Biografi Purnomo Prawiro: Pendidikan, Karir dan Karya Buku

Purnomo Prawiro, pebisnis sukses yang penuh teladan dengan produk Blue Bird. Berikut biografi, pejalanan karir dan karya buku fenomenalnya.
dr. H. Purnomo Prawiro

Purnomo Prawiro, pebisnis sukses yang penuh teladan. Ingin menjadi orang sukses yang banyak uang? Sepertinya itu yang banyak diinginkan dari sebagian kita. tapi tahukah Anda, jika memiliki banyak bukanlah hal yang mudah. Semua pasti diawali dari keterbatasan, perjuangan dan ketangguhan. 

Setidaknya itulah yang dapat kita teladani dari orang-orang besar. salah satunya Purnomo Prawiro. Sampai di sini, mungkin Anda masih merasa asing dengan nama itu? Lalu apa sih kisah sukses sosok Purnomo Prawiro? 

Nah, buat Anda  yang ingin berkenalan lebih dekat dengan sosok Purnomo Prawiro dalam membangun bisnis hingga sukses sampai sekarang, bisa simak kisahnya di artikel ini. 

Biodata Purnomo Prawiro

Purnomo prawiro adalah sosok penting dibalik pengusaha transportasi di Blue Bird. Mungkin Anda  tidak familiar dengan namanya, namun familiar dengan armada blue bird satu ini. Yap, Dr. H.Purnomo Prawiro pengusaha transportasi yang sampai sekarang masih bertahan ditengah gempuran taksi online. 

Purnomo prawiro diketahui lahir pada 18 Oktober 1949. Ia adalah anak bungsu dari pasangan Mutiara Fatimah Djokosoetono dan Djokosoetono. Sebagai anak bungsu, sudah pasti ia pun memiliki saudara lain. Ia memiliki dua saudara lain yang bernama  Brigjen Pol (P) Dr. H. KRH Chandra Suharto, MBA, spjp dan Mintarsih Lestiani.

Purnomo Prawiro menikahi seorang gadis bernama Endang Basuki. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai dua anak bernama Adriyani Lestari Purnomo Adrianto Djokosoetono dan Noni Sri Ayati Purnomo.

Riwayat Pendidikan

Purnomo Prawiro bisa dibilang anak dari orang yang terpandang. Dia anak dari putra pendiri sekaligus gubernur di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Katika masanya, sekolah adalah hal yang mewah dan tinggi. Hanya orang-orang yang mampu yang dapat melanjutkan hingga jenjang perguruan tinggi. 

Salah satu yang beruntung bisa menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi adalah Purnomo Prawiro. Meskipun sekarang dia adalah pengusaha sukses dibidang bisnis transportasi. Ternyata Ia pernah belajar di fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) salah satu Perguruan Tinggi yang cukup bergengsi. 

Dari sini kita bisa melihat bahwa, dimanapun sekolah dan jurusan kita, tidak akan menjamin berhasil dibidang yang kita geluti. Bisa jadi kita justru sukses dibidang jauh diluar dari ilmu yang kita tekuni di lembaga pendidikan. 

Awal Mula Merintis Blue Bird

Blue bird, pernah mengalami kejayaannya. Bahkan di tengah-tengah transportasi daring seperti sekarang pun, Blue bird masih dapat bertahan, bukti survive dengan segala persaingan bisnis yang sengit. 

Awal mula blue bird di rintis oleh Mutiara Fatimah Djokosoetono, yang tidak lain adalah ibu kandungnya di tahun 1965 dengan nama Chandra Taxi. Awalnya masih sebagai taksi gelap. Dikatakan sebagai taksi gelap karena tanpa meteran. 

Sementara ayah Purnomo Prawiro kala itu adalah seorang dosen sekaligus salah satu pendiri dan gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Singkat cerita, sang ayah meninggal dunia dan pihak PTIK dan PTHM memberikan dua mobil bekas berupa Sedan Opel dan Mercedes sebagai biaya hidup keluarga yang ditinggalkan. Dari sinilah munculah ide untuk menjalankan usaha taksi.

Usaha yang awalnya dirintis oleh Ibunya pun akhirnya dikembangkan oleh kedua anaknya, yaitu purnomo Prawiro dan kakak laki-lakinya dr. Chandra Suharto. Mereka berdua bekerjasama, Chandra bagian operator telepon, sementara si bungsu (purnomo Prawiro)  sebagai sopir. 

Buku Perjalanan Brand Blue Bird Dari Awal Berdirinya Hingga Mencapai Usia 40 Sang Burung Biru

Kegigihan, konsistensi mereka yang pada akhirnya usahanya terus menanjak. Keuntungan yang diperolehnya digunakan untuk membeli mobil taxi. Hingga saat itu menjadi memiliki 25 unit taxi pertama. Ia terus fokus menjalankan usaha ini tanpa lelah, hingga di tahun 1970 ia pun akhirnya mampu memiliki 60 unit taxi. 

Masih di tahun yang sama, Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin memberikan izin resmi bagi operasional taksi. Di sinilah Purnowo Prawiro langsung melakukan ekspansi usaha. Ia langsung membeli 100 unit taksi baru dengan nama Blue Bird. Sementara taksi lama masih menggunakan  Taksi Chandra yang masih dijalankan dengan sistem per jam. 

Singkat cerita yang sangat panjang,pada akhirnya Purnomo Prawiro di tahun 1975 menjadi direktur operasional Blue Bird. Setelah itu kakaknya fokus di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Usaha bisnis taksi ini terus merangkak, hingga di tahun 1985 tercatat ada 2.000 unit taksi. 

