Struktur novel sejarah memang tidak banyak yang menekuninya. Padahal, novel sejarah memiliki nilai sentiment yang menarik dan memiliki ketahanan terhadap gerusan zaman. Salah satu contohnya adalah karya Pramoedya Ananta Toer.
Meskipun sekarang sudah masuk di era digital yang serba modern. Karya-karya Pramoedya masih tetap dilirik dan menarik karena esensi yang disampaikan dari novel tersebut, masih tetap relevan di masa sekarang.
Nah, sampai di sini, mungkin ada diantara kamu yang bingung apa bedanya novel umum yang mengangkat genre percintaan, persahabatan, horror dsb, dengan novel sejarah. Maka dari itu, yuk temukan jawabannya tentang novel sejarah itu apa, ciri-cirinya apa sampai selesai.
Download Ebook Cara Membuat Novel Tembus Gramed GRATIS
Daftar Isi Artikel
Pengertian Novel Sejarah
Novel sejarah adalah karya sastra yang dikemas dengan latar belakang tempat dan waktu masa lampau. Seperti yang kita tahu, bahwa masa lalu pasti memiliki sebuah kisah dan peristiwanya masing-masing.
Novel sejarah dapat pula diartikan sebagai karya sastra yang memang mengambil sudut pandang dan cerita sejarah yang sebenarnya. Hanya saja secara penyajiannya, sudah dicampur dengan imajinasi dan kreativitas penulis.
Jadi novel sejarah adalah karya sastra yang dikemas dan ditulis berdasarkan sebuah peristiwa masa lalu. Dimana novel sejarah tersebut ditulis berdasarkan pada later periode sejarah. Di sini penulis mencoba untuk menyampaikan pesan semangat dan situasi yang terjadi pada masa lalu secara lebih mendetail.
Ciri-Ciri Novel Sejarah
Sebenarnya jika perhatikan dari pengertian novel sejarah dan struktur novel sejarah, kamu bisa menemukan ciri novel sejarah dibandingkan novel jenis lain. Nah, untuk memudahkan pemahaman, berikut ciri-ciri novel sejarah yang perlu di garis bawahi.
- Menggunakan Konjungsi Temporal
Salah satu ciri yang paling menonjol dalam novel sejarah dapat dilihat dari penggunaan kata hubung atau konjungsi temporal. Konjungsi temporal adalah kata hubung yang menjelaskan hubungan waktu peristiwa. Misalnya peristiwa pada tahun periode tertentu, pada tahun tertentu atau pada dekade tertentu. Intinya merujuk pada acuan “Waktu” masa lampau.
- Memuat Fakta
Mungkin ini yang sering membuat rancu tentang novel biasa dengan novel sejarah. Novel sejarah tetap memuat fakta. Hanya saja fakta yang dimunculkan adalah fakta-fakta yang sudah terjadi atau masa lampau. Jadi, novel sejarah tidak melulu dengan karangan imajinasi secara keseluruhan. Jadi tetap bersumber pada fakta dan data.
- Struktur Novel
Ciri yang selanjutnya dapat dilihat dari struktur novel. Struktur novel sejarah ada beberapa hal, yaitu orientasi, pengungkapan peristiwa, konflik, puncak konflik, resolusi dan koda. Nah, untuk penjelasan lebih lengkapnya ada di sub bab di bawah.
- Masa Lampau
Menulis novel sejarah lebih mudah dibandingkan menulis novel fiksi. Karena penulis tinggal mengembangkan fakta dan data yang sudah di dapat menggunakan imajinasi dan kreativitas penulis, tanpa menghilangkan keotentikan novel sejarah yang asli. Butuh kemampuan dalam mengkoordinasi peristiwa, karena penulis sebagai pencerita ulang kejadian yang pernah terjadi di masa itu.
- Tersistematis
Ciri novel sejarah yang terakhir adalah, novel ditulis secara tersistematis. Jadi cerita dituliskan berdasarkan urutan dan kronologi peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Nah, di bagian ini penulis butuh kajian, penelitian dan wawancara dengan si tokoh. Jika si tokoh sudah meninggal dunia, maka kamu bisa melakukan wawancara dengan ahli waris.
Struktur Novel Sejarah
Struktur novel sejarah mempunyai 6 struktur yaitu Orientasi, Pengungkapan Peristiwa, Peningkatan Konfliks, Klimaks , Resolusi, dan Koda. Untuk informasi lebih lengkapnya dibawah ini:
1. Orientasi
orientasi disebut juga dengan bagian pengenalan. Dibagian inilah kamu akan memperkenalkan tokoh dan memberikan gambaran novel secara menarik kepada pembaca.
Ciri yang paling menonjol di bagian orientasi, penulis tidak hanya memperkenalkan tokoh. Tetapi juga akan menjelaskan apakah ada hubungan antar tokoh dan latar yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Nah, kamu bisa menghubungkan berdasarkan latar peristiwa, latar tempat, ataupun latar waktu. Penulis memiliki kebebasan untuk memilih.
