Mengapa menulis buku butuh panduan? Salah satu jawabannya agar cepat selesai dan memiliki alur yang jelas. Ketika menulis tanpa panduan, seringkali kita akan mendapatkan banyak kendala. Misalnya sering buntu, tulisan tidak fokus dan masih banyak dampaknya.
Apalagi menulis buku tidak seperti ketika kita menulis artikel, puisi ataupun membuat catatan. Mengingat menulis buku harus perpuluh-puluh lembar, bahkan berates-ratus halaman. Maka, salah satu cara yang wajib dilakukan adalah membuat panduan. Berikut adalah beberapa alasan, panduan, dan FAQ kita bahas satu-satu dibawah ini.
Daftar Isi Artikel
Apa Alasan Kamu Menulis Buku? Tentukan Sejak Awal
Tidak semua orang memiliki antusiasme menulis buku. Ada orang yang antusias menulis buku, tetapi tidak memiliki keberanian cukup untuk praktek. Jika Kamu salah satu yang tertarik ingin menulis buku, dan sudah mempraktekan menulis , maka kamu pantas di apresiasi.
Sementara buat penulis buku pemula. Pasti banyak kendala yang menyebabkan kenapa belum bisa merealisasikan menulis buku. Jika yang terjadi demikian, maka kamu perlu menentukan sejak awal alasan menulis buku, sebagai pengingat. Berikut adalah beberapa alasan kamu menulis buku, agar lebih bersemangat merealisasikannya.
1. Menjadi bukti sejarah
Ketika menyebutkan menulis, mungkin biasa saja. Tetapi tahukah kamu jika menjadi penulis buku juga setara seperti pahlawan loh. Dengan catatan apa yang ditulis memiliki tingkat kemanfaatan, unik dan original. Kenapa bisa demikian? Karena menulis sebagai bukti sejarah.
Berkat tulisan, dan buku kita yang hidup di era sekarang bisa tahu tentang sejarah masa lalu juga berasal dari buku yang ditulis pada masa lalu. Dimana menulis sebenarnya sudah ada sejak zaman nenek moyang kita. Hanya berbeda media yang ditulis. Misalnya dulu masih ditulis di batu, di kulit hewan, di kayu tanaman yang sampai sekarang akhirnya berevolusi seperti saat ini.
2. Bermanfaat Bagi Orang Lain
Ingat pesan wali songo, bahwa urip iku urup (hidup itu memberi manfaat). Salah satu caranya dengan menulis. Contoh sederhana, kita bisa membaca, bisa tahu ilmu A, B, C dan D semua berkat karya buku. Dengan kata lain, menulis buku tidak sekedar mendapatkan royalti dan popularitas. Tetapi kamu juga sudah bersumbangsih memberikan ilmu dan wawasan bagi banyak orang di luar sana.
Berarti menjadi seorang penulis itu harus pinter, jenius dong? Jawabannya tidak selalu. Apa pun pelajaran dan pengalaman kamu yang bermanfaat, sekalipun itu kecil. Jika ditulis dalam buku akan menjadi semangat, motivasi dan wawasan bagi mereka. Jika apa yang kita bagikan baik dan dipraktekan, maka bisa menjadi amal jariah yang tidak akan pernah terputus.
3. Sarana Komunikasi
Adapun alasan kenapa menulis buku itu menjadi pilihan yang tepat. Salah satunya karena menulis itu sebagai sarana berkomunikasi. Selama ini komunikasi selalu diartikan secara berkomunikasi secara lisan dan langsung. Padahal, menulis buku juga termasuk komunikasi secara tertulis yang lebih lengkap, tersistematis dan lebih mendalam.
Kelebihan berkomunikasi lewat tulisan, kamu bisa mengedit atau membenahi sebelum buku dipublikasikan. Sementara jika berkomunikasi secara langsung, apa yang sudah dikeluarkan tidak akan pernah bisa di edit ataupun di delet. Itu sebabnya bahayanya ucapan dan bahayanya lidah saat berucap. Meski tidak memiliki tulang, lidah yang mengeluarkan kata-kata bisa menyakiti seseorang.
4. Bukti Keahlian
Jika kamu adalah seorang ahli, seorang praktisi ataupun seorang yang memiliki keterampilan dibidang tertentu maka dengan menulis buku sesuai bidang yang kamu kuasai, bisa menjadi bukti keahlian. Bahkan bukti keahlian ini dikalangan akademisi, seperti dosen dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan poin kredit, naik jabatan ataupun semacamnya.
Hasil buku yang diterbitkan oleh praktisi ahli pun bisa digunakan mahasiswa, ataupun pembaca sebagai buku pendidikan. Tentunya isi buku tersebut membantu banyak hal di bidang pendidikan si pembaca.
