Pentingnya personal branding untuk diri sendiri maupun untuk pelaku usaha. Personal branding memiliki kekuatan luar biasa untuk Anda yang memiliki impian. Di era digitalisasi seperti sekarang, membangun personal branding lebih mudah dipraktekan. Hal inilah yang juga harus dilakukan oleh penulis buku. Kalau Anda seorang penulis, pahami deh pentingnya personal branding bagi penulis ini.
Meskipun aksesnya lebih mudah, Anda perlu menghindari kesalahan umum saat membangun personal branding di media sosial, yang akan dibahas di artikel ini. Namun sebelumnya kita akan ulas alasan utama membangun personal branding dengan benar berikut ini.
Daftar Isi Artikel
Alasan Utama Membangun Personal Branding Dengan Benar
Pentingnya personal branding adalah membangun koneksi. Koneksi adalah penentu keberhasilan dalam usaha bisnis. Sayangnya, membangun sebuah koneksi tidaklah mudah. Dibutuhkan ketekunan dan kreativitas untuk menarik daya tarik. Berikut adalah beberapa alasan utama membangun personal branding dengan benar.
1. Jadi Lebih Beda Dan Unik Daripada Orang Lain
Salah satu alasan utama membangun personal branding adalah memberikan kesan berbeda dan unik daripada miliki usaha orang lain. Keunikan dan perbedaan inilah yang menjadi selling point. Dalam dunia perbukuan misalnya, mungkin topik/tema yang diangkat sama.
Namun dalam segi pengemasan, dan sudut pandang dari pihak penulis pastinya berbeda dengan pandangan penulis lain. Perbedaan inilah yang menjadi buku menjadi lebih unik, dan menarik. Sehingga informasi yang disampaikan dalam buku memberikan pelengkap informasi bagi pembaca.
2. Peluang Baru (Karir Baru)
Adapun alasan utama membangun personal branding yang akan Anda rasakan, yaitu mendapatkan peluang karir baru. Mungkin awalnya Anda menulis dan menerbitkan buku saja. Karena buku yang Anda tulis menarik, unik, berbeda dari yang lain dan informative. Maka Anda pun mendapatkan tawaran untuk mengisi seminar/talkshow tentang isi gagasan buku yang Anda tulis.
Tentu saja Anda tidak sekedar berkompetisi dalam penulisan buku. Tetapi juga membuat karir baru menjadi seorang public speaking. Di sini Anda pun bisa berbagi pengalaman dan semangat bagi audience yang sangat mungkin mereka akan menjadi penggemar baru Anda.
3. Mudah Untuk Meyakinkan Orang
Disadari atau tidak, personal branding yang disampaikan dengan baik akan dengan mudah meyakinkan orang lain. Tentu saja hal ini memudahkan untuk membangun trust terhadap kapasitas, potensi dan elektabilitas yang sudah Anda bangun.
4. Memberikan Inspirasi Bagi Orang Terdekat
Jika personal branding yang ingin ditonjolkan adalah potensi, keterampilan dan wawasan yang out of the box, maka tidak hanya membangun citra diri Anda. Tetapi juga memberikan manfaat bagi orang lain.
Misalnya, mereka menjadi terinspirasi dengan pandangan dan wawasan Anda. Terinspirasi dengan kerja keras dan perjuang hidup Anda untuk mencapai kesukesaan dan masih banyak hal yang Anda ciptakan untuk membangun energi positif untuk mereka.
5. Dimintai Saran Oleh Atasan Atau Masyarakat
Jika Anda bekerja di perusahaan, sementara Anda juga memiliki potensi diri yang tidak kalah keren. Maka, pihak perusahaan, dalam hal ini atasan tidak segan-segan untuk meminta saran Anda sebagai orang yang dianggap memiliki kemampuan itu. Itu berarti, Anda pun menjadi SDM yang dibutuhkan dan berpengaruh untuk perusahaan.
Itulah lima alasan utamamembangun personal branding yang jarang disadari oleh banyak orang. Meskipun sederhana dan sepele, dampak yang ditimbulkan sangat luar biasa secara material maupun nonmaterial.
Kemudahan Membangun Branding Di Era Digital
Kita semua tahu, bahwasanya digitalisasi berkembang sangat pesat. Kekuatan digital mampu menggeser pola dan gaya masyarakat. Contoh budaya berbelanja ke pasar atau ke warung sekarang banyak yang digantikan dengan berbelanja secara digital.
Atau budaya mempromosikan barang/jasa yang awalnya menggunakan konvensional memasang baliho, iklan di radio, tv dan surat kabar. Sekarang banyak beralih ke secara digital. Selain harganya yang terjangkau, juga karena jangkauan dari personal branding secara digital juga lebih luas.
Belum lagi sekarang banyak sekali platform digital yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk membangun personal branding. Mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, Tiktok, Youtube hingga platform lain. Jika dulu membangun personal branding sangatlah sulit dan penuh perjuangan, sekarang sudah tidak zamannya lagi.
