Pendongeng terkenal di Indonesia masih bisa kita temukan. Sayangnya, dongeng ini kurang seheboh jaman dulu, yang mana dulu belum mengenal teknologi, dan satu-satunya hiburan adalah mendengarkan dongeng. Sementara sekarang, banjir informasi berkat kecepatan digitalisasi.
Indonesia adalah salah satu negara paling kaya secara budaya di dunia, lebih dari 17.000 pulau, ratusan suku bangsa, ratus bahkan ribuan bahasa lokal, dan tradisi yang sangat beragam.
Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sangat penting adalah tradisi cerita tutur atau tradisi lisan (oral tradition). Tradisi ini mencakup dongeng, mitos, legenda, pantun, syair, cerita rakyat, hingga pertunjukan wayang yang diturunkan secara turun-temurun, seringkali tanpa catatan tertulis terlebih dahulu.
Maka tidak heran, jika pendongeng itu memiliki peran penting. Dan di era saat ini, dongeng harus tetap lestari.
Daftar Isi Artikel
Peran Penting Pendongeng di Era Modern
Cerita tutur bukan hanya hiburan. Dongeng dapat dijadikan sebagai penyampai nilai, pembentuk identitas, dan jembatan antar generasi.
Dalam konteks Indonesia, tradisi ini sangat relevan karena keberagaman budaya lokal menuntut cara penghubung yang fleksibel, lisan menjadi satu bentuk yang alami dalam komunitas-komunitas yang menggunakan bahasa daerah dan interaksi sosial langsung. Berikut 3 peran penting pendongeng di era modern.
1. Pendongeng sebagai Pengawal Makna dan Nilai
Menurut Ball (2023) dalam ThingLink Blog, manusia tetap membutuhkan cerita untuk memahami dirinya dan lingkungannya. Cerita bukan sekadar hiburan, tetapi wadah pembentukan identitas dan karakter.
Sayangnya, di tengah derasnya arus media sosial, banyak cerita kehilangan esensi untuk menonjolkan sensasi ketimbang refleksi.
Oleh karena itu, pendongeng di era modern harus mampu menempatkan dirinya sebagai penjaga integritas, bukan hanya penyebar cerita yang viral.
2. Pendongeng sebagai Jembatan Antarbudaya dan Antar Generasi
Grossman (2025) dari World Economic Forum menyebutkan bahwa storytelling kini menjadi alat strategis dalam kepemimpinan, komunikasi, hingga diplomasi budaya.
Cerita dapat menumbuhkan empati, memperkuat solidaritas, dan meredam perbedaan. Namun, pendongeng juga dihadapkan pada tantangan homogenisasi budaya, di mana kisah lokal bisa tenggelam oleh narasi global yang lebih dominan.
Pendongeng yang bijak mampu mengangkat kisah lokal dan mengolahnya menjadi narasi universal yang dapat dipahami banyak orang.
3. Pendongeng sebagai Inovator Media dan Metode Cerita
Anne McKeown (2024) menekankan bahwa kekuatan storytelling modern terletak pada kemampuannya beradaptasi dengan teknologi tanpa kehilangan sentuhan manusia.
Pendongeng perlu memanfaatkan media digital untuk memperluas jangkauan audiens, namun tetap menjaga keaslian dan nilai kemanusiaan dan budaya di dalam ceritanya.
Baca Juga: Tips Cara Membuat Dongeng Sendiri dengan Cepat
Alasan Dongeng Masih Diperlukan di Zaman Sekarang
Melestarikan cerita-tutur berarti juga menjaga keberagaman budaya Nusantara, menghormati akar-akar kita, serta membuat anak-anak muda tidak hanya menjadi penonton budaya asing, tetapi penggiat warisan sendiri.
Saat kita mendongeng kembali, kita bukan hanya berbicara tentang masa lalu, tetapi membangun jembatan menuju masa depan. Berikut adalah 3 alasan dongeng masih diperlukan di zaman sekarang.
