Dalam membaca puisi tentunya kita harus mempunyai nada nada atau teknik membaca puisi. Bisa mengikuti teknik teknik yang baik dan benar atau kamu bisa mempunyai teknik sendiri.
Puisi merupakan karya sastra yang memiliki amanat yang sangat mendalam dikemas dalam bentuk bahasa kiasan yang kadang tidak umum. Nah, dengan adanya bahasa kiasan ini, membuat penjiwaan akan pembacaan puisi akan lebih mendalam dan lebih mengena lagi.
Masalah, emang bagaimana sih cara membaca puisi yang baik dan benar itu? emang ada teknik yang sudah ada secara teori atau asal-asalan saja?
Membaca puisi pada dasarnya sama halnya dengan mengubah teks puisi menjadi output berupa audio dan visual atau audio saja. Pembacaan yang demikian ini disebut juga dengan cara deklamasi.
Daftar Isi Artikel
Apa itu Deklamasi?
Deklamasi adalah penyampaian sajak-sajak atau paragraf dalam puisi dengan menggunakan suara, nada, harmoni dan juga pastinya diikuti dengan jeda yang tepat.
Pengambilan nada dan jeda sangat penting sekali khususnya supaya tidak disalahartikan dan multitafsir bagi yang mendengar. Biasanya dalam deklamasi, selalu melibatkan tiga hal yaitu pembaca puisi, pendengar dan naskah puisi yang akan dibaca.
Oleh karena itu, dalam pembacaan puisi haruslah dikemas dengan sebaik mungkin, menggunakan alat pendukung bahkan dengan faktor non-kebahasaan (gerak tubuh dan mimik muka).
Teknik Membaca Puisi
Sebelum menerapkan dan melakukan membaca puisi, hal yang paling penting adalah membaca dengan cara yang jelas dan pelafalan yang benar diikuti dengan mimik wajah atau gerak tubuh untuk mendukung suasana dan apa yang disampaikan.
Ada tiga hal wajib yang harus disiapkan oleh pembaca puisi sebelum membaca secara umum, yaitu memahami dan sampai bisa mendalami puisi yang akan dibacakan secara utuh, kedua memperhatikan lafal, nada, penekanan dan struktur batin yang akan disampaikan serta yang ketiga mimik wajah dan gerakan (pendukung fisik).
Setelah itu, baru memilih teknik membaca puisi dari tiga teknik yang sudah banyak dikenal berikut mana yang ingin digunakan.
1. Ketepatan Ekspresi
Ekspresi menjadi hal pertama bagi pendengar puisi untuk bisa merasakan dari apa yang mereka lihat. Mimik pembaca harus bisa menyesuaikan dengan pesan dan perasaan yang ingin disampaikan dan terkandung dalam setiap puisi.
Apabila puisi yang dibawakan berani dan tidak mau kalah, maka harus semangat dengan raut muka yang riang dan ceria tetapi tetap garang. Garang bukan berarti galak ya disini. Kalau puisinya sedih juga harus disampaikan dengan raut muka kesedihan.
2. Kinestetik
Lebih dari sekadar mimik wajah, dalam penyampaian puisi harus lebih-lebih yaitu dengan gerakan tubuh. Gerakan ini dapat meningkatkan gairah dan penekanan perasaan lebih bisa dijiwai.
Misalkan apabila ingin membawakan tema yang semangat dan membara, maka mengangkat tangan dan mengepal menjadi salah satu caranya. Tetapi, tidak hanya mengangkat tangan tetapi juga didukung dengan mimik dan juga kegagahan.
Sebenarnya tujuannya ini adalah supaya pendengar biar bisa merasakan tanpa harus melakukan. Misalkan ingin supaya pendengar merasakan sakitnya perang maka gak harus mereka mengikuti perang, tetapi bisa merasakannya melalui puisi yang disampaikan.
3. Kejelasan Artikulasi
Hal paling penting dari semua teknik adalah teknik artikulasi. Pelafalan yang jelas dan benar dalam setiap kata frasa kalimat membuat penafsiran tidak akan salah. Apalagi terkait dengan penjedaan.
Bayangkan saja kalau misalkan kamu mau membacakan puisi yang sedih, tetapi wajahmu riang gembira dan badan berdiri tegak. Pastinya akan tidak relevan banget dan malah tidak bisa menjiwai.
- Tekanan Dinamik, penekanan pada kata yang terpenting saja.
Jadi, sang pembaca puisi akan mengambil kata-kata tertentu saja untuk memberikan pembeda dan penekanan lebih dalam supaya lebih dinamis dan ada poin yang diperhatikan.
- Tekanan Nada, tinggi rendahnya suara.
Tinggi rendahnya nada ini sesuai dengan bacaan dan tema yang dijiwai. Kalau sedang marah atau semangat, Nada juga akan otomatis tinggi sebaliknya jika sedih akan rendah dan ketika santai atau biasa saja akan menggunakan nada sedang.
- Tekanan Tempo, cepat lambatnya dalam pembacaan
Cepatnya membaca dalam satu kalimat menunjukkan ketergesaan, jengkel, marah semangat dan lainnya biasanya akan dibawakan dengan baca cepat. Jika santai atau sedih biasanya lebih landai dan kalem.
Nah, itu teknik yang bisa digunakan oleh pembaca puisi supaya puisinya bisa dinikmati dan pastinya bisa dirasakan oleh pendengar tentang pesan yang ingin disampaikan oleh sang pembuat puisi.
Baca artikel penting lainnya dari Bukunesia