Unsur Intrinsik Novel yang Perlu Diketahui Sebelum Menulis Novel

membuat kerangka novel

Dalam novel mempunyai banyak unsur instrinsik. Mulai dari tema hingga latar, unsur intrinsik novel merupakan bagian penting.

Setiap karya sastra memiliki unsur pembentuk dan unsur pembangunnya masing-masing. Unsur pembangun dan pembentuk ini akan membangun dan memengaruhi jalannya sebuah cerita.

Ada dua jenis unsur pembentuk dan pembangun pada sebuah karya sastra, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua jenis unsur karya sastra ini memiliki fungsi yang berbeda pada setiap karya sastra. Namun keduanya harus ada dalam karya sastra, untuk membentuk cerita pada karya sastra tersebut.

Novel merupakan karya sastra yang juga memiliki unsur pembentuk dan pembangun cerita. Kali ini, kita akan menyimak tentang unsur intrinsik novel. Apa saja unsur-unsur intrinsik novel? Simak artikel berikut ini.

Download : Ebook Cara Membuat Novel Tembus Gramed GRATIS

Pengertian Unsur Intrinsik Novel

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), intrinsik dapat diartikan sebagai terkandung di dalamnya (tentang kadar logam mulia dalam mata uang, harkat seseorang, atau suatu peristiwa.)

Sedangkan dalam dunia sastra, unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam, sehingga mewujudkan karya sastra tersebut. Pengertian lain dari unsur intrinsik adalah unsur yang dapat membangun karya sastra itu secara langsung. 

Mau nulis buku biografi

Berbagai unsur intrinsik inilah yang kemudian akan membuat sebuah teks menjadi suatu karya sastra yang memiliki arti. Tanpa adanya unsur intrinsik, maka sebuah novel tidak akan berbentuk sempurna dan tidak dapat menceritakan inti cerita dengan baik. Inilah sebabnya, unsur intrinsik menjadi hal yang penting dalam sebuah karya sastra, termasuk novel.

Terdapat tujuh poin dalam unsur intrinsik novel, yaitu tema, plot atau alur, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.

Unsur – Unsur Intrinsik Novel

Seperti sudah dituliskan sebelumnya, ada tujuh poin dalam unsur-unsur intrinsik novel, yaitu:

1. Tema

Menurut KBBI, tema adalah pokok pikiran, dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah sajak, dan sebagainya). Pada novel, tema cerita bisa diartikan sebagai pokok permasalahan yang terdapat dalam karya sastra tersebut.

Tema akan ditentukan oleh penulis sebelum menulis novel. Dengan adanya tema cerita, maka novel sudah memiliki dasar untuk menjadi cerita yang berkesinambungan.

Tema pada novel biasanya tidak mudah ditemukan, karena sifatnya yang abstrak. Biasanya, penulis akan menyisipkan tema novel pada kalimat atau paragraf tertentu. Namun yang paling sering ditemukan adalah pembaca harus menyimpulkan sendiri tema novel tersebut.

Ada berbagai tema yang bisa digunakan oleh penulis dalam menulis novel. Kebanyakan novel akan mengangkat tema mengenai kehidupan secara universal, atau yang banyak dialami oleh orang-orang pada umumnya.

baca juga Sebelum Menulis Naskah, Perlu Tau Perbedaan Novel Dan Cerpen

2. Plot atau Alur

Poin kedua dalam unsur intrinsik novel adalah plot atau alur cerita. Plot adalah unsur yang menggambarkan jalan cerita novel tersebut. plot atau alur cerita ini digambarkan atau ditunjukkan dengan berbagai peristiwa yang dialami oleh para tokoh di dalam novel.

Berbagai peristiwa yang dialami oleh para tokoh dalam novel ini nantinya dapat saling dihubungkan, sehingga membentuk suatu kesimpulan atau sebab akibat. Maka dari itu, plot dapat disebut juga sebagai struktur peristiwa yang dituliskan secara berurutan.

Pada sebuah novel, tahapan plot atau alur cerita adalah sebagai berikut:

  1. Pengenalan atau eksposisi
  2. Kemunculan konflik
  3. Tahap memuncaknya konflik atau klimaks
  4. Tahap menurunnya konflik atau antiklimaks
  5. Penyelesaian masalah

3. Tokoh

Meski sebuah cerita sudah memiliki tema dan plot bagaimana cerita dapat berjalan, sebuah cerita tidak bisa diceritakan jika tidak ada tokoh di dalamnya. Maka, tokoh menjadi unsur intrinsik yang penting dalam sebuah novel.

