Dalam perjalanan hidup yang penuh tekanan dan kebisingan dunia modern, setiap manusia membutuhkan ruang hening untuk kembali menata hati dan arah hidupnya.
Di tengah pencarian makna itu, muncul gagasan tentang pentingnya keseimbangan antara spiritualitas dan motivasi diri. Perspektif seorang motivator inspiratif menekankan bahwa kekuatan sejati tidak hanya lahir dari ambisi dan kerja keras, tetapi juga dari kedekatan dengan Sang Pencipta.
Melalui refleksi malam, doa, dan kesadaran batin, seseorang dapat menemukan semangat baru untuk melangkah dengan tenang dan yakin.
Daftar Isi Artikel
Biodata Singkat Bagas Ihsanul Umam
Bagas Ihsanul Umam adalah seorang penulis, pendakwah muda, sekaligus motivator spiritual yang dikenal melalui karyanya Dua Rakaat Dulu Aja: Panduan Menggapai Cinta Allah di Sepertiga Malam.

Ia hadir sebagai sosok yang mampu menjembatani nilai-nilai keislaman dengan kebutuhan manusia modern akan ketenangan batin, makna hidup, dan kesadaran iman.
Sebagai penulis, Bagas tidak menempatkan diri di atas pembacanya. Ia berbicara dengan bahasa yang sederhana dan bersahabat, seolah sedang duduk di hadapanmu sambil berkata, “Yuk, mulai dari dua rakaat dulu aja.”
Pendekatan inilah yang menjadikannya bukan hanya penulis religi, tetapi juga motivator inspiratif yang mengajak pembaca memulai perubahan diri dari langkah kecil, tanpa beban dan tanpa merasa harus sempurna.
Bagas menghadirkan pesan bahwa menjadi orang yang dekat dengan Allah tidak harus rumit. Ia mengajarkan bahwa setiap individu bisa menemukan versi terbaik dirinya melalui keikhlasan, refleksi diri, dan kedekatan dengan Tuhan.
Amanat buku ini menekankan agar sebelum sibuk mengejar dunia, temuilah dulu ketenangan di dalam hati melalui doa dan tahajud.
Bagas menanamkan delapan nilai kehidupan inspiratif yang meliputi kesadaran diri, keikhlasan, konsistensi, kesederhanaan, cinta sejati, rasa syukur, ketenangan batin, dan harapan.
Nilai-nilai ini bukan sekadar prinsip religius, tetapi juga dasar bagi seseorang untuk tumbuh menjadi pribadi yang dewasa secara emosional dan spiritual.
Ia percaya bahwa motivasi tertinggi tidak lahir dari tepuk tangan orang lain, tetapi dari doa lirih di malam sunyi yang meneguhkan hati dan memperkuat iman.
Baca Juga: Biografi Bagas Ihsanul Umam: Inspirator Muda dalam Dakwah
Nilai-Nilai Kehidupan Ala Bagas Ihsanul Umam
Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern, banyak orang mencari cara untuk menemukan ketenangan batin. Ada yang berlari mengejar karier, cinta, atau validasi dari dunia luar.
Namun, di tengah kesibukan itu, Bagas Ihsanul Umam, melalui bukunya Dua Rakaat Dulu Aja: Panduan Menggapai Cinta Allah di Sepertiga Malam mengajak kita berhenti sejenak, menepi dari riuh dunia, dan berbicara dengan diri sendiri lewat sepertiga malam yang hening.
Bukan dengan cara rumit atau petuah yang menggurui, melainkan melalui pendekatan ringan dan relevan dengan kehidupan anak muda masa kini.
Dari uraian Bagas, kita bisa menarik delapan nilai kehidupan yang dapat menjadi pedoman self healing yang ingin hidup lebih bermakna.
1. Awali dari “Dua Rakaat Dulu Aja”
Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Pesan “dua rakaat dulu aja” adalah simbol kesederhanaan dalam beribadah. Jadi tidak menuntut kesempurnaan, cukup mulai.
Kesederhanaan ini juga berlaku dalam hidup, jangan menunggu semuanya ideal baru bergerak. Mulailah dari apa yang bisa dilakukan sekarang.
2. Konsistensi
Dalam bukunya juga menekankan pentingnya kontinuitas. Shalat tahajud bukan hanya tentang bangun malam, tapi melatih diri untuk konsisten.
Begitu juga hidup, keberhasilan bukan hasil dari sekali usaha, melainkan dari kebiasaan kecil yang diulang terus menerus. Nilai ini relevan bagi siapa pun yang sedang membangun karier, cinta, maupun kedewasaan diri.
3. Keikhlasan
Tahajud dilakukan dalam keheningan, tanpa penonton, tanpa pujian. Itulah latihan keikhlasan. Ini adalah proses pembelajaran bahwa kita perlu melepaskan ego dan keinginan di hadapan Allah.
