Saat membaca sebuah novel, pernahkah mencoba menemukan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel tersebut? Membaca novel bagi pecinta kegiatan membaca memang memberi pengalaman yang menyenangkan. Lewat kegiatan ini pembaca bisa menghabiskan waktu luangnya dan memperluas wawasan.
Namun, dalam membaca novel ada baiknya mencoba mencari tahu detail tentang unsur-unsur yang ada di dalamnya. Unsur ini kemudian bisa membangun novel tersebut dari halaman pertama sampai halaman terakhir. Dalam novel diketahui terdapat dua jenis unsur, yakni unsur intrinsik dan juga unsur ekstrinsik.
Lalu apa saja yang mencakup dua unsur tersebut? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Daftar Isi Artikel
Pengertian Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel
Sebagai pembaca mungkin mengetahui unsur intrinsik dan ekstrinsik novel tidaklah penting. Namun, bagi pembaca yang punya impian menjadi penulis novel juga dijamin tertarik untuk mempelajarinya dengan mendalam.
Pertama, akan dibahas dulu mengenai novel. Novel diketahui punya definisi sebagai karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Novel kemudian punya alur cerita yang lumayan panjang, bisa menunjukan masa selama beberapa bulan sampai beberapa tahun. Tergantung keinginan penulis ingin menggunakan jangka waktu berapa lama dalam menceritakan kehidupan si tokoh utama.
Supaya jalannya cerita ini lebih hidup, sistematis agar mudah dipahami pembaca, sekaligus menarik agar pembaca betah membaca halaman demi halaman. Maka penulis perlu menambahkan sejumlah unsur di dalamnya. Unsur ini kemudian terbagi menjadi dua sesuai penjelasan di awal. Yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Bentuk Unsur Intrinsik Novel
Supaya lebih paham apa saja yang termasuk ke dalam unsur intrinsik dan ekstrinsik novel. Maka akan dibahas satu per satu, pertama adalah mengenai unsur intrinsik. Unsur intrinsik diketahui sebagai unsur utama sebuah novel yang membangun cerita dari dalam.
Unsur intrinsik akan menentukan siapa tokohnya, apa profesinya, apa tujuan hidupnya, apa masalah yang dihadapinya dalam novel, siapa saja yang dikenalnya, dan sebagainya. Unsur jenis ini kemudian terbagi menjadi beberapa bentuk. Paling umum diketahui ada 7 (tujuh) bentuk unsur intrinsik. Berikut detail penjelasannya:
1. Tema
Unsur intrinsik yang pertama dari sebuah novel adalah tema. Tema merupakan ide dan gagasan pokok yang mendasari terbentuknya cerita dalam novel. Sebelum menulis, penulis perlu menentukan tema terlebih dahulu. Baru kemudian dikembangkan menjadi alur cerita yang seru dan menyenangkan untuk dibaca.
2. Tokoh
Unsur intrinsik yang kedua dari novel adalah tokoh dan disebut juga dengan istilah penokohan. Tokoh disini adalah seseorang yang menjadi pelaku di dalam sebuah novel. Tokoh dalam novel kemudian terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:
- Tokoh Protagonis
Tokoh yang pertama adalah protagonis yang lebih familiar disebut sebagai tokoh utama. Merupakan tokoh yang menjadi pusat cerita, dimana selalu digambarkan pengarang sebagai pribadi yang baik. Sekaligus digambarkan sebagai karakter yang menghadapi masalah besar dalam novel.
- Tokoh Antagonis
Tokoh kedua adalah tokoh antagonis yakni tokoh yang menjadi lawan dari tokoh protagonis. Biasanya oleh pengarang dibuat sebagai karakter yang punya rencana jahat, karakter jahat, dan menjadi penyebab masalah yang dihadapi tokoh protagonis.
- Tokoh Tritagonis
Terakhir adalah tokoh tritagonis, yaitu tokoh penengah antara tokoh protagonis dengan antagonis. Tokoh ini bisa berpihak pada protagonis bisa juga berpihak pada antagonis.
3. Alur
Unsur intrinsik ketiga adalah alur atau plot merupakan kepingan jalannya cerita yang membentuk jalannya cerita secara keseluruhan. Alur ini terbagi menjadi dua, yaitu:
- Alur maju, alur yang sistematis dimulai dari awal kemudian berlanjut ke bagian akhir sehingga jalannya ceritanya lurus. Biasa digunakan pada novel tertentu yang memakai alur maju dan sering diterapkan pada biografi.
