Penggunaan diksi yang tepat perlu kamu kuasai. Dalam dunia tulis-menulis, kekuatan utama sebuah karya tidak hanya terletak pada isi, tetapi juga pada pemilihan kata atau diksi. Diksi menjadi elemen penting yang menentukan apakah pesan tulisan tersampaikan dengan jelas, menarik, dan menggugah emosi pembaca.
Banyak penulis pemula seringkali belum menyadari perbedaan antara diksi biasa dan diksi yang tepat. Serta kesulitan bagaimana cara memilih diksi yang tepat. Nah, untuk mengetahuinya, simak artikel ini sampai selesai.
Daftar Isi Artikel
Perbedaan Diksi Biasa dan Diksi yang Tepat
Secara sederhana, diksi adalah pilihan kata yang digunakan penulis untuk menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan dalam kalimat.
Menurut Keraf (2010), diksi mencakup pemilihan kata yang sesuai dengan konteks dan situasi komunikasi agar pesan tersampaikan secara efektif.
Artinya, diksi bukan hanya soal kata yang benar secara tata bahasa, tetapi juga kata yang paling pas untuk menciptakan kesan tertentu pada pembaca.
Perbedaan antara diksi biasa dan diksi yang tepat bisa dilihat dari kejelasan makna, kesesuaian konteks, dan kekuatan emosionalnya.
- Diksi biasa biasanya muncul secara spontan tanpa pertimbangan makna mendalam. Kalimat dengan diksi biasa terdengar datar, umum, dan kadang kurang menyentuh.
- Diksi yang tepat, sebaliknya, dipilih dengan pertimbangan konteks dan tujuan komunikasi. Kalimat dengan diksi yang tepat terasa hidup, berkarakter, dan mudah diingat pembaca.
Untuk memudahkan, berikut adalah beberapa contoh sederhana yang menggambarkan perbedaan diantara keduannya.
| Diksi Biasa | Diksi yang Tepat | Penjelasan |
| Ia marah melihat hasil kerjanya diubah. | Ia berang melihat hasil kerjanya diubah tanpa izin. | Kata berang lebih kuat dan emosional dibanding marah. |
| Anak itu berjalan pelan di taman. | Anak itu melangkah gontai di taman. | Kata melangkah gontai memberikan nuansa lelah atau lesu. |
| Hujan turun sangat deras. | Hujan menderu-deru mengguyur bumi. | Diksi menderu-deru lebih hidup dan puitis dibanding frasa biasa. |
Dari contoh tersebut, terlihat bahwa diksi yang tepat memberikan kekayaan makna dan imajinasi. Penulis yang piawai memilih diksi mampu membuat pembaca merasakan bukan hanya membaca isi tulisan.
Dalam konteks penulisan, pemilihan diksi yang tepat itu penting bagi penulis. Karena tidak hanya berperan menyampaikan pesan secara jelas (tidak ambigu), tetapi juga menunjukan kepekaan bahasa atau seni pemilihan diksi dari penulis dan menimbulkan kesan emosional yang kuat untuk pembaca.
Baca Juga: 7 Perbedaan Diksi dan Gaya Bahasa yang Sering Disalahpahami
9 Tips Penggunaan Diksi yang Tepat
Buat kamu yang ingin menjadi seorang penulis fiksi, pasti bertanya-tanya terkait caranya bukan? Agar kemampuan menulismu lebih ekspresif perlu tahu caranya. Berikut sembilan tips penggunaan diksi yang tepat agar tulisanmu semakin bernilai.
1. Pahami Makna Setiap Kata Secara Mendalam
Langkah pertama dalam memilih diksi yang tepat adalah memahami makna setiap kata. Kata yang tampak mirip bisa memiliki nuansa berbeda.
Misalnya, kata marah dan berang memiliki arti serupa, tetapi berang menunjukkan tingkat emosi yang lebih kuat. Dengan memahami makna kata secara mendalam, penulis dapat memilih kata yang paling sesuai dengan suasana dan pesan yang ingin disampaikan.
2. Gunakan Kata Sesuai Konteks Kalimat
Kata yang digunakan harus selaras dengan konteks tulisan. Sebuah kata bisa memiliki makna yang berubah tergantung pada kalimatnya.
Misalnya, kata panas bisa berarti suhu tinggi, suasana emosi, atau situasi politik. Oleh karena itu, penting untuk menyesuaikan diksi dengan situasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
3. Hindari Pengulangan Kata yang Tidak Perlu
Tulisan yang menarik biasanya memiliki variasi diksi. Pengulangan kata yang sama berulang kali dapat membuat pembaca bosan. Untuk mengatasinya, gunakan sinonim yang tetap sejalan dengan makna utama.