PUncak kepopuleran Blue bird tetap berjaya sampai tahun 2010. di tahun 2014 Blue Bird tidak hanya ditemukan di jakarta. Tetapi juga mulai banyak ditemukan di kota-kota seperti Bandung, Batam, Banen, Medan, Lombok,Manado,Pekanbaru, Semarang, Padang,palembang,Yogyakarta, Solo hingga surabaya. 

Blue Bird terus berekspansi di banyak bidang. Ia juga mengembangkan usahanya di bus carteran, truk kontainer, produksi bodi kendaraan, layanan logistik, distributor tunggal alat-alat pemadam kebakaran, dan masih banyak lagi.

Berkat kesuksesannya membawa perusahaan, di tahun 2014 Purnomo Prawiro masuk dalam orang terkaya no. 25 versi majalah Forbes dengan kekayaan 1,3 miliar US$. Bahkan perusahaan ini salah satu alat transportasi yang dipilih rombongan Presiden AS Barack Obama saat datang di Jakarta pada 2010 yang lalu loh.  menariknya lagi, sekarang usia Blue Bird mencapai usia 40 tahun. 

Buku Perjalanan Inspiratif Blue Bird Group

Perjalanan inspiratif blue bird group memiliki icon yang menonjol, yang juga dituliskan dalam sebuah buku yang berjudul “Sang Burung Biru: Perjalanan Inspiratif Blue Bird Group”, yang ditulis oleh Alberthiene Endah. Secara garis besar, buku ini menceritakan kisah perjalanan bisnis yang sudah disinggung di atas.

Bahwasanya Blue bird group tidak tiba-tiba menjadi besar. Ia melalui perjalanan yang sangat panjang. Ia lahir dari idealisme, tekad dan keberanian dari seorang ibu yang sederhana. Siapa yang menyangka, jika berawal dari dua mobil bekas menjadi babak awal kisah perjalanan blue bird. 

Ada satu hal yang menarik, jika logo blue bird adalah gambar siluet burung berwarna biru tua yang sedang terbang. Ternyata logo tersebut berasal dari ide ibunya yang sangat senang dengan kisah “the bird of happiness” dimana cerita inilah yang sering di bacakan oleh anak-anaknya. 

Meskipun buku ini dikeluarkan Gramedia Pustaka Utama di tahun 2012 yang lalu, buku ini tetap menjadi buku yang sangat menarik untuk diikuti. Jika ternyata perjalanan usaha taksi Blue bird ini tidak seindah hasil yang terlihat saat ini. Dahulu, memperkenalkan kendaraan taksi sangat sulit.

Terkadang saat pulang ke pangkalan taksi dengan badan yang lelah menjadi rutinitas yang biasa. Di buku ini pembaca akan diajak mengikuti perjalanan waktu. Bagaimana perjuangan mereka dalam merintis usaha yang biasa-biasa saja, sampai bisa menjadi usaha besar yang luar biasa.

Daya Tarik Buku

Daya tarik dari buku setebal 353 halaman ini adalah memberikan pelajaran penting saat menjalankan usaha. Misalnya sang ibu, sangat memperhatikan masalah kenyamanan, service kendaraan dan terjun langsung memilih supir taksi. Bahkan, sang ibu tidak segan-segan mengarahkan semua anggota keluarga hingga pembantu yang ingin menggunakan layanan taksi mereka.

Dimana mereka sangat memperhatikan dan menjaga pelayanan kepada pelanggan. Termasuk menyediakan tempat atau mobil yang harum, sopir berpakaian rapi, pakaian sopan dan banyak hal sepele namun sangat penting. 

Meskipun buku ini menceritakan kisah perjalanan dan sepak terjang keluarga Purnomo Prawiro, buku ini memiliki muatan motivasi dan inspirasi yang besar. Maka tidak heran jika buku sangat membangkitkan semangat pembaca untuk melakukan tindakan yang positif.

Secara isi buku ini sangat menarik, hanya saja untuk kesan dan daya tarik sampul buku kurang menarik bagi saya pribadi. Padahal Jika desain buku didesain lebih menarik lagi, akan menarik banyak antusiasme pembaca. Karena sangat sayang sekali meninggalkan buku berkualitas dan inspiratif seperti ini.

Itulah kisah perjalanan singkat Purnomo Prawiro sang pengembang Blue Bird yang masih bisa bertahan hingga saat ini. Dari cerita di atas dapat diambil pelajaran bahwa orang sukses berawal dari perjuangan yang dilakukan secara konsisten. Dimana tindakan dan perilaku yang kita jalankan pun akhirnya memberikan inspirasi dan semangat bagi orang lain. 

Jadi buat Anda seorang pengusaha, CEO, founder? Ceritakan keberhasilan bisnis di dalam sebuah buku. Kenapa lewat buku? Karena dengan menuliskan dalam sebuah buku, Anda akan berbagai pengalaman, semangat dan energi positif bagi para penikmat. Buat Anda yang kebingungan ingin menerbitkan kemana, bisa langsung terbitkan di Bukunesia melalui [email protected] 

(Irukawa Elisa)

Abadikan Cerita, Pengalaman dan Keilmuan Anda Menjadi Buku yang Fenomenal

Terbitkan Buku di Bukunesia, Penerbitnya Para Tokoh Terkenal di Indonesia. Karya dalam bentuk buku akan dikenang sepanjang masa!

Hubungi Email: [email protected]

Bagikan Artikel Ini
Facebook
Twitter
LinkedIn
Telegram