Tokoh dalam novel menjadi bagian penting untuk menggambarkan peristiwa dalam cerita tersebut. Tokoh dalam novel tidak hanya manusia saja, tapi juga dapat berupa hewan, tumbuhan, atau benda-benda lainnya.

Tokoh dalam novel berdasarkan wataknya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

  1. Tokoh protagonis, adalah tokoh dengan karakter positif dan sifatnya baik.
  2. Tokoh antagonis, adalah tokoh yang memiliki sifat berkebalikan dengan tokoh protagonis. Tokoh antagonis memiliki karakter yang negatif.
  3. Tokoh tritagonis, adalah tokoh yang merupakan penengah. Tokoh tritagonis dalam novel berperan untuk dimintai pendapat, nasihat, dan bantuan.

Sedangkan tokoh berdasarkan peran dibedakan menjadi:

  1. Tokoh utama, adalah tokoh dalam novel yang memiliki peran paling banyak dalam cerita tersebut.
  2. Tokoh pembantu, adalah tokoh dengan peran yang tidak lebih penting dari peran utama dan tugasnya adalah untuk menunjang tokoh utama.
  3. Tokoh figuran, adalah tokoh yang hanya sesekali muncul dalam cerita.

4. Penokohan

Poin selanjutnya dalam unsur intrinsik novel adalah penokohan. Banyak yang menganggap bahwa tokoh dan penokohan adalah hal yang sama, padahal keduanya berbeda. Apa itu penokohan?

Penokohan merupakan cara pengarang novel dalam menggambarkan atau mengembangkan tokoh-tokoh yang sudah diciptakannya dalam novel. Penokohan untuk tokoh dilakukan dengan cara memberikan perincian mengenai tokoh tersebut. Penokohan ini bisa dilakukan dengan cara analitik maupun dramatik.

Contoh penokohan misalnya seperti, “gadis yang percaya diri itu,” yang menunjukkan bahwa tokoh itu memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang pada unsur intrinsik novel merupakan posisi yang digunakan oleh pengarang dalam membawakan atau menyampaikan ceritanya. Ada dua jenis sudut pandang yang dapat digunakan oleh penulis novel, yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.

Namun, ada empat jenis sudut pandang dalam penulisan novel, yaitu:

  1. Sudut pandang orang pertama, yaitu proses penyampaian cerita oleh orang yang terlibat dalam alur cerita tersebut. Pada sudut pandang orang pertama ini, digunakan kata “aku” sebagai kata ganti.

Peran “aku” dalam cerita adalah bercerita, baik itu menceritakan diri dan kisahnya, maupun menceritakan orang lain.

  1. Sudut pandang orang ketiga, adalah proses penyampaian cerita dengan menggunakan kata “dia” untuk menggantikan tokoh utamanya. Jenis sudut pandang ini menunjukkan bahwa narator atau pencerita tidak terlibat langsung pada alur cerita.
  2. Sudut pandang orang kedua, merupakan jenis sudut pandang yang jarang digunakan. Penggunaan kata ganti pada sudut pandang jenis ini adalah “kau.”
  3. Sudut pandang campuran, adalah saat penulis novel bercerita menggunakan beberapa sudut pandang secara berganti-ganti.

6. Gaya Bahasa

Pemilihan gaya bahasa yang digunakan oleh penulis dalam novelnya akan membuat novel jadi lebih menarik. Gaya bahasa ini biasanya akan disesuaikan dengan tema novel dan sasaran pembaca.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan gaya bahasa adalah pemilihan diksi, struktur kalimat, dan penggunaan majas.

7. Amanat

Amanat atau nilai moral juga termasuk dalam unsur intrinsik novel. Amanat dalam novel atau karya sastra lainnya adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan melalui cerita pada novel tersebut. 

Pada sebuah novel, amanat dapat dituliskan secara eksplisit maupun secara implisit.

8. Latar

Latar atau setting pada unsur intrinsik novel ini adalah penggambaran peristiwa pada novel tersebut. latar pada novel meliputi tempat, waktu, dan suasana yang menggambarkan cerita pada novel.

(Penulis: Tyas Wening)

MAU PANDUAN MENULIS BUKU FIKSI GRATIS?

Dapatkan secara gratis, ebook panduan menulis buku novel, buku biografi, buku fiksi dan non fiksi beserta dengan tipsnya di sini.