1. Dongeng Menjaga Identitas dan Nilai Budaya
Dalam masyarakat tradisional, dongeng berfungsi menanamkan norma sosial seperti berbagi dan saling membantu. Artinya, sejak dulu cerita sudah jadi alat pendidikan yang ampuh.
Di era modern, perannya nggak kalah penting, justru ketika kita makin sibuk dengan layar dan algoritma, dongeng datang mengingatkan bahwa ada kebijaksanaan yang tak lekang oleh waktu.
Tapi tentu saja, tantangannya adalah bagaimana membuat dongeng tetap hidup. Kalau cerita hanya diulang tanpa adaptasi, ia bisa terasa jauh dan ketinggalan zaman. Pendongeng masa kini perlu pintar mengolahnya atau membungkus pesan lama dengan kemasan baru.
2. Dongeng Membangun Empati dan Keterhubungan Emosional
Dongeng bukan cuma alat penyampai informasi, tapi juga pembentuk emosi dan identitas. Saat kita mendengar kisah seseorang yang berjuang, jatuh, lalu bangkit, secara tak sadar kita ikut memproyeksikan pengalaman kita ke dalam cerita itu. Itulah kenapa dongeng bisa menumbuhkan empati.
Masalahnya, banyak orang kini lebih sibuk dengan data ketimbang narasi. Padahal penelitian menunjukkan, orang hanya mengingat sekitar 5% data, tapi bisa mengingat lebih dari 60% cerita yang menyentuh emosi. Jadi, kalau mau menyentuh hati dan menggerakkan pikiran, dongeng masih jadi media paling ampuh.
3. Dongeng Menemani Kita Mencari Makna di Dunia yang Penuh Ketidakpastian
Artikel di Scientific American menyebut bahwa bercerita bisa memperkuat motivasi hidup dan membantu seseorang menemukan arah. Cerita membuat kita sadar bahwa kesulitan adalah bagian dari perjalanan, dan setiap bab kehidupan punya pelajaran tersendiri.
Dongeng, dengan simbol dan imajinasinya, membantu kita memaknai hal-hal yang tak bisa dijelaskan oleh logika semata.
Tentu, tidak semua dongeng relevan untuk zaman sekarang. Kalau ingin tetap hidup, dongeng perlu berkembang. Cerita tentang pahlawan mungkin kini bisa hadir dalam bentuk film animasi, serial podcast, atau bahkan video pendek di media sosial, yang penting, esensinya tetap sama memberi harapan dan arah.
Baca Juga: Apa Itu Dongeng? Ciri Ciri, Struktur dan Unsur Dongeng
Pendongeng Terkenal di Indonesia Yang Wajib Kamu Kenal
Di Indonesia, ada pendongeng yang nama nya familiar kita dengar. Buat kamu yang punya ketertarikan atau mimpi menjadi seorang pendongeng, wajib tahu 5 pendongeng terkenal berikut ini.
1. Suyadi (lebih dikenal sebagai Pak Raden)
Pak Raden adalah sosok legendaris. Ia identik dengan dongeng dan cerita anak di Indonesia. Lahir 28 November 1932 di Puger, Jember, Suyadi adalah ilustrator, animator, pendongeng dan pengarang buku anak-anak.
Ia dikenal lewat karakter “Si Unyil” dan karakter “Pak Raden” dalam serial sandiwara boneka yang sangat populer di era 1980-an di TVRI. Lebih dari itu, tanggal lahirnya (28 November) kemudian diperingati sebagai Hari Dongeng Nasional di Indonesia sebagai bentuk penghormatan atas kontribusinya di dunia mendongeng.
