Sastra Indonesia terus berkembang dengan hadirnya para penulis berbakat yang mampu menembus batas bahasa dan budaya. Di tengah maraknya karya populer, masih ada sosok-sosok yang mempertahankan rasa dalam sebuah karya.
Salah satu penulis yang berhasil melakukan hal itu adalah Eka Kurniawan. Ia adalah sastrawan Indonesia modern yang dikenal luas di kancah internasional.
Yuk, berkenalan lebih dekat dengan perjalanan hidup, karya, dan pemikiran Eka Kurniawan yang telah membawa nama sastra Indonesia ke dunia.
Daftar Isi Artikel
Biodata Eka Kurniawan
Eka Kurniawan adalah salah satu sastrawan Indonesia paling berpengaruh di dunia. Lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 28 November 1975. Eka dikenal luas lewat karya-karya bernuansa realisme magis yang sarat kritik sosial dan humanisme.
Sejak tahun 2006, Eka menikah dengan Ratih Kumala, penulis novel Gadis Kretek, dan dikaruniai seorang putri bernama Kidung Kinanti Kurniawan.
Dengan perjalanan panjang dan konsistensi dalam berkarya, Eka Kurniawan tidak hanya menjadi ikon sastra Indonesia, tetapi juga representasi intelektual muda Asia di kancah dunia.
Melalui tulisan-tulisannya yang kuat dan menggugah, ia terus membuktikan bahwa sastra Indonesia mampu berbicara di panggung global.
Penasaran perjalanan karir, pencapaian dan karya buku Eka apa saja? Simak artikel ini sampai selesai.
Baca Juga: Biografi Tere Liye: Sempat Tidak Dilirik, Kini Namanya Familiar
Riwayat Pendidikan Eka Kurniawan
Eka Kurniawan merupakan lulusan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu kampus ternama di Indonesia yang dikenal melahirkan banyak pemikir dan sastrawan besar. Di lingkungan akademik yang kaya akan diskusi dan pemikiran kritis inilah minat dan bakat menulisnya mulai tumbuh.
Selama menempuh pendidikan di Fakultas Filsafat, Eka banyak membaca karya-karya sastra dunia dan teori filsafat yang membentuk cara pandangnya terhadap kehidupan serta manusia. Kombinasi antara filsafat dan sastra kemudian menjadi ciri khas yang kuat dalam setiap karya yang ia hasilkan.
Melalui pendidikan di UGM, Eka tidak hanya mempelajari teori filsafat, tetapi juga mengasah kemampuan analisis dan kepekaan sosialnya. Pemikiran mendalam yang ia peroleh di bangku kuliah menjadi landasan kuat dalam menulis karya-karya bernuansa realisme magis seperti Cantik Itu Luka dan Lelaki Harimau.
Tak heran jika nama Eka Kurniawan kemudian dikenal sebagai salah satu sastrawan Indonesia modern yang berpengaruh di kancah dunia.
Riwayat Karir Eka Kurniawan
Sebagai penulis dengan gaya khas dan pemikiran yang kritis, Eka mulai dikenal publik lewat kumpulan cerita pendek berjudul “Corat-Coret di Toilet” (2000).
Dua tahun kemudian, ia merilis novel debut fenomenalnya, “Cantik Itu Luka” (2002), yang sukses besar di Indonesia maupun luar negeri.
Novel tersebut kemudian diterjemahkan ke lebih dari 30 bahasa dan diterbitkan di berbagai negara, seperti Jerman, Polandia, Norwegia, hingga meraih World Reader’s Award 2016 di Hongkong.
Tak berhenti di situ, karya-karya berikutnya seperti Lelaki Harimau (2004), Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2014), hingga O: Tentang Seekor Monyet yang Ingin Menikah dengan Kaisar Dangdut menunjukkan kematangan estetikanya dalam mengolah realitas sosial dan mitologi lokal.
Bahkan, novel Lelaki Harimau menjadi karya Indonesia pertama yang dinominasikan dalam The Man Booker International Prize, sebuah pencapaian besar bagi dunia sastra tanah air.
Baca Juga: Biografi Nadhifa Allya Tsana: Penulis Muda Indonesia Berbakat
Penghargaan dan Pencapaian Eka Kurniawan
Selain sebagai novelis, Eka juga dikenal sebagai penulis skenario. Ia memenangkan Piala Citra FFI 2022 untuk kategori Penulis Skenario Adaptasi Terbaik melalui film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas yang ia garap bersama sutradara Edwin.
