Selalu ada tantangan saat menulis. Baik Ketika menulis fiksi ataupun non fiksi. Baik Ketika menulis cerita novel ataupun cerpen. Salah satu kesulitan umum yang dirasakan oleh pemula adalah kesulitan menentukan ending cerita.
Berbicara ending cerita, selama ini kita lebih familiar mendengar ending cerita happy ending dan unhappy ending bukan? Ternyata dalam membuat ending cerita itu tidak hanya atu saja loh. Buat anda yang ingin menjadi seorang cerpenis, ataupun novelis, wajib tahu Janis-jenis ending cerita ini.
Karena ending cerita yang berhasil dikemas secara menarik, dapat membantu anda untuk menemukan warna baru. Penasaran, langsung saja simak jenis-jenis ending cerita.
Baca juga: Cara Menulis Novel Trending dan Unik
Daftar Isi Artikel
1. Question Ending
Sementara ada yang disebut dengan question ending.sebenarnya questing ending ini mirip dengan surprise ending. Perbedaannya terletak pada penekanannya. Pada question ending ditekankan pada ending cerita yang menimbulkan pertanyaan bagi penontonnya. Sehingga di akhir cerita pembaca justru dibuat penasaran. Biasanya ini lebih banyak digunakan untuk strategi marketing.
Dimana ending questing ending lebih banyak digunakan untuk buku-buku thriller atau buku-buku yang bersambung maupun yang berseri.
Jadi anda bisa sengaja menciptakan rasa penasaran kepada pembaca, agar pembaca menantikan buku lanjutannya. Cara ini tidak hanya digunakan untuk metode penulisan buku saja, tetapi juga untuk pembuatan film/sinetron ataupun yang lain.
2. Circular Ending
Jika anda suka dengan alur yang berulang pada cerita anda. Maka bisa menggunakan ending circular ending. Jadi yang dimaksud dengan circular ending adalah cerita yang memiliki pola ending cerita secara berulang. Dimana cerita ini akan memiliki pengulangan plot atau alur yang mirip.
Konten terkait: Contoh Plot Twist Yang Bisa Menginspirasi Ending Naskah
Umumnya ending circular ending dikemas sedemikian rupa. Dimana pembaca akan diajak penulis untuk mengetahui ending ceritanya. Kemudian pembaca baru akan diajak mencari tahu dan menelusuri ulang perjalanan tokoh tersebut. Diajak menelusuri kembali tentang perjalanan si tokoh, pengenalan, konflik hingga puncak dari klimaksnya. Sampai menemukan pada satu titik menyelesaikan solusi
3. Open ending
Mungkin anda pernah mendengar yang namanya open ending? Jadi yang dimaksud dengan open ending adalah ending cerita yang sengaja agar pembaca merasakan banyak hal yang mengganjal. Maka tidak heran jika jenis ending ini sangat menguras emosi pembaca. Karena banyak ganjalan, merasa geregetan,dan emosi terhadap tokoh yang dikisahkan. Jika penulis memiliki keterampilan dalam mengemasnya, maka rasa kesal dan geregetan si pembaca bisa sampai terngiang-ngiang selama beberapa hari.
Dalam istilah umum, open ending ini lebih familiar kita kenal dengan ending cerita yang menggantung. Dikatakan menggantung karena pembacalah yang mengartikan sendiri makna dan ending. Penulis sengaja memberikan kesempatan untuk pembacaan membuat kesimpulan dari ending tersebut.
4. Close ending
Sementara ada yang disebut dengan close ending. Dikatakan close ending karena ending cerita diambil alih oleh penulis. Dimana penulis memiliki hak mutlak menentukan ending yang diinginkan. Ini kebalikan dari open ending. Jika open ending kesimpulan akhir cerita dipasrahkan dan diserahkan oleh pembaca. Maka pada jenis close ending ini mutlak dibuat oleh si penulis.
Sehingga close ending sifatnya objektif dari sisi penulis. Sehingga pembaca suka atau tidak harus menerima ending cerita sesuai yang diinginkan di penulis. Sementara pada open ending, sifatnya subjektif. Endingnya bisa suka-suka si pembaca. Sehingga interpretasi ending cerita dari pembaca satu dengan yang lain sudah pasti berbeda-beda.