- Alur mundur, merupakan alur yang jalan ceritanya loncat-loncat kadang menceritakan masa kini dan kadang menceritakan masa lampau. Pada novel alur ini yang paling sering digunakan.
4. Latar
Berikutnya adalah latar atau setting yang merupakan penjelasan tentang waktu dan tempat cerita di dalam novel terjadi atau berlangsung. Biasanya dijelaskan dalam bentuk penyampaian tahun, jam ketika suatu kejadian yang dialami tokoh terjadi, hari, nama kota tempat tinggal tokoh, dan sebagainya.
5. Sudut Pandang
unsur intrinsik selanjutnya adalah sudut pandang atau point of view yang merupakan tata cara pengarang menempatkan diri dalam novel buatannya. Terbagi menjadi tiga, yaitu:
- Sudut pandang orang pertama tunggal, pengarang berperan sebagai tokoh utama dan tidak menyebut nama kecuali pada bagian perkenalan dan menggunakan kata aku maupun saya.
- Sudut pandang orang pertama jamak, pengarang juga berperan sebagai tokoh utama hanya saja menggunakan lebih dari satu karakter sehingga menggunakan kata jamak seperti kami, kita, dan sebagainya.
- Sudut pandang orang kedua, pengarang menjadi narator yang menceritakan jalannya cerita dan biasanya menggunakan kata kamu, kau, dan Anda.
- Sudut pandang orang ketiga tunggal, pengarang tidak terlibat dalam jalannya cerita dan menyebut tokoh dengan nama atau kata dia.
- Sudut pandang orang ketiga jamak, pengarang menempatkan diri sebagai pemilik cerita yang sifatnya kolektif dan kemudian sering menyebut kata mereka.
6. Amanat
Unsur intrinsik dan ekstrinsik novel memang sangat banyak, adapun unsur intrinsik novel yang keenam adalah amanat. Yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Amanat ini bisa disampaikan secara langsung atau tersurat dan bisa juga disampaikan secara tersirat (tidak langsung).
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa juga termasuk unsur intrinsik pada novel. Pengertiannya adalah cara pengarang menyampaikan cerita pada novel. Unsur ini memegang peranan penting dan membuat cerita di novel dinilai menarik atau sebaliknya di mata pembaca.
Gaya bahasa ini kemudian bisa menambahkan majas seperti personifikasi, hiperbola, dan sebagainya sesuai keinginan penulis atau disesuaikan dengan konteks cerita.
Bentuk Unsur Ekstrinsik Novel
Jika membahas tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik novel maka setelah paham apa itu unsur intrinsik bisa menuju ke unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun cerita sebuah novel dan berasal dari luar. Jadi, unsur ini tidak dijelaskan atau tidak dicantumkan di dalam cerita namun punya pengaruh.
Unsur ekstrinsik kemudian menentukan bagaimana cerita dalam novel bisa mengalir, baik dari awal sampai ke akhir cerita. Adapun bentuk-bentuk unsur ekstrinsik novel oleh beberapa ahli memiliki bentuk-bentuk berbeda. Berikut beberapa diantaranya:
Menurut Kosasih
Menurut Kosasih, unsur ekstrinsik novel terbagi menjadi tiga bentuk. Yaitu:
- Latar Belakang Pengarang
Latar belakang pengarang adalah mengenai kondisi pengarang itu sendiri misalnya lahir dari keluarga dengan karakter seperti apa, tinggal di lingkungan seperti apa, lulusan bidang studi apa dan dari perguruan tinggi mana, dan sebagainya.
Sebab latar belakang penulis yang mencakup segala hal yang sudah dilewatinya dalam hidup. Tentunya akan menentukan pola pikirnya seperti apa dan menentukan topik seperti apa yang akan menjadi tema novel. Inilah alasan setiap penulis punya tema yang khas pada novel-novelnya.
- Sosial Budaya Pengarang
Bentuk unsur ekstrinsik yang kedua menurut Kosasih adalah sosial budaya pengarang. Mencakup kondisi sosial dan budaya dari penulis itu sendiri yang tentu akan mempengaruhi tema maupun gaya bahasa yang digunakan penulis.