Kecepatan akses informasi dan kemutakhiran era digital memungkin siapapun tumbuh berkembang sesuai bakat dan skill mereka. Bahkan, era digital seperti sekarang sangat potensial untuk memperluas jangkauan secara langsung kepada audience, dan bisa langsung berinteraksi dengan mereka melalui kolom komentar.
Anda hanya butuh smartphone dan mengenali diri sendiri apa yang ingin ditonjolkan, atau yang ingin di branding. Misalnya, Anda ingin membranding sebagai seorang penulis. Maka konten isi media sosial kamu bisa berisi seputar hal dunia penulis. Ada banyak konten yang bisa dikembangkan dan dirancang untuk menarik dan menjangkau jangkauan.
Bacaan yang relevan: Meningkatkan Kepercayaan Diri Menulis, Penulis Wajib Tahu!
Kesalahan Membangun Personal Branding Di Media Sosial
Sayangnya sering terjadi kesalahan dalam membangun personal branding di media sosial. Terutama bagi para pemula. Kesalahan apa saja itu? Kita simak ulasannya sebagai berikut.
1. Tidak Menjadi Diri Sendiri
Kesalahan umum membangun personal branding di media sosial adalah tidak menjadi diri sendiri. Sehingga ruh dan kesan yang ditampilkan terasa fake bagi para viewer. Segala hal yang disampaikan tidak menggunakan hati, maka dapat dirasakan oleh orang lain. Itu sebabnya, pentingnya untuk mengenali diri sendiri dengan baik agar bisa membangun personal branding dengan tulus dan jujur.
2. Tidak Ada Persiapan
Adapun kesalahan lain yang umum ditemukan, yaitu tidak ada persiapan. Hanya asal menjalankan konten di media sosial. Sehingga terkesan apa adanya dan asal-asalan. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi mood pengikut Anda di media sosial.
3. Tidak Memiliki Tujuan
Kegagalan personal branding yang sering ditemukan adalah konten yang disampaikan abstrak. Akibat tidak ada tujuan jelas. Itu sebabnya, pentingnya menentukan tujuan agar personal branding yang disuguhkan lebih tertata, lebih terkontrol dan terstruktur jelas.
4. Tidak Memiliki Situs Pribadi
Mungkin ada yang merasa situs pribadi itu tidak penting dalam personal branding. Namun pada kenyataannya, dalam membangun personal branding situs pribadi sangat membantu viewer mengenal lebih dekat tentang Anda.
Tentu saja isi situs pribadi berisi tentang hal yang ingin Anda bangun. Misalnya anda ingin dikenal sebagai seorang penulis. Maka isi situ pribadi bisa berisi karya-karya buku, karya tulisan, atau penghargaan yang pernah Anda raih di dunia penulisan.
5. Tertutup Terhadap Saran
Adapun kesalahan membangun personal branding yang kelima, yaitu tertutup terhadap kritik dan saran dari orang lain. Sudah menjadi rahasia umum jika pribadi yang tertutup adalah pribadi sombong yang dibenci oleh banyak orang. Jadi wajar jika personal branding terkesan biasa dan monoton.
6. Memanipulasi Jumlah Pengikut Di Medsos
Paradigm era digitalisasi seperti sekarang memang berbeda dengan paradigm era 90 yang lalu. Dimana sekarang takaran kesuksesan dapat dilihat dari jumlah pengikut di medsos. Semakin tinggi pengikutnya, maka semakin sukses.
Sehingga banyak yang memanipulasi jumlah pengikut di medsos dengan membelikan follower ataupun memberikan like. Sayangnya, tidak banyak yang tahu jika memanipulasi jumlah pengikut di medsos tidaklah efektif. Apalagi di era sekarang banyak pengguna media sosial yang sudah tahu mana follower yang dimanipulasi dan mana yang tidak.
Dari keenam kesalahan membangun personal branding di atas menunjukan bahwa pentingnya untuk suportif. Satu pesan yang harus Anda garis bawahi saat membangun personal branding. Jangan fokus untuk kesalahan umum diatas. Tetapi fokus pada karya, dan konsisten.
Teris bagaimana membangun personal branding yang kuat bagi penulis? Ada step-step yang Anda perlu lakukan: 5 Rahasia Sukses Membangun Personal Branding Bagi Penulis!
Membangun personal branding membutuhkan waktu yang lama. Dari pengalaman pribadi, butuh waktu 4 tahun saya membangun personal branding sebagai penulis, dan baru terasa di tahun ke 5. Di tahun kelima mulai banyak tawaran dan kerjasama yang sesuai dengan branding yang saya inginkan.
Masa iya kalah sama 5 penulis muda ini? Yuk cek deh mengenai 5 Penulis Muda Indonesia Sukses!
Dari sini menunjukan bahwa, personal branding tidak bisa dirasakan dalam waktu hitungan bulan atau dalam waktu setahun. Tetapi bertahun-tahun. Jika ada yang mendapatkan dampaknya setelah hitungan bulan, Anda adalah orang yang beruntung, dan semoga Anda termasuk orang yang beruntung. (Irukawa Elisa)