomi dan ketidaksiapan emosional termasuk penyumbang utama tingginya angka perceraian di Indonesia. Maka, persiapan menikah bukan soal umur atau modal cinta semata, tapi juga tentang kesiapan mental dan finansial.
Daftar Isi Artikel
Cara Mempersiapkan Pernikahan Sebelum Menikah
Buat kamu yang sedang atau akan menikah yuk simak 5 cara mempersiapkan pernikahan yang baik.
1. Bangun Kematangan Mental
Menikah adalah komitmen panjang yang penuh dinamika. Ada kalanya rumah tangga diwarnai perbedaan pendapat, tekanan finansial, atau campur tangan keluarga besar. Jika mental belum matang, konflik kecil saja bisa membesar dan menjadi pemicu perceraian.
Padahal kita tahu, tidak semua orang memiliki kematangan mental yang sama. Ciri-ciri orang yang memiliki mental yang matang adalah mampu mengelola emosi dengan baik, biasanya ditandai dengan tidak mudah marah dan mampu menenangkan diri sebelum merespons. Ciri yang kedua, bisa menerima kritik dan saran serta bertanggung jawab atas keputusan yang diambil, termasuk kesalahan sendiri.
Kamu pasti penasaran bukan, bagaimana cara melatih mental yang matang? Kamu bisa meluangkan waktu untuk refleksi diri, menilai bagaimana kamu menghadapi masalah selama ini. Jika perlu, ikuti kelas pra-nikah atau konsultasi dengan psikolog/mentor pernikahan untuk mengenali kesiapan emosionalmu.
2. Perkuat Komunikasi Sejak Pra-Nikah
Kunci rumah tangga harmonis adalah komunikasi yang sehat. Banyak pasangan retak bukan karena perbedaan besar, tetapi karena tidak terbiasa berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
Sebelum menikah, melatih keterampilan komunikasi dengan pasangan, seperti mengungkapkan keinginan dan kebutuhan dengan jelas tanpa menuntut. Bisa juga dengan mendengarkan pasangan tanpa memotong pembicaraan. Termasuk membahas topik sensitif (visi pernikahan, keuangan, anak) dengan kepala dingin, bukan menunda-nunda karena takut bertengkar.
3. Siapkan Mental untuk Realitas Pernikahan
Banyak orang membayangkan pernikahan hanya berisi kebahagiaan seperti di film romantis. Padahal, setelah menikah, akan ada banyak tantangan. Mulai dari rutinitas yang membosankan, perbedaan kebiasaan, hingga tekanan dari keluarga besar.
Mental harus siap menerima bahwa pasangan bukan manusia sempurna. Mungkin ia punya kebiasaan yang mengganggu, seperti berantakan atau pelupa. Jangan berharap pasangan berubah total setelah menikah, tetapi fokuslah bagaimana beradaptasi satu sama lain.
Selain itu, bersiaplah menghadapi fase sulit, seperti kehilangan pekerjaan atau masalah kesehatan. Kekuatan mental akan membuat kita saling mendukung, bukan saling menyalahkan.
4. Rencanakan Keuangan Bersama
Persiapan finansial adalah pilar penting yang sering diabaikan. Banyak pasangan hanya memikirkan biaya pesta, tetapi lupa menyiapkan biaya hidup setelah menikah. Padahal, tantangan finansial pasca-menikah justru lebih besar. Mulai dari kebutuhan rumah, biaya kesehatan, pendidikan anak, hingga tabungan masa depan.
Kamu bisa membuat rencana keuangan bersama dengan mempersiapkan sebelum menikah. Caranya, cukup dengan membuka obrolan terbuka dengan pasangan soal kondisi keuangan masing-masing. Mulai dari masalah penghasilan, utang, atau cicilan yang masih berjalan.
Bisa juga dengan menyusun rencana anggaran bulanan setelah menikah. Hitung pengeluaran wajib, tabungan, dan biaya darurat. Diskusikan bagaimana pembagian kewajiban keuangan dalam rumah tangga, apakah penghasilan digabung, dibagi, atau salah satu yang menanggung kebutuhan pokok. Dan terakhir, siapkan dana darurat minimal 3-6 bulan pengeluaran untuk mengantisipasi risiko tak terduga.
5. Bangun Karier atau Sumber Penghasilan Stabil
Persiapan finansial tak hanya soal menabung biaya nikah, tetapi juga menyiapkan penghasilan yang stabil. Sebaiknya, sebelum menikah, kamu dan pasangan memiliki sumber pendapatan tetap atau usaha yang berjalan. Ini bukan berarti harus kaya, tetapi punya kemampuan finansial untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dasar.
Selain itu, bicarakan bagaimana rencana karier masing-masing setelah menikah. Apakah keduanya akan tetap bekerja? Apakah salah satu akan berhenti untuk fokus pada rumah tangga? Jika pasangan ingin meniti karier di luar kota atau luar negeri, bagaimana kesepakatan bersama? Keterbukaan soal rencana karier akan menghindarkan salah paham di kemudian hari.
Itulah lima cara mempersiapkan pernikahan yang baik. Menikah bukan hanya soal dua orang yang saling jatuh cinta, tetapi dua pribadi yang siap bertumbuh bersama menghadapi tantangan. Persiapan mental akan membuat kita lebih tahan banting terhadap konflik rumah tangga, sedangkan kesiapan finansial membantu mengurangi beban ekonomi yang kerap memicu keretakan hubungan.
Jadi, sebelum menggelar pesta, pastikan kamu dan pasangan sudah siap secara mental dan finansial. Dengan dua modal utama ini, semoga pernikahan akan berjalan harmonis dan langgeng. Yuk bahas secara mendalam di Buku Sebelum Kau Tiba Pulihkan Diri Dari Luka Sebelum Menikah, dapatkan sekarang juga!
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. (2023). Data Perceraian di Indonesia: Faktor Penyebab dan Tren. www.bps.go.id

