Di antara puing-puing kota yang hancur dan langit yang terus bergemuruh oleh ledakan, ada kisah-kisah kecil yang tetap hidup. Mereka adalah korban yang bernapas dalam diam, berdetak meski terbungkam. Kisah tentang seorang anak yang kehilangan ibunya di balik reruntuhan, pemuda yang tersenyum meski tubuhnya tak lagi utuh, atau ibu yang tak mampu menatap mata anaknya karena perang telah merenggutnya.
Helvy Tiana Rosa lewat karya buku barunya berjudul jantung yang Berdetak dalam Batu. Simak lebih lanjut tentang ulasan buku Jantung yang Berdetak dalam Batu.
Ringkasan Singkat Buku Jantung yang Berdetak dalam Batu
Di sebuah sudut dunia yang porak-poranda oleh dentuman bom dan jerit kesakitan, ada kisah-kisah yang tetap bertahan. Perang membuat Palestina tidak lenyap, tidak padam, dan terus berdetak dalam diam. Kisah-kisah itulah yang dihimpun oleh Helvy Tiana Rosa dalam buku yang berjudul Jantung yang Berdetak dalam Batu.
Buku ini bukan sekadar kumpulan cerita. Tetapi mengangkat sisi kemanusiaan. Helvy menyuarakan kisah-kisah dari Palestina lewat potongan kehidupan sederhana, lirih dan membuat hati pembaca ikut merasakan.
Ketika membaca buku ini, pembaca akan menemukan wajah seorang anak kecil yang kehilangan ibunya di balik reruntuhan, atau seorang pemuda yang tetap tersenyum meski tubuhnya telah kehilangan satu kaki. Ada seorang ibu yang tak bisa lagi menatap mata anaknya karena matanya tertinggal di medan tempur. Namun dari semua itu, yang paling terasa adalah bahwa mereka semua masih punya jantung, dan jantung itu masih berdetak, meski dunia seolah membiarkan mereka membatu.
Metafora “jantung dalam batu” yang diangkat memang terasa sangat kuat. Metafora ini menggambarkan ironi, bagaimana sesuatu yang hidup bisa berdetak dalam sesuatu yang dingin, keras, dan tak bernyawa? Tapi justru di situlah letak kekuatannya. Buku ini adalah bukti bahwa kemanusiaan tidak bisa dibekukan oleh kekejaman. Bahwa cinta, harapan, dan keteguhan bisa terus berdenyut di balik reruntuhan dinding dan sunyi yang menganga.
Jantung yang Berdetak dalam Batu adalah seruan halus namun kuat untuk tidak lagi menutup mata. Ia adalah pengingat bahwa kemanusiaan tak boleh menjadi korban berikutnya dari perang yang terus dibiarkan.
Baca Juga: Ulasan Buku Sebelum Kau Tiba Karya Rahma Nur Fadlilah
Kelebihan Buku Jantung yang Berdetak dalam Batu
Buat yang suka membaca karya sastra, pasti tidak asing dengan buku karya-karya Helvy Tiana Rosa. Dimana, setiap buku yang diterbitkan memiliki selling pointnya sendiri-sendiri. Lantas, apa kelebihan dari buku Jantung yang Berdetak dalam Batu ini? Berikut jawabannya.
1. Penuh Empati dan Mengangkat Sisi Kemanusiaan
Salah satu keunggulan utama buku ini adalah kemampuan penulis membingkai konflik Palestina dengan pendekatan kemanusiaan yang sangat kuat. Helvy tidak mengedepankan propaganda, politik atau retorika, melainkan menghadirkan potret kehidupan sehari-hari rakyat Palestina yang menyentuh. Ditulis dari hati, sehingga energi yang diterima pembaca pun langsung menyentil isi hati. Segala sesuatu yang ditulis menggunakan hati akan menjadikan lebih hidup, mengalir dan menyentuh pembaca.
2. Bahasa Sarat Makna
Helvy Tiana Rosa dikenal sebagai penulis dengan gaya bahasa yang puitis, halus, dan dalam. Buku ini tampil secara utuh, menyampaikan tragedi dan kesedihan dalam kalimat yang mudah diterima oleh pembaca, tanpa menghilangkan “rasa” emosional.
3. Mengangkat Perspektif yang Jarang Diangkat
Di tengah gempuran berita politik dan statistik konflik yang terasa menjemukan dan begitu-begitu saja. Maka buku ini hadir membawa perspektif yang berbeda. Karena Helvy menawarkan kisah manusia biasa di tengah luar biasanya penderitaan. Anak-anak, ibu-ibu, remaja, dan lansia Palestina menjadi tokoh utama yang menyuarakan realita. Perspektif ini penting karena membuat pembaca lebih mudah berempati, sekaligus mendorong kesadaran bahwa di balik setiap konflik ada manusia yang terluka, dimana mereka sebagai korban yang tidak bersalah apa-apa.