2. Mochammad Awam Prakoso (alias Kak Awam)
Kak Awam Kelahiran 18 Mei 1973 di Blora, Jawa Tengah. Ia adalah pendongeng kontemporer yang telah membangun organisasi “Kampung Dongeng Indonesia” dan menyebarkan gerakan mendongeng ke seluruh Indonesia. Ia terkenal dengan pertunjukan dongeng yang edukatif, jenaka, ekspresif dan sering melakukan pelatihan teknik mendongeng.
3. Bambang Bimo Suryono (alias Kak Bimo)
Kak Bimo lahir di Yogyakarta dan sudah aktif mendongeng sejak tahun 1972. Ia tercatat sebagai pemegang dua rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori ilustrasi suara terbanyak dan pendongeng dengan audiensi terbanyak. Ia begitu aktif membagi ilmu mendongeng ke guru-guru, orang tua, komunitas literasi dan PAUD.
4. Agus Djafar Sodik (alias Agus DS)
Agus DS Lahir 4 Desember 1960. Ia adalah pendongeng yang dikenal secara internasional dan memakai boneka sebagai media utama dalam pertunjukannya. Ia aktif memberikan pelatihan mendongeng dan menyebarkan metode storytelling profesional di Indonesia.
Baca Juga: Cara Penyampaian Cerita Dongeng yang Baik
5. Puput Yulianti (alias Kak Puput)
Kak Puput berasal dari Surabaya dan sudah memulai mendongeng sejak sekitar 2015 dengan media boneka bernama “Aiz”. Ia menekankan pada dongeng yang bernuansa islami, inspiratif dan ramah anak. Kak Puput menunjukkan bagaimana mendongeng bisa disesuaikan dengan tema spesifik (misalnya cerita islami) dan relevan dengan kebutuhan anak-anak zaman kini.
Dari kelima pendongeng terkenal di indonesia di atas, siapa yang pernah kamu temui? Atau kamu ingin menjadi seorang pendongeng karena terinspirasi dari salah satu mereka? Boleh tulis pengalaman kamu di kolom komentar.
Masih bingung soal apa itu pendongeng dan hal-hal menarik di dalamnya? Pertanyaan-pertanyaan berikut bisa membantumu!
Dongeng adalah cerita fiksi yang dibuat untuk menghibur sekaligus menyampaikan pesan moral. Ceritanya biasanya sederhana, imajinatif, dan mudah dipahami oleh berbagai usia, terutama anak-anak.
Pendongeng adalah seseorang yang menceritakan dongeng secara lisan dengan tujuan menghibur, mengedukasi, atau menyampaikan pesan. Mereka sering menggunakan ekspresi, intonasi, dan gestur untuk membuat cerita lebih hidup.
Pendongeng yang baik perlu memahami cerita dengan utuh, kemudian menyampaikannya dengan intonasi, ekspresi, dan alur yang menarik. Latihan rutin dan kemampuan berinteraksi dengan audiens juga menjadi kunci penting.
Seorang pendongeng perlu menguasai intonasi suara, ekspresi wajah, gesture tubuh, serta kemampuan membangun alur cerita. Selain itu, kreativitas dan keterampilan berkomunikasi membantu membuat dongeng lebih memikat.
Semoga artikel dari Bukunesia ini bermanfaat dalam menambah wawasan kamu tentang pendongeng terkenal di Indonesia serta kontribusi mereka bagi perkembangan cerita anak dan budaya lokal. Semoga semakin banyak generasi yang tergerak untuk melestarikan seni mendongeng.
Referensi
Ball, K. (2023). What Does Storytelling Mean in the 21st Century? ThingLink Blog. https://www.thinglink.com/blog/what-does-storytelling-mean-in-the-21st-century
Grossman, M. (2025). Why Storytelling is the Key to Success in the Disruption Era. World Economic Forum. https://www.weforum.org/stories/2025/01/storytelling-key-to-success-in-the-disruption-era
McKeown, A. (2024). The Power of Storytelling. AnneMcKeown.com. https://annemckeown.com/the-power-of-storytelling