5. Menghasilkan Uang
Sudah menjadi rahasia umum, jika menulis kemudian menerbitkan buku maka kamu akan mendapatkan royalti dari hasil penjualan buku. Apalagi jika buku yang kamu tulis diburu banyak orang hingga cetak ulang berkali-kali, maka royalti yang akan kamu dapatkan juga berkali-kali dan bisa menjadi penulis yang berpenghasilan besar.
Alasan menghasilkan inilah yang paling banyak dilirik dan dijadikan alasan kenapa menulis buku. Sayangnya untuk bisa sampai di titik yang saya sampaikan tidaklah mudah, dan butuh perjuangan yang luar biasa. Bahkan tulisan yang keren sekalipun juga tidak ada jaminan bisa terjual dan cetak berkali-kali. Karena semuanya kembali pada hak prerogatif sang pemberi rezeki.
6. Menyalurkan hobi
Buat kamu nih yang memang passionnya menulis, maka seberapapun iming-iming keuntungan yang akan kamu peroleh, tidak begitu penting. Karena jika sudah passion, yang penting tersalurkan, dinikmati orang lain, dan syukur memberi manfaat bagi pembaca, maka itu lebih dari segalanya.
Ketika menulis sudah menjadi hobi, sudah semestinya jika aktivitas menulis bukanlah hal yang berat, karena menulis sudah menjadi bagian dari hidup. Nah, apakah kamu salah satu yang termasuk di dalamnya?
7. Kaya akan wawasan baru
Jika menulis sudah menjadi kebiasaan, maka kamu pun akan merasakan menariknya mendapatkan wawasan dan ilmu yang selalu terupdate. Terlalu banyaknya ilmu yang masuk ke ketika, menyadarkan bahwa apa yang kita ketahui saat ini masih kecil dan belum ada apa-apanya, dan kita masih sangat bodoh. Daya tarik inilah yang menjadikan menulis sebagai sarana untuk lebih sadar diri dan menyadari bahwa kita memiliki batas kemampuan.
Langkah-Langkah Menulis Buku yang Sesuai Panduan
Setelah mengetahui alasan kenapa kamu menulis buku, barangkali kamu yang sekarang masih setengah-setengah ingin menjadi penulis menjadi tertarik dan antusias. Tetapi masih bingung, panduan menulis buku itu seperti apa dan bagaimana sih? Gampang banget kok, kamu cukup mengikuti tips langkah berikut.
1. Tentukan topik sesuai dengan tujuan awal menulis
Panduan pertama kali yang harus kamu lakukan adalah, menentukan topik. Saat memilih topik, pastikan topik tersebut sesuai dengan tujuan awal menulis. Topik yang diangkat punyang sesuai dengan rasa ketertarikan kamu. Sehingga kamu tidak merasa bosan saat menyelesaikan buku tersebut.
Perhatikan pula bahwa topik yang diangkat adalah topik yang juga kamu kuasai dengan baik. Hindari pemilihan topik yang kamu tidak suka atau yang tidak kamu kuasai. Karena dua hal ini akan mempengaruhi mood saat menyelesaikan buku.
2. Mengumpulkan ide dan referensi
Pastikan juga jenis buku yang akan ditulis juga sudah kamu tentukan. Misalnya akan menulis buku referensi, buku pendidikan, buku umum, buku novel atau jenis buku lain. Jangan sampai menulis buku tetapi kamu tidak bisa membedakan mana buku fiksi dan nonfiksi.
Setelah ditentukan, kamu bisa lanjut ke tahap selanjutnya, yaitu mengumpulkan ide dan referensi. Referensi menjadi unsur yang paling penting agar pembahasan buku lebih mengena, mendalam, kritis dan jangkauan ulasannya lebih menarik.
3. Membuat outline buku yang rapi
Langkah ketika adalah membuat outline buku. Outline buku adalah kerangka tulisan atau kerangka karangan. Disinilah kamu hanya perlu membuat poin atau bab-bab yang akan dibahas. Nah, penulisan outline yang bagus dapat dilihat dari kesinambungan antara poin satu dengan poin yang lain.
Jika tidak saling terkait, biasanya akan menjadi alasan penerbit menolak naskah kamu. Pastikan outline dibuat secara rapi, runtut dan logis. Karena ketiga hal tersebut indicator bahwa naskah kamu pun juga runtut dan tersistematis. Sehingga mudah dipahami.