Saat penulis atau pengarang tinggal di Bali, maka besar kemungkinan akan menceritakan budaya di Bali sebagaimana yang dilakukannya dalam keseharian. Biasanya dalam menentukan tempat, profesi tokoh, dan sebagainya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya penulisnya.
- Tempat Novel Ditulis
Penulis novel kebanyakan menceritakan apa yang pernah dialaminya dan apa yang tengah dilakukan olehnya. Jadi faktor tempat dimana penulis menyusun novel karyanya akan sangat mempengaruhi jalannya cerita. Jadi, antara unsur intrinsik dan ekstrinsik novel memang sangat berhubungan erat.
Adanya unsur ekstrinsik akan membangun unsur intrinsik apa saja yang masuk ke dalam novel. Jika penulis berada di tempat yang asri maka penulis akan mengangkatnya sebagai setting tempat dalam novel yang dibuat. Begitu juga dengan kondisi tempat tertentu yang sedang ditempati penulis.
Menurut Nurgiyantoro
Oleh Nurgiyantoro dijelaskan bahwa unsur ekstrinsik novel juga ada tiga namun berbeda dengan Kosasih. Menurutnya, unsur ekstrinsik punya bentuk-bentuk sebagai berikut:
- Keadaan Subjektivitas Pengarang
Keadaan subjektivitas akan menentukan bagaimana pengarang atau menulis membuat tema, karakter tokoh, dan sebagainya dalam novel yang ditulisnya. Adapun kondisi subjektivitas ini mencakup sikap, ideologi, keyakinan penulis, pandangan hidup yang dimiliki, dan lain sebagainya.
Jadi, penulis punya pandangan hidup seperti apa akan sangat menentukan unsur intrinsik dalam novel karyanya. Begitu juga dengan ideologi, keyakinan, dan sebagainya yang dimiliki oleh penulis. Inilah yang kemudian membuat suatu karya bisa dijadikan cara berekspresi termasuk menyampaikan protes pada suatu pihak.
- Biografi Penulisan
Bentuk kedua dari unsur ekstrinsik novel menurut Nurgiyantoro adalah biografi penulis. Misalnya latar belakang pendidikan penulis pernah sekolah atau kuliah dimana. Kemudian bisa juga profesi yang ditekuninya apa, dimana, dan bagaimana.
Kadang kala penulis novel ingin memasukan pengalaman pribadinya ke dalam novel buatannya. Bahkan sengaja menghidupkan tokoh dengan nama berbeda yang pada dasarnya menggambarkan diri penulis, profesi penulis, dan sejenisnya.
Sehingga penulis bisa menceritakan secara detail bagaimana pola pikiran tokoh, kemudian apa yang dilakukan tokoh, dan apa saja yang dikerjakan tokoh dengan pekerjaannya, dan sebagainya. Semua ini bisa berasal dari biografi penulis sendiri yang kemudian menjadi cerita yang menarik.
- Keadaan Sosial dan Lingkungan Penulis
Unsur ekstrinsik yang ketiga menurut Nurgiyantoro adalah keadaan sosial dan lingkungan penulis. Jadi, bagaimana keadaan lingkungan dan sosial penulis berada akan menentukan unsur intrinsik dalam novelnya. Sebagaimana yang disampaikan di awal.
Kondisi lingkungan yang damai dan tentram membuat penulis menceritakan tokoh yang tinggal di lingkungan kondusif. Jika sebaliknya, misalnya penulis tinggal di kawasan yang masih rawan ada masalah sosial. Maka penulis akan mencantumkan keadaan tersebut dalam karyanya.
Namun, biasanya penulis menggunakan setting tempat maupun waktu yang berbeda. Meskipun beberapa juga mencantumkan secara detail kondisi suatu lokasi di waktu tertentu. Sebab bisa jadi novel ini menjadi cara penulis menyampaikan cara berpikirnya, keluh kesahnya, protesnya, dan lain-lain.
Melalui penjelasan tersebut tentu bisa dipahami pengertian dan bentuk-bentuk dari unsur intrinsik dan ekstrinsik novel. Lewat pemahaman ini maka seorang pembaca bisa lebih tahu bagaimana sebuah novel bisa diselesaikan oleh penulisnya. Sekaligus bisa belajar bagaimana menulis cerita yang baik untuk dijadikan novel.
Penulis: Puji
Baca artikel terkait Novel lainnya