Dalam kehidupan sehari-hari, keikhlasan menjadi kunci kedamaian, menerima tanpa harus selalu dimengerti, memberi tanpa harus dihargai.
4. Kesadaran Diri
Nilai yang ingin disampaikan di buku ini menyadarkan diri. Bahwa ibadah malam sejatinya adalah ruang dialog antara manusia dan Tuhannya.
Saat dunia tertidur, kita dihadapkan pada keheningan yang membuat kita jujur pada diri sendiri. Dari sinilah tumbuh kesadaran diri, bahwa segala pencapaian dunia hanyalah titipan, bukan tujuan akhir.
5. Ketenangan
Tahajud bukan hanya ibadah, tetapi terapi batin. Lewat sepertiga malam sebagai waktu terbaik untuk menenangkan pikiran dan melepaskan beban hidup.
Nilai ketenangan ini menjadi fondasi penting dalam menghadapi stres, kegagalan, dan luka batin. Dalam konteks motivasi hidup, ketenangan adalah tanda bahwa kita sudah berdamai dengan masa lalu.
6. Rasa Syukur
Ilmu syukur itu sulit dipraktikkan, tetapi mudah dijadikan bahan ulasan. Buku ini membawa pesan halus tentang syukur. Dengan bangun malam dan berdoa, seseorang belajar menghargai nikmat sederhana, seperti nikmat napas, waktu, dan kesempatan berbicara dengan Tuhan.
Nilai syukur ini mengajarkan kita untuk tidak hanya fokus pada apa yang hilang, tetapi juga mensyukuri apa yang masih ada.
7. Menggapai Cinta Allah Sebelum Cinta Dunia
Tema besar buku ini adalah cinta. Namun cinta yang dibahas bukan sekadar romantika duniawi, melainkan cinta transcendental, yaitu cinta kepada Allah.
Bagas mengingatkan bahwa ketika hati terisi cinta yang suci, cinta manusia menjadi lebih sehat dan tidak bergantung. Inilah nilai yang sering dilupakan, mencintai tanpa kehilangan arah.
8. Harapan: Cahaya dari Sepertiga Malam
Di bab-bab terakhir, diulas juga tentang air mata di malam hari tidak akan sia-sia, setiap doa yang lirih akan sampai. Ia meneguhkan bahwa harapan adalah bagian dari iman, bahwa Tuhan tidak pernah tidur.
Nilai harapan ini menjadi kekuatan bagi mereka yang tengah berjuang dalam sunyi, baik dalam karier, keluarga, maupun hubungan pribadi.
Bagaimana? Apakah kamu tertarik ingin menyelami isi lebih dalam dan kaya pengetahuan ini? Kalau akhir-akhir ini kamu merasa jauh dari ketenangan, mungkin bukan karena hidupmu berantakan, tetapi karena hatimu belum sempat beristirahat.
Cobalah “dua rakaat dulu aja.” Siapa tahu, dari situ kamu justru menemukan versi terbaik dari dirimu sendiri. Buku Dua Rakaat Dulu Aja bukan hanya panduan religius, tapi juga motivasi kehidupan modern.
Baca Juga: Menakjubkan, Keajaiban Sholat Tahajud 40 Hari Berturut Turut
Kesimpulan
Menemukan kedamaian batin bukanlah perjalanan yang instan, tetapi proses yang dimulai dari langkah kecil dan kesungguhan hati.
Melalui refleksi spiritual dan nilai-nilai kehidupan yang disampaikan, Bagas Ihsanul Umam mengajarkan bahwa kedekatan dengan Allah adalah fondasi utama bagi kebahagiaan sejati.
Delapan nilai kehidupan yang ia uraikan diatas bukan sekadar ajaran moral, tetapi panduan praktis untuk hidup yang lebih bermakna.
Buku Dua Rakaat Dulu Aja: Panduan Menggapai Cinta Allah di Sepertiga Malam bukan hanya tentang ibadah, tetapi tentang perjalanan pulang ke dalam diri.
Ia menuntun pembaca menemukan kembali makna cinta yang hakiki, cinta yang membuat jiwa tenang dan hati lapang.
Jika kamu sedang mencari cara untuk menenangkan diri di tengah riuhnya dunia, mungkin inilah saatnya berhenti sejenak dan “mulai dari dua rakaat dulu aja.”
Bacalah buku ini, resapi setiap pesannya, dan biarkan setiap halaman menuntunmu kembali kepada Tuhan.
Semoga artikel dari Bukunesia ini bermanfaat bagi kamu yang tengah mencari inspirasi hidup, karena nilai kehidupan ala Bagas Ihsanul Umam mengajarkan pentingnya rasa syukur, empati, dan keikhlasan dalam setiap langkah.
Referensi
Bagas Ihsanul Umam. Dua Rakaat Dulu Aja: Panduan Menggapai Cinta Allah di Sepertiga Malam. Yogyakarta: Bukunesia, 2022.