Baca juga: Kerangka Novel: Cara Membuat dan Contoh
2. Pengungkapan Peristiwa
setelah memperkenalkan tokoh dan karakter, maka masuklah ke bagian pengungkapan peristiwa. Dari pengenalan ini, pembaca perlahan-lahan diajak masuk ke sebuah peristiwa yang menimbulkan permasalahan, pertentangan dan kesukaran.
Mungkin ada diantara kamu yang bertanya, bagaimana cara memulai atau memperkenalkan konflik? Caranya sederhana. Kamu perlu membuat desain di kepala bahwa prinsip dari sebuah konflik harus ada sebab dan akibat.
3. Peningkatan Konfliks
Jika di bagian pengungkapan peristiwa sifatnya hanya memperkenalkan konflik (gejala sumber masalah) atau konflik tipis-tipis yang akan berubah menjadi masalah besar dan pelik.
Jika dibuat sebuah kurva. Maka peningkatan konflik berada di titik sebelum puncak tertinggi kurva. Ciri-cirinya, para tokoh di dalam novel mulai memperlihatkan dan menghadapi permasalahannya masing-masing. Bisa juga dikemas dalam bentuk konflik yang saling berkaitan dari tokoh satu dengan tokoh lainnya.
4. Klimaks
Bagian klimaks adalah bagian puncak konflik. Dalam kurva klimak berada di bagian puncak tertinggi kurva. Jadi, puncak konflik adalah konflik yang paling mendebarkan. Di Bagian ini penulis akan fokus pada permasalahan yang diangkat. Dibagian ini pula si tokoh apakah bisa menyelesaikan konflik yang dihadapi, atau gagal.
5. Resolusi
Setelah puncak konflik, maka masuk ke resolusi. Resolusi adalah penyelesaian terhadap konflik yang sedang dihadapinya. resolusi adalah bagian dimana pengarang atau penulis mulai menceritakan kondisi akhir atau nasib akhir dari si tokoh. Jika dilihat dalam kurva, maka posisinya menuruni puncak kurva. Itu artinya cerita sudah menemukan titik terang dan jalan keluar.
6. Koda
Struktur novel sejarah setelah resolusi adalah koda. Koda adalah bagian akhir novel sejarah. Di Bagian koda, penulis memiliki kebebasan untuk memberikan komentar terhadap cerita yang dibuatnya.
Nah, ada satu hal yang perlu dipahami juga nih. Tidak semua novel memiliki bagian koda. Ada juga koda yang diserahkan kepada pembaca. Maka jika ditemukan novel sejarah yang menggantung, itu artinya endingnya diserahkan pada interpretasi dan pemahaman dari masing-masing pembaca.
Itulah keenam struktur novel sejarah yang perlu kamu perhatikan. Keenam struktur di atas dapat kamu jadikan dasar selama penulisan novel.
Kaidah Kebahasaan Novel Sejarah
Hal terpenting selain mengetahui struktur novel sejarah, kamu juga perlu tahu kaidah kebahasaan novel sejarah. Berikut adalah kaidah kebahasaan novel yang perlu digarisbawahi.
- Novel sejarah memiliki kaidah kebahasaan yang menggunakan kata kerja tidak langsung.
- Kaidah kebahasaan pada novel sejarah dapat pula dilihat dari penggunaan kalimat. Rata-rata menggunakan kalimat lampau atau merujuk pada peristiwa yang sudah terjadi sebelum-sebelumnya.
- Menuliskan apa yang dirasakan dan apa yang dipikirkan dengan menggunakan kata kerja.
- Novel sejarah ditulis berdasarkan urutan waktu.
Itulah beberapa kaidah kebahasaan novel sejarah yang perlu digaris bawahi. Kaidah kebahasaan tersebut juga bisa membantu kamu dalam praktik menulis novel sebagai guiden teknik penulisan.
Contoh Novel Sejarah
Setelah mengetahui pengertian, ciri-ciri, struktur novel sejarah dan kaidah kebahasaan novel sejarah, rasanya kurang afdol jika tidak tahu contoh konker novel sejarah. Sebagai contoh yang populer dan bisa kamu baca sendiri, ada novel karya Pramoedya Ananta toer, berjudul Bumi Manusia.
Meskipun buku tersebut tidak menceritakan sejarah seperti di yang disebutkan di buku-buku pendidikan. Namun di dalam buku mengambil latar belakang Indonesia di masa Pemerintahan Hindia Belanda. Dan di dalam novel tersebut menggambarkan apa yang terjadi pada masa itu. Dan novel tersebut masih tetap populer hingga saat ini. Itu sebabnya buku novel tersebut bisa dikategorisasikan novel sejarah.
Ada juga buku novel sejarah yang memang ditulis berdasarkan sejarah si Tokoh. Salah satunya karya rekan saya, Haidar Musyafa yang berjudul KI Hadjar Dewantara, Memahami Hamka dan Haji Agus Salim. Dimana buku tersebut jelas menggunakan latar tokoh yang memiliki kiprah penting dalam sejarah.
Jadi dapat disimpulkan bahwasanya struktur novel sejarah sebagai karya sastra yang ditulis dan dirujuk pada kisah masa lampau. Kamu bisa mengambil dari perspektif sejarah dalam arti sebenarnya. Atau bisa merujuk pada sejarah yang sifatnya sudah pernah terjadi di masa lalu.
Irukawa Elisa