4. Menyuarakan Suara yang Terpinggirkan
Buku ini menjadi media advokasi untuk Palestina. Di saat isu Palestina kadang hanya hadir saat konflik memuncak, Jantung yang Berdetak dalam Batu hadir sebagai pengingat bahwa penderitaan mereka tidak pernah benar-benar usai. Jadi, Helvy hanya membantu suara-suara korban yang dibungkam agar kembali terdengar.
5. Membangkitkan Kesadaran dan Kepedulian Sosial
Saat membaca buku ini, pembaca secara tidak langsung akan diarahkan untuk bertanya pada diri sendiri. Apa yang sudah aku lakukan untuk sesamaku? Tanpa menggurui, buku ini mendorong pembaca untuk berpikir lebih dalam tentang peran kita sebagai manusia. Ia membangkitkan rasa solidaritas dan tanggung jawab sosial, sesuatu yang sangat berharga di tengah era individualisme yang semakin menguat yang sekarang sedang terjadi.
Baca Juga: Ulasan Buku Derana Karya Helvy Tiana Rosa
Siapa Yang Cocok Membaca Buku Jantung yang Berdetak dalam Batu
Lalu siapa sih sebenarnya yang cocok membaca buku ini? sebenarnya buku ini bisa dibaca oleh semua kalangan. Mungkin kamu termasuk salah satunya.
1. Pelajar dan Mahasiswa
Bagi pelajar dan mahasiswa, buku ini bisa menjadi sarana pembelajaran yang menyentuh. Tidak hanya memberikan wawasan tentang konflik Palestina, tetapi juga melatih kepekaan sosial, empati, dan kemampuan berpikir kritis. Dalam dunia pendidikan sastra, buku ini bisa dijadikan bahan diskusi tentang kemanusiaan, perdamaian, hingga peran sastra dalam menyuarakan keadilan.
2. Pecinta Sastra dan Cerita Pendek
Buat kamu yang ngaku suka membaca karya sastra, buku ini cocok. Helvy menyuguhkan ke dalam cerita pendek yang penuh makna, puitis, dan sarat emosi. Gaya bahasanya lembut namun mengena, menghadirkan pengalaman membaca yang tak hanya dinikmati secara intelektual, tetapi juga emosional.
3. Aktivis Sosial dan Kemanusiaan
Buku ini juga relevan untuk aktivis dan relawan kemanusiaan yang ingin memperdalam pemahaman tentang realitas konflik dari sisi manusiawi. Kisah-kisah dalam buku ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap konflik selalu ada manusia yang kehilangan, berjuang, dan tetap berharap.
4. Guru, Pengajar, dan Pendamping Komunitas
Para guru dan pendidik bisa memanfaatkan buku ini sebagai bahan pengajaran nilai-nilai kemanusiaan, literasi emosional, dan kesadaran sosial. Melalui cerita-cerita dalam buku ini, siswa dapat diajak berdiskusi tentang nilai empati, kemanusiaan, dan pentingnya berdiri untuk keadilan tanpa harus menghakimi.
5. Mereka yang Ingin Memahami Palestina dari Perspektif Manusia
Buku ini cocok untuk siapa saja yang ingin mengenal isu Palestina bukan dari sisi politik atau media mainstream, tapi dari kisah nyata manusia biasa yang hidup di bawah bayang-bayang penjajahan, namun tetap mempertahankan martabat dan harapan.
Baca Juga: Ulasan Buku Semua ini Pasti Akan Berlalu
Kesimpulan Buku Jantung yang Berdetak dalam Batu
Buku Jantung yang Berdetak dalam Batu tidak hanya menggugah kesadaran, tetapi secara tidak langsung mengajarkan kepada kita tahu bagaimana caranya bersyukur. Dari buku ini, penulis juga ingin menunjukan bahwa sastra bisa menjadi senjata yang lembut namun tajam untuk memperjuangkan kemanusiaan. Tak berhenti sampai disitu, buku ini termasuk buku yang melampaui batas genre dan minat. Ia cocok dibaca oleh siapa saja yang masih percaya bahwa kata-kata mampu mengubah cara kita memandang dunia.
Tempat Membeli Buku Jantung yang Berdetak dalam Batu
Di tengah derasnya informasi dan hiruk pikuk media sosial, kadang kita lupa, ada kisah-kisah yang seharusnya kita dengar dengan hati, bukan hanya dengan telinga. Kisah tentang mereka yang hidup dalam penjajahan, tapi tetap menyimpan harapan. Kisah tentang Palestina.
Melalui buku Jantung yang Berdetak dalam Batu, Helvy Tiana Rosa merupakan sastrawan dan aktivis kemanusiaan Indonesia mengajak kita melihat Palestina dari jendela yang berbeda. Bukan dari angka, bukan dari statistik, tapi dari mata seorang anak yang kehilangan keluarganya, dari hati seorang ibu yang tak pernah kehilangan harapan.
Buat kamu yang tertarik ingin mendapatkan buku ini secara resmi melalui Penerbit Bukunesia. Temukan bukunya di Buku Jantung yang Berdetak dalam Batu. Karena setiap halaman buku ini adalah langkah kecil kita untuk tidak lagi diam di hadapan ketidakadilan.





