Nama Tan Malaka tak asing lagi dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Biografi Tan Malaka menjadi pengingat akan semangat juang dan dedikasi yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan kemerdekaan dan keadilan sosial.
Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang biografi Tan Malaka. Mulai dari masa kecilnya, perjalanan perjuangannya, hingga karya-karyanya yang monumental.
Daftar Isi Artikel
Siapa Tan Malaka?
Tan Malaka, atau nama aslinya Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka, adalah seorang pejuang kemerdekaan, filsuf, penulis, dan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
Lahir di Suliki, Sumatera Barat pada tanggal 2 Juni 1897, Tan Malaka dikenal sebagai sosok yang gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui berbagai pergerakan dan pemikirannya yang radikal.
Biodata Tan Malaka
- Nama Lengkap: Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka
- Nama Lahir: Ibrahim
- Gelar: Datuk Tan Malaka
- Tempat Lahir: Suliki, Sumatera Barat
- Tanggal Lahir: 2 Juni 1897
- Tanggal Wafat: 21 Februari 1949
- Profesi: Pejuang kemerdekaan, filsuf, penulis
- Penghargaan: Pahlawan Nasional Indonesia
Perjuangan Tan Malaka
Tan Malaka aktif dalam berbagai pergerakan kemerdekaan, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Ia pernah menjadi anggota Sarekat Islam, Partai Komunis Hindia Belanda (PKH), dan mendirikan Partai Murba.
Tan Malaka juga dikenal sebagai perumus konsep Republik Indonesia dalam bukunya “Naar de Republiek Indonesia” (Menuju Republik Indonesia).
Perjuangan Tan Malaka tidak terbatas pada pergerakan politik. Ia juga aktif menulis berbagai buku dan artikel yang berisi kritik terhadap kolonialisme dan pemikiran revolusionernya.
Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Madilog. Buku ini merupakan sebuah buku filsafat yang membahas tentang sejarah, politik, dan ekonomi dari sudut pandang Marxisme.
Buku Karya Tan Malaka
Mengulik biografi Tan Malaka juga harus Anda barengi dengan mempelajari karya-karyanya yang melegenda. Berikut 3 karya Tan Malaka yang terkenal, simak yuk!
1. Aksi Massa
Dalam bukunya Aksi Massa, Tan Malaka mengkritik aksi putch atau perebutan kekuasaan secara radikal oleh sekelompok kecil orang.
Menurutnya, putch tidak efektif karena tidak melibatkan rakyat secara langsung. Para tukang putch ini seringkali membuat rancangan berdasarkan kemauan sendiri tanpa mempertimbangkan kondisi dan kemampuan rakyat.
Tan Malaka berpendapat, revolusi muncul dengan sendirinya dan merupakan hasil dari berbagai macam keadaan.
Jika putch dilakukan pada waktu yang tidak tepat, massa tidak akan memberikan dukungan. Bukan karena bodoh, melainkan karena massa fokus pada kebutuhan dan kepentingan ekonomi mereka.
Oleh karena itu, Tan Malaka menawarkan aksi massa sebagai solusi yang lebih efektif untuk mencapai tujuan perjuangan.
2. Autobiografi Tan Malaka: Dari Penjara ke Penjara
Buku Dari Penjara ke Penjara karya Tan Malaka menceritakan kisah perjuangannya dalam dua jilid terpisah.
Jilid pertama menuturkan pengalamannya di penjara Hindia-Belanda dan Filipina, sedangkan jilid kedua menceritakan perjalanannya dari Shanghai, Hong Kong, hingga kembali ke Indonesia. Buku ini dirangkum menjadi satu untuk memudahkan pembaca.
Meskipun di penjara, Tan Malaka tidak pernah menyerah dan terus membakar semangat juang rakyat Indonesia. Ia meyakini, untuk mencapai kemerdekaan yang hakiki, seseorang harus siap menerima pahit getirnya kehidupan di balik jeruji besi.