4. Membuat outline semakin lebar dan detail
Setelah membuat outline secara garis besar sudah kamu lakukan. Maka kamu perlu melebarkan dan mendetailkan outline. Caranya bagaimana? Kamu cukup membuat turunan atau sub bab nya saja. Sebagai contoh. Peran dan khasiat pupuk kompos. Maka ketika dibuat outline bisa seperti dibawah
Macam-macam pupuk
- Pupuk cair
- Pupuk padat
- Pupuk organic
- Pupuk anorganik
- Dll
Bagaimana? Sekarang sudah tahu bukan cara mencari turunan topi/tema saat membuat outline? Mulai sekarang kamu pun bisa mencobanya sendiri di rumah.
5. Mulai menulis Draft buku sesuai outline
Upaya melahirkan buku belum selesai. Setelah mengikuti langkah di atas, barulah kamu menuliskan draf buku sesuai outline. Draf bisa kamu buat senyaman kamu. Fungsinya hanya untuk kerangka, agar kamu tidak kehilangan ide pokok dan poin yang hendak disampaikan.
6. Proses pengembangan paragraf
Barulah masuk ke proses pengembangan paragraf. Selama proses pengembangan paragraf, kamu dituntut untuk lebih kreatif, eksploratif dan memastikan penguasaan ilmu yang kamu tulis benar-benar dituangkan di sana. Cara ini adalah cara paling efektif dan ampuh agar buku kamu menyenangkan saat dibaca.
7. Bikin setiap chapter atau bab dalam file berbeda dahulu
Kamu pun bisa memudahkan kerja kamu dengan membuat chapter atau bab dalam file berbeda. Cara ini juga sering digunakan oleh penulis buku lain agar tidak mengalami kebuntuan dan tidak kehilangan fokus yang hendak dituliskan. Karena sudah menjadi rahasia umum jika saat menulis banyak gangguan yang membuat kita hilang kendali dan hilang arah.
8. Buat Timeline Target Penyelesaian
PR yang paling sering menjadi sumber masalah adalah, banyak penulis yang tidak bisa menyelesaikan bukunya sampai selesai. Nah, untuk menghindari hal-hal seperti ini, maka tidak ada salahnya jika kamu membuat timeline target penyelesaian. Atau kamu membuat tantangan pada diri sendiri agar buku yang kamu tulis bisa selesai.
9. Editing Isi Buku
Ketika buku yang digarap sudah selesai, masih ada satu tahap yang tidak kalah penting. Yaitu proses editing buku. Kamu perlu membaca ulang, dan apabila ditemukan kesalahan bisa direvisi. Bahkan ketika kamu merasa buku sudah sempurna, tidak ada salahnya kamu memiliki tim editor sendiri untuk membaca ulang. Ketika dirasa sudah sempurna, barulah dikirimkan ke pihak penerbit buku untuk di cetak.
10. Validasi ulang dengan membaca ulang
Di tahap membaca ulang adalah tahap untuk memvalidasi bahwa tidak ada kesalahan fatal selama proses penulisan. Bahkan, meskipun kamu membaca berulang kali, masih ada rasa subjektivitas dan pasti ada yang masih terlewatkan. Itu sebabnya ketika masuk ke penerbit buku, masih ada tim editor yang akan melakukan screening ulang.
FAQ Masalah Menulis Buku
Berbicara masalah menulis buku. Saya yakin ada banyak sekali yang mengalami masa-masa sulit ini. berikut adalah FAQ yang paling sering ditanyakan dan menjadi sumber masalah saat menulis.
Bagaimana cara mengatasi buntu ide?
Kamu bisa membuat outline sebelum menulis, dan menuliskan beberapa poin yang ingin kamu tulis, agar ide yang ingin disampaikan tidak tercecer.
Bagaimana mengatasi kebingungan menentukan topik dalam menuangkan ke dalam tulisan?
Jika bingung bagaimana menuangkan ke dalam tulisan, cukup buat list yang yang ingin dituliskan. Banyak tidak masalah. Kemudian baca dan resapi dari masing-masing list tersebut, dan kamu bisa memilih salah satu yang kamu paling banyak dan paling “ingin kamu tulis”
Takut memulai menulis, terlalu banyak yang dipikirkan?
Jika kamu mengalami ketakutan untuk memulai menulis karena terlalu banyak hal yang dipikirkan. Misalnya takut salah, takut tidak sesuai aturan baku penulisan dan takut karena kritikan orang? Maka jawabannya sederhana. Buang rasa takut.
Jangan pikirkan apa-apa, selain memikirkan apa yang kamu sampaikan. Fokus saja apa yang kamu inginkan, dan mulailah menulis seadanya, jangan memikirkan kesempurnaan. Karena kesempurnaan menulis dapat dibenahi ketika semua ide dasarnya sudah tersampaikan.
