7 Cara Menghindari Kesalahan Umum Bahasa Indonesia

kesalahan umum bahasa indonesia

Kesalahan umum Bahasa Indonesia masih sering terjadi di mana-mana baik di caption media sosial, tugas kuliah, maupun artikel berita. Mulai dari salah ejaan, penggunaan kata tidak baku, hingga struktur kalimat yang tidak efektif.

Padahal, berbahasa dengan benar adalah bentuk penghormatan terhadap bahasa kita sendiri. Pada kesempatan kali ini kita akan kupas alasan mengapa kesalahan Bahasa Indonesia masih terjadi dan cara menghindari kesalahan umum tersebut. 

Alasan Mengapa Kesalahan Bahasa Indonesia Masih Terjadi

Meskipun Bahasa Indonesia sudah diajarkan sejak dini, kesalahan dalam berbahasa masih sering kita jumpai. Fenomena ini menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa yang baik tidak hanya soal hafalan, tetapi juga soal kebiasaan dan kesadaran berbahasa. Berikut tiga alasan utama mengapa kesalahan Bahasa Indonesia masih sering terjadi.

1. Kurangnya Literasi Bahasa

    Banyak orang tidak terbiasa membaca sumber bahasa yang benar, seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

    Akibatnya, bentuk kata tidak baku seperti aktifitas atau resiko masih digunakan secara luas. Literasi bahasa yang rendah membuat masyarakat sulit membedakan mana bentuk yang benar dan yang salah.

    2. Pengaruh Bahasa Gaul dan Asing

      Media sosial mendorong munculnya bahasa campuran seperti update status, ngepost, atau meeting dulu. Penggunaan istilah ini dianggap keren dan efisien, tetapi tanpa sadar membuat kebiasaan berbahasa baku semakin luntur.

      3. Kurangnya Pembiasaan dan Koreksi

        Kesalahan berbahasa jarang dikoreksi dalam percakapan sehari-hari. Padahal, kebiasaan memperbaiki diri saat berbicara dan menulis bisa menjadi latihan sederhana untuk meningkatkan kemampuan berbahasa.

        banner mo promo spekta akhir tahun buknes

        Baca Juga: 10 Kesalahan Umum Penulis Pemula dan Cara Menghindarinya

        Cara Menghindari Kesalahan Umum Bahasa Indonesia

        Setelah mengintip 3 alasan mengapa kesalahan Bahasa Indonesia masih terjadi, berikut adalah 7 cara menghindari kesalahan umum Bahasa Indonesia. 

        1. Biasakan Membaca KBBI dan PUEBI

          Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah dua sumber utama dalam memahami bahasa secara benar.

          KBBI membantu kamu membedakan mana kata yang baku dan tidak baku, sedangkan PUEBI menjelaskan aturan penulisan seperti penggunaan huruf kapital, tanda baca, hingga penulisan serapan dari bahasa asing.

          2. Perhatikan Penggunaan Tanda Baca

            Kesalahan kecil dalam tanda baca bisa mengubah arti seluruh kalimat. Misalnya:

            • “Mari makan, Ayah!” berarti mengajak ayah makan.
            • “Mari makan Ayah!” berarti… (kamu tahu sendiri maknanya berbahaya).

            Contoh di atas menunjukkan pentingnya tanda baca, terutama koma dan titik. Gunakan koma (,) untuk memisahkan anak kalimat, menandai jeda, atau menyebutkan unsur dalam deret. Sedangkan titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat pernyataan.

            Selain itu, hindari penggunaan tanda seru (!) berlebihan, karena dapat membuat tulisan terasa emosional atau tidak formal. Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (Kemendikbud, 2023), tanda baca juga mencerminkan struktur berpikir seseorang, semakin tepat penggunaannya, semakin jelas pula pesan yang disampaikan.

            3. Gunakan Kata Baku dalam Tulisan Formal

              Salah satu kesalahan umum dalam berbahasa adalah penggunaan kata tidak baku, terutama dalam konteks resmi seperti laporan, artikel ilmiah, atau surat dinas. Misalnya:

              • Gimana kabarnya? (tidak baku) → Bagaimana kabarnya? (baku)
              • Udah selesai belum? (tidak baku) → Sudah selesai belum? (baku)

              Kata tidak baku memang terasa lebih akrab, tapi dalam tulisan profesional, penggunaan kata baku menunjukkan kedisiplinan dan kecerdasan berbahasa.

              Kamu bisa menggunakan fitur pemeriksa ejaan otomatis (Ejaan.id) untuk membantu mengecek kesalahan kata. Dengan membiasakan diri menggunakan kata baku, kamu akan tampak lebih profesional dan kredibel di mata pembaca.