Misalnya, daripada terus menulis cantik, penulis bisa menggunakan kata menawan, anggun, atau elok sesuai konteks kalimat.
4. Perhatikan Tingkat Keformalan Bahasa
Diksi harus menyesuaikan dengan jenis tulisan dan target pembaca. Dalam karya ilmiah, gunakan diksi yang formal dan baku, seperti menganalisis, mengidentifikasi, atau menyimpulkan.
Sedangkan dalam karya sastra atau artikel populer, boleh menggunakan bahasa yang lebih santai dan ekspresif. Memahami tingkat keformalan membantu penulis menjaga kredibilitas dan kenyamanan pembaca.
5. Gunakan Kata yang Spesifik dan Jelas
Kata yang terlalu umum sering membuat tulisan terasa kabur. Misalnya, kalimat “Ia membawa benda” terdengar tidak jelas. Akan lebih baik jika ditulis “Ia membawa tas kulit coklat.”
Diksi yang spesifik membantu pembaca membayangkan situasi dengan lebih konkret.
6. Hindari Kata-Kata yang Bersifat Klise
Kata atau frasa klise seperti seperti air di daun talas atau buah bibir masyarakat sebaiknya dihindari dalam tulisan kreatif modern. Diksi semacam itu terdengar usang dan kehilangan kekuatan ekspresifnya.
Penulis disarankan untuk mencari padanan kata baru yang lebih segar dan orisinal agar tulisannya terasa hidup.
7. Gunakan Diksi yang Menyentuh Emosi Pembaca
Kata memiliki kekuatan emosional. Misalnya, kalimat “Ia menatap langit” terasa biasa saja, tetapi jika ditulis “Ia menatap langit dengan mata yang penuh harap,” pembaca bisa merasakan suasana hati tokoh.
Pemilihan diksi yang menggugah emosi dapat membuat tulisan lebih menyentuh dan berkesan.
8. Perhatikan Irama dan Keindahan Bahasa
Dalam karya sastra, terutama puisi dan novel, irama bahasa menjadi unsur penting. Penulis perlu memilih diksi yang tidak hanya bermakna tepat, tetapi juga indah ketika dibaca.
Misalnya, penggunaan aliterasi (bunyi berulang) atau asonansi (pengulangan vokal) dapat memperkaya gaya bahasa. Diksi yang indah membuat tulisan lebih musikal dan menyenangkan bagi pembaca.
Baca Juga: Macam-Macam Gaya Bahasa yang Wajib Diketahui Penulis
9. Latih Kepekaan Bahasa dengan Membaca dan Menulis Rutin
Kemampuan memilih diksi tidak datang secara instan. Dibutuhkan latihan dan pembiasaan. Membaca karya sastra, artikel ilmiah, maupun tulisan populer dapat memperluas perbendaharaan kata.
Sementara itu, menulis secara rutin membantu penulis memahami bagaimana kata bekerja dalam berbagai konteks. Dengan latihan, kepekaan terhadap pilihan kata akan terbentuk secara alami.
Dari kesembilan tips penggunaan diksi yang tepat di atas, semoga banyak memberikan gambaran. Dan sekarang, waktunya kamu mencoba dan teruslah berlatih.
Jadi, perlu diingat bahwa memilih dan menggunakan diksi yang tepat merupakan kunci untuk menghasilkan tulisan yang efektif, menarik, dan bermakna.
Diksi bukan hanya soal kata yang benar secara gramatikal, tetapi juga tentang bagaimana kata mampu menciptakan suasana dan menggerakkan perasaan pembaca.
Dengan memahami makna kata, menyesuaikan konteks, serta melatih kepekaan bahasa, setiap penulis dapat meningkatkan kualitas tulisannya. Seperti kata Gorys Keraf, diksi yang baik adalah jembatan antara pikiran penulis dan perasaan pembaca.
Semoga artikel dari Bukunesia ini bermanfaat dan membantu kamu memahami pentingnya penggunaan diksi yang tepat agar setiap tulisan memiliki makna yang kuat dan mudah dipahami pembaca.
Referensi
Keraf, Gorys. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tarigan, Henry Guntur. (2009). Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.
Semi, M. Atar. (2008). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
Chaer, Abdul. (2015). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Pradopo, Rachmat Djoko. (2012). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