Bagaimana cara menerbitkan buku ke penerbit?
Jika ingin menerbitkan buku ke penerbit, pastikan sudah ada buku utuh yang siap untuk diajukan ke pihak penerbit. Jangan menawarkan buku ke penerbit jika naskahnya belum selesai.
Berapa minimal jumlah halaman buku?
Minimal jumlah halaman buku yang harus di tulis di angka 60-70 halaman. Semakin banyak jumlah halamannya semakin baik.
Kenapa buku yang saya buat ditolak penerbit? ‘
Ada banyak alasan kenapa buku kamu ditolak penerbit. Bukan karena naskah kamu buruk, bisa jadi karena memang tidak sesuai dengan keinginan pihak penerbit. Bisa juga karena beda genre buku. Bisa juga memang naskah kamu perlu direvisi banyak.
Apakah buku yang diajukan ke penerbit dapat diterbitkan di penerbit lain?
Ya, bisa. Naskah yang sudah ditolak penerbit a bisa diajukan ke penerbit b. Tetapi kamu tidak boleh mengirimkan naskah kamu di waktu bersamaan ke dua atau lebih penerbit yang berbeda.
Dari beberapa FAQ masalah menulis buku di atas. Pertanyaan apa yang kamu ajukan? Dan belum tercantum di atas? Boleh ditulis di kolom komentar ya.
Masalah pemasaran buku
Sebagai tambahan informasi, bahwa ketika nanti naskah kamu hendak dimasukan ke penerbit. Biasanya akan muncul pertanyaan baru terkait dengan masalah pemasaran. Adapun pertanyaan yang paling umum ditanyakan.
Apakah penulis harus membuat cover sendiri?
Tergantung. Umumnya Pihak penerbit memiliki aturannya sendiri-sendiri. Ini juga tergantung system terbit yang akan kamu ambil. Misalnya kamu ingin menerbitkan secara POD, Indie ataupun secara skala besar.
Bagaimana dengan layout? Apakah juga akan diurus oleh penulis?
Untuk layout, biasanya akan diatur oleh tim penerbit. Sehingga penulis hanya fokus pada konten isinya saja.
Apakah buku yang terbit sudah ber-ISBN?
Jawaban relative, tergantung masing-masing penerbit. Penerbit yang sudah tergabung sebagai IKAPI umumnya naskah yang masuk akan segera diuruskan ISBN nya.
Apakah ada proses editing?
Jawabannya juga relative. Ada penerbit yang tidak melakukan proses editing naskah jika tidak diminta. Ada juga yang melakukan proses editing, tetapi meminta biaya tambahan. Ada Pula penerbit yang melakukan proses editing secara gratis.
Itulah beberapa masalah teknis menerbitkan buku yang sering ditanyakan. Nah, jika kamu ingin masalah cover, layout, ISBN ditangani oleh pihak penerbit, dan kamu tinggal terima jadi buku cetak. Maka kamu bisa menerbitkan buku di Bukunesia.
Sebagai tambahan informasi, bahwa ketika nanti naskah kamu hendak dimasukan ke penerbit. Biasanya akan muncul pertanyaan baru terkait dengan masalah pemasaran. Adapun pertanyaan yang paling umum ditanyakan.
Apakah penulis harus membuat cover sendiri?
Tergantung. Umumnya Pihak penerbit memiliki aturannya sendiri-sendiri. Ini juga tergantung system terbit yang akan kamu ambil. Misalnya kamu ingin menerbitkan secara POD, Indie ataupun secara skala besar.
Bagaimana dengan layout? Apakah juga akan diurus oleh penulis?
Untuk layout, biasanya akan diatur oleh tim penerbit. Sehingga penulis hanya fokus pada konten isinya saja.
Apakah buku yang terbit sudah ber-ISBN?
Jawaban relative, tergantung masing-masing penerbit. Penerbit yang sudah tergabung sebagai IKAPI umumnya naskah yang masuk akan segera diuruskan ISBN nya.
Apakah ada proses editing?
Jawabannya juga relative. Ada penerbit yang tidak melakukan proses editing naskah jika tidak diminta. Ada juga yang melakukan proses editing, tetapi meminta biaya tambahan. Ada Pula penerbit yang melakukan proses editing secara gratis.
Itulah beberapa masalah teknis menerbitkan buku yang sering ditanyakan. Nah, jika kamu ingin masalah cover, layout, ISBN ditangani oleh pihak penerbit, dan kamu tinggal terima jadi buku cetak. Maka kamu bisa menerbitkan buku di Bukunesia.
(Irukawa Elisa)