5. Reflection ending
Selain beberapa ending yang sudah kita ulas di atas. Ternyata masih ada jenis ending lain, seperti reflection ending. Dikatakan sebagai reflection ending apabila akhir cerita menyuguhkan seluruh capaian yang sudah diterima oleh tokoh utama.
Salah satu ciri dari reflection ending adalah, cerita dijelaskan sedetail mungkin, sehingga tidak membuka rasa penasaran pembaca. Karena semua pertanyaan sebenarnya sudah dikisahkan di dalam cerita. Dengan kata lain, penulis menuliskan se-transparan mungkin kehidupan si tokoh. Sehingga ketika cerita ini tamat, pembaca tidak lagi penasaran ataupun tidak lagi bertanya-tanya.
6. Dialogue ending
Atau jika anda lebih ingin mengakrabkan diri dengan pembaca, atau pembaca agar merasa akrab dengan kisah yang anda ceritakan. Maka anda bisa menggunakan jenis ending dialogue ending.Jadi yang dimaksud dengan dialog ending adalah akhir cerita yang diakhiri dengan dialog antara si tokoh utama dengan tokoh lainnya. Jadi penulis sengaja mengemas kesimpulan dari karyanya lewat si tokoh utama.
Salah satu contoh, yang mungkin anda pernah baca pada novel atau cerpen. Dimana si tokoh utama sedang menulis, membaca sambil berdialog. Agar lebih berkesan di bagian akhir penutup. Maka apa yang diucapkan si tokoh adalah kata atau dialog yang memiliki pesan moral sebagai bentuk penegasan ending cerita.
7. Happy ending
Ending cerita yang paling familiar, paling banyak digunakan oleh penulis pemula, sekaligus ending yang paling disukai oleh pembaca khususnya tentang percintaan adalah jenis happy ending. Sesuai dengan namanya. Happy ending adalah tipe ending yang berakhir bahagia. Ending yang akhirnya jelas, tokoh baik, tokoh yang susah menderita pantas mendapatkan akhir cerita yang bahagia. Dan tokoh jahat pantas mendapatkan karma sesuai yang diperbuat.
8. Sad ending
Jenis terakhir, lawan dari happy ending adalah sad ending. Sad ending adalah ending cerita yang berhasil kesehatan, malapetaka, dan hal-hal yang sifatnya tidak menyenangkan. Ending jenis ini juga lumayan sering kita temukan dalam karya-karya sastra. Meskipun jenis ending ini kurang begitu menyenangkan untuk sebagian orang, ending ini tetap laku dan banyak penulis yang menggunakannya
9. Surprise Ending
Jika anda ingin membuat ending cerita yang mengejutkan, anda bisa menggunakan surprise ending. Jadi plot twist dari jenis ini menawarkan cerita yang membuat pembaca kaget. Karena endingnya tidak pernah terpikirkan. Karena sejak di awal, penulis memancing dan membangun pembaca ke ending tertentu. Namun pada bagian akhir, plot twistnya berbeda jauh dari yang dibangun di awal kisah.
Maka tidak heran jika pada akhirnya pembaca tidak hanya merasa terkejut kaget. Tetapi juga merasa tertipu. Meskipun demikian, anda sebagai penulis tidak perlu khawatir jika dinilai sebagai penipu karena endingnya mengejutkan. Justru itu bentuk pencapaian buat anda. Karena berhasil memberikan kejutan kepada pembaca karya anda. Itu tandanya anda berhasil menciptakan suasana dan harapan yang anda inginkan.
Sampai disini, anda tipe penulis yang paling senang menggunakan ending mana? Apakah masih sering menggunakan happy dan sad ending? Atau anda sudah mulai mencoba-coba membuat ending cerita versi lain agar karya anda lebih bervariatif? Boleh komen di kolom komentar ya. Itulah beberapa jenis ending cerita.
Jika ternyata ada lumayan jenis ending cerita yang bisa dipilih untuk mengakhiri kisah. Semoga setelah mengetahui jenis-jenis ending cerita ini, anda bisa membuat kisah yang endingnya lebih beragam. Agar tidak melulu berending happy ending sad ending. Semoga sedikit ulasan ini bermanfaat.
Kalau Anda sudah tau tipe ending cerita, jangan lupa juga membuatnya semaksimal mungkin dengan Tips membuat ending cerita di novel ini.
(Iruekkawa Elisa)