Bisa dibilang Eka pribadi yang inspiratif. Berikut beberapa penghargaan bergengsi lain yang pernah diraih Eka Kurniawan antara lain:
- Prince Claus Awards 2018 dari Belanda untuk kontribusi luar biasa di bidang sastra dan kebudayaan;
- Penghargaan Badan Bahasa 2018 untuk antologi cerpen Cinta Tak Ada Mati;
- The S.E.A. Write Award 2019 dari Kerajaan Thailand untuk novel O: Tentang Seekor Monyet yang Ingin Menikah dengan Kaisar Dangdut;
- FT/Oppenheimer Funds Emerging Voices Awards (2014) di New York untuk novel Lelaki Harimau;
- Dan pengakuan dari Foreign Policy (2006) sebagai salah satu dari 100 pemikir paling berpengaruh di dunia.
Dengan sederet karya yang kuat dan diakui dunia, Eka Kurniawan dianggap sebagai penerus semangat sastra Indonesia modern setelah era Pramoedya Ananta Toer.
Gaya bahasanya yang puitis, imajinatif, dan tajam menjadikannya figur penting dalam peta sastra global.
Baca Juga: Biografi Pramoedya Ananta Toer: Sastrawan Legendaris Indonesia
Quotes Eka Kurniawan
Setelah mengintip riwayat pendidikan, karir dan penghargaan/pencapaian di atas, pastinya kamu sudah kenal banyak tentang sosok Eka bukan?
Buat kamu yang belum pernah membaca karyanya satu pun, berikut quote Eka Kurniawan yang bisa membuat kamu penasaran ingin membacanya.
- “If I might share my opinion, this world is hell, and our task is to create our own heaven.” (Cantik Itu Luka)
- “You don’t need to belong to one another in order to love one another.” (Cantik Itu Luka)
- “Kecemasan datang dari ketidaktahuan.”(Cantik Itu Luka)
- “If a man couldn’t control his beast, it could turn so violent that nothing could restrain it once enraged.”
- “Ia sebenarnya waras bukan main, yang gila adalah dunia yang dihadapinya.” (Cantik Itu Luka)
- “You don’t need to belong to one another in order to love one another.” (Cantik Itu Luka)
- “For that smile, I’ll forgive you for sleeping with any bastard.” (Lelaki Harimau)
Karya Buku Eka Kurniawan
Eka Kurniawan dikenal melalui karya-karyanya, ia tidak hanya menyingkap sisi gelap tetapi dari sisi yang lain. Berikut adalah daftar karya buku Eka Kurniawan yang bisa kamu jadikan daftar bacaan.
- Corat-Coret di Toilet (2000)
- Cantik Itu Luka (2002)
- Lelaki Harimau (2004)
- Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2014)
- Kitchen Curse: Stories
- O: Tentang Seekor Monyet yang Ingin Menikah dengan Kaisar Dangdut
- Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
- Kumpulan Budak Setan
- Cinta Tak Ada Mati
- Gelak Sedih dan Cerita-Cerita Lainnya
- Usaha Menulis Silsilah Bacaan: Blog 2008—2011, 2015—2019
Itulah beberapa ulasan singkat tentang biografi Eka Kurniawan. Semoga kisah ini memberikan inspirasi, semangat dan perspektif baru. Siapa tahu kamu salah satu yang ingin menjadi penerus sastra.
Semoga artikel dari Bukunesia ini bermanfaat dan bisa menginspirasi pembaca untuk terus berkarya seperti dalam biografi Eka Kurniawan yang membuktikan bahwa tulisan mampu menembus batas ruang dan waktu.
Referensi
Telkomsel. (2024, 29 April). Mengenal Eka Kurniawan: Biodata dan Buku-Bukunya. Diakses dari https://www.telkomsel.com/jelajah/jelajah-lifestyle/mengenal-eka-kurniawan-biodata-dan-buku-bukunya
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa – Kemendikdasmen. (2023, 10 Februari). Eka Kurniawan. Diakses dari https://badanbahasa.kemendikdasmen.go.id/tokoh-detail/3842/eka-kurniawan
Kurniawan, E. (2004). Cantik Itu Luka (cet. Ulang). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kurniawan, E. (2004). Lelaki Harimau. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.