              Baca Juga: Manfaat Menulis dan 9 Kesalahan Penulis Pemula

              4. Perbaiki Struktur Kalimat

                Kalimat yang baik harus memiliki subjek (S) dan predikat (P) yang jelas. Sayangnya, banyak orang masih menulis kalimat panjang yang tidak efektif. Misalnya:

                “Yang saya maksud itu sebenarnya adalah kalau kita mau sukses maka kita harus kerja keras setiap hari.”

                download ebook bukunesia

                Kalimat di atas bisa dipadatkan menjadi:

                “Maksud saya, kesuksesan membutuhkan kerja keras setiap hari.”

                Kalimat efektif tidak harus panjang, tetapi harus mudah dipahami. Gunakan prinsip hemat kata, padat makna. Hindari pengulangan yang tidak perlu seperti “naik ke atas” atau “turun ke bawah.”

                Menurut PUEBI (Kemendikbud, 2023), kalimat efektif memiliki lima unsur penting: kesepadanan, kehematan, kejelasan, kevariasian, dan ketepatan struktur. Cobalah membaca ulang tulisanmu dengan keras untuk mengetahui apakah kalimatmu mengalir secara alami.

                5. Hindari Campur Bahasa Secara Berlebihan

                  Di era media sosial, kita sering mendengar kalimat seperti:

                  “Nanti aku meeting dulu ya, terus update progress-nya.”

                  Campuran bahasa seperti ini dikenal sebagai code mixing. Meski terlihat modern, terlalu sering mencampur Bahasa Indonesia dengan bahasa asing dapat membuat makna jadi kabur dan merusak kebakuan bahasa.

                  Gunakan padanan Bahasa Indonesia jika tersedia. Misalnya, kata meeting bisa diganti menjadi rapat, update menjadi pemutakhiran, dan progress menjadi kemajuan.

                  Badan Bahasa bahkan menyediakan laman resmi Tesaurus Bahasa Indonesia yang bisa membantu menemukan padanan kata asing yang sesuai. Dengan membiasakan diri menggunakan bahasa sendiri, kamu turut melestarikan kekayaan bahasa nasional.

                  6. Biasakan Menulis dan Mengedit Ulang

                    Menulis tanpa membaca ulang ibarat berbicara tanpa berpikir dulu. Banyak kesalahan ejaan, tata bahasa, dan struktur kalimat bisa dihindari jika kamu meluangkan waktu untuk mengedit ulang tulisanmu.

                    Cobalah membaca tulisanmu dengan lantang. Jika terdengar janggal, berarti ada yang perlu diperbaiki. Kamu juga bisa meminta orang lain membaca dan memberikan umpan balik.

                    Menurut The Writing Center – University of North Carolina (2022), kebiasaan merevisi adalah kunci utama dalam menulis yang efektif. Bahkan penulis profesional pun tidak langsung menghasilkan tulisan sempurna dalam satu kali duduk. Revisi adalah bagian penting dari proses berpikir dan belajar berbahasa.

                    Baca Juga: Self Editing: Pengertian dan Langkah Mudah Melakukannya

                    7. Belajar dari Kesalahan Sehari-hari

                      Kesalahan dalam berbahasa bukanlah aib, tapi kesempatan untuk belajar. Setiap kali kamu menemukan kata atau struktur yang salah, catat dan pelajari bentuk yang benar.

                      Misalnya, jika kamu sering menulis “diubah” sebagai “dirubah,” maka koreksi dan pahami bahwa kata bakunya adalah “diubah,” karena “rubah” berarti hewan.

                      Menghindari kesalahan umum Bahasa Indonesia bukan perkara hafalan, melainkan kebiasaan. Dengan membiasakan membaca KBBI, memperhatikan tanda baca, menggunakan kata baku, menulis efektif, serta mengedit ulang tulisan, kemampuan berbahasa mu akan meningkat pesat.

                      Itulah 7 cara menghindari kesalahan umum Bahasa Indonesia yang bisa kamu pahami, semoga artikel dari Bukunesia ini bermanfaat dan bisa belajar menjadi pengguna bahasa yang lebih cermat dan bertanggung jawab.

                      Referensi 

                      Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2023). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
                      Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2023). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Jakarta: Kemendikbudristek.
                      Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. (2024). KBBI Kemendikbud. Retrieved from https://kbbi.kemdikbud.go.id
                      Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. (2024). KBBI Kemendikbud. Retrieved from https://kbbi.kemdikbud.go.id
                      The Writing Center – University of North Carolina. (2022). Editing and Proofreading Strategies. Retrieved from https://writingcenter.unc.edu

                      MAU NULIS TAPI BINGUNG MULAI DARI MANA?

                      Ebook gratis ini akan membantu kamu menulis buku novel, biografi, fiksi, dan nonfiksi dengan lebih mudah. Dilengkapi panduan serta tips praktis agar proses menulismu makin percaya diri dan terarah.