Tujuh tahun sebelum Indonesia merdeka, tepatnya tahun 1948, Tan Malaka menulis buku ini sendiri. Majalah Tempo kemudian menerbitkannya.
Tempo menyatakan, buku ini adalah salah satu karya yang sangat berpengaruh dan memberikan sumbangsih besar bagi pemikiran kebangsaan Indonesia.
3. Menuju Merdeka 100%
Buku Menuju Merdeka 100% adalah kumpulan karya penting Tan Malaka yang mencerminkan pandangannya tentang politik dan ekonomi yang bebas dan merdeka.
Lebih dari sekadar kumpulan tulisan, buku ini membangkitkan kesadaran kita tentang makna kemerdekaan sejati, yaitu “Merdeka 100%”.
Di dalam buku ini, Tan Malaka mengutarakan gagasannya tentang kemerdekaan yang tidak hanya lepas dari penjajahan. Menurutnya, kemerdekaan juga terbebas dari segala bentuk eksploitasi dan penindasan.
Ia menitikberatkan pada pentingnya kemandirian ekonomi dan kedaulatan rakyat dalam mencapai kemerdekaan yang sempurna.
Mengapa Buku Madilog Karya Tan Malaka Terkenal?
Buku Madilog karya Tan Malaka terkenal karena beberapa alasan. Pertama, pemikirannya yang revolusioner tentang materialisme, dialektika, dan logika.
Pemikiran tersebut ia aplikasikan pada sejarah, politik, dan ekonomi Indonesia. Hal ini memberikan perspektif baru dan menantang pemikiran mainstream pada masanya.
Selain itu, gaya bahasa yang lugas dan mudah dipahami membuatnya dapat diakses oleh berbagai kalangan.
Kepopuleran Madilog juga dikaitkan dengan relevansinya dengan konteks perjuangan kemerdekaan Indonesia, kontribusinya pada khazanah pemikiran Indonesia, dan sosok Tan Malaka yang legendaris.
Buku ini terus dipelajari dan didiskusikan hingga saat ini dan menjadi salah satu karya penting dalam sejarah intelektual Indonesia.
Kata Bijak Tan Malaka
Meskipun Tan Malaka harus mengakhiri hidupnya secara tragis, pemikiran dan karyanya terus menginspirasi generasi penerus bangsa. Simak beberapa kata bijak Tan Malaka di bawah ini sebagai pengingat pentingnya perjuangan dalam mengisi kemerdekaan Indonesia!
- Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.
- Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan.
- Sedangkan sebetulnya cara mendapatkan hasil itulah yang lebih penting daripada hasil sendiri.
- Bahwa kebiasaan menghafal itu tidak menambah kecerdasan, malah menjadikan saya bodoh, mekanis, seperti mesin.
- Ingatlah! Bahwa dari dalam kubur, suara saya akan lebih keras daripada dari atas bumi
- Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.
- Bergelap-gelaplah dalam terang, berterang-teranglah dalam gelap!
- Belajarlah dari Barat, tapi jangan jadi peniru Barat, melainkan jadilah murid dari Timur yang cerdas.
- Modal bisa memenjarakan manusia, membuat manusia bekerja tanpa henti dari jam 5 subuh sampai jam 8 malam untuk kekayaan orang lain.
- Selama toko buku ada, selama itu pustaka bisa dibentuk kembali. Kalau perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi.
Lestarikan Semangat Juang dan Pemikiran Tan Malaka!
Biografi Tan Malaka tidak hanya menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan. Akan tetapi, mengajak kita untuk terus berjuang demi mencapai cita-cita bangsa.
Anda ingin turut melestarikan pemikiran dan karya inspiratif seperti Tan Malaka? Bukunesia siap menjadi wadah untuk menerbitkan buku Anda. Dengan berbagai layanan eksklusif dan pendampingan, Anda dapat menerbitkan buku tanpa repot di Bukunesia.
Penulis: Farijihan Putri