Cara menulis yang benar bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa terkecuali. Caranya pun juga tidak susah. Namun, tetap saja hampir sebagian besar orang banyak juga yang menganggap menulis itu sulit.
Pada dasarnya menulis itu mudah dilakukan apabila kamu menguasai materi dan cukup informasi. Tentu saja, harus ada tujuan yang melatar belakangi kenapa harus menulis. Tanpa tujuan yang jelas, konsistensi menjadi seorang penulis dipertanyakan.
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan fokus mengulas cara menulis yang benar itu bagaimana. Semoga kamu yang punya impian sebagai penulis, terbantu dengan tips berikut ini.
Daftar Isi Artikel
Tujuan Orang menulis
Sebelum fokus mengulas cara menulis yang benar, ada sub point yang tidak kalah penting. Yaitu kamu harus tahu tujuan menulis untuk apa? Tidak semua orang tahu alasan kenapa mereka ingin menjadi penulis atau mereka menuliskan sesuatu. Padahal, tanpa sebuah tujuan semakin menyulitkan kita.
Analoginya saat kita hendak pergi, jika tidak ada tujuan yang kita tuju, kita akan kebingungan dan selalu bertanya pada diri akan kemanakah langkah ini?
Bingung tidak tahu jalan mana yang akan dipilih, selalu ragu dengan segala keputusan dan selalu resah selama proses perjalanan.
Sebaliknya, orang yang memiliki tujuan yang jelas, mereka tahu arah yang akan dituju. Setiap tindak tanduk yang dilakukan pun semakin yakin dan mantab. Dari sekian banyak sekali tujuan menulis, setiap orang berhak menentukan pilihannya.
Tentu saja tujuan setiap orang berbeda-beda. Ada yang bertujuan menjadi penulis terkenal, ada yang bertujuan kritikus lewat tulisan, ada yang ingin menjadi jurnalis, ada yang bertujuan menjadi editor, ada yang ingin menjadi penulis legendaris dan ada juga yang ingin menjadi penulis agar jadi orang kaya.
Semua tujuan sebenarnya sah-sah saja. Karena tujuan setiap orang adalah kebebasan. Namun jika ada yang ingin menjadi penulis agar menjadi orang kaya, sepertinya salah server. Kenapa? Karena menjadi penulis itu uangnya tidak seberapa. Bisa saja menjadi kaya, tapi hanya sebagian kecil penulis saja yang benar-benar kaya dari hasil karya mereka.
Salah satu tujuan menulis yang bijak adalah yang bertujuan untuk menyampaikan informasi, menyebarluaskan gagasan dan sebagai upaya menjadi agen perubahan serta mengambil andil dalam bagian sejarah.
Salah satunya tokoh Ki Hajar Dewantara dalam menyuarakan aspirasi, gagasan dan pendapatnya lewat tulisan. Sehingga memantik lawan melakukan pengasingan terhadap beliau.
Ada juga sastrawan seperti Ananta Toer, chairil Anwar dsb yang mengeluarkan kritik lewat sastra. DImana karya mereka sampai dibredel karena dianggap membahayakan. Jadi, dari ulasan di atas memberikan gambaran bahwasanya tulisan dan karya yang abadi adalah karya yang memang disampaikan dengan hati dan memiliki tujuan menyebarkan gagasan.
Dimana gagasan itu dapat dijadikan stimulus pembaca agar menjadi pribadi yang lebih kritis, lebih cerdas lagi. Dapat pula bertujuan sebagai kritik yang sebenarnya itu suara yang mewakilkan banyak suara masyarakat.
Sebelumnya, kita sudah membahas tentang mengasah keterampilan menulis. Silakan baca disana supaya bisa lebih menguasai.
Cara Menulis yang Benar
Jika sudah mengetahui tujuan orang menulis. Sekarang masuk ke pembahasan inti, cara menulis yang benar. Nah, berikut beberapa tips atau cara yang bisa kamu garisbawahi.
1. Banyak Membaca Buku dan Berita
Cara menulis yang benar adalah memiliki banyak informasi, data, referensi dan perspektif yang kritis dan akurat. Salah satu caranya dengan membaca buku dan menonton berita. Baik itu berita secara online, offline (surat kabar) ataupun lewat tayangan televisi.
Ada satu pesan menarik dan sangat penting dalam menulis, yaitu muatan informasi yang akan dituliskan sebagai dasar penting. Bagaimana bisa menuliskan tentang buah delima, jika informasi dasar tentang delima tidak punya sama sekali. Jika tidak ada informasi dan ilmu tentang buah delima.
Sebaliknya, orang akan mudah sekali menulis ketika sudah mengetahui data dan informasi tentang buah delima. Misal, tahu manfaat untuk kesehatan, tahu rasa delima yang sudah matang, tahu cara penyimpanan delima agar lebih tahan lama dan masih banyak hal yang bisa kamu jelaskan tentang buah delima dari berbagai sudut pandang.
Maka, penting sekali menggali informasi dan mencari tahu data-data yang diperlukan lewat membaca, mendengarkan berita ataupun membaca berita. Jika perlu, kamu juga ikut merasakan langsung, agar tahu betul rasanya. Sehingga saat menuliskannya pun kamu lebih impresif, kritis dan menyelami dengan sangat baik
2. Banyak Berpetualang dan bermasyarakat
Saat tahun-tahun awal saya memutuskan ingin menjadi penulis, banyak teman dan senior yang menyarankan untuk banyak membaca. Karena dengan membaca akan mengasah kemampuan diksi dan membantu menemukan ide dan gagasan.
Sebenarnya saya sangat setuju dengan nasihat tersebut. Namun ada yang tidak kalah penting selain membaca, yaitu memiliki kepekaan emosional dalam kehidupan sosial ataupun dalam kehidupan sehari-hari.
Saya pribadi justru kehidupan nyata yang ada disekitar, mungkin sederhana dan dianggap sepele, namun di sanalah ilmu pengetahuan pertama yang akan menggerakan penulis untuk mempelajari lebih dalam lagi.
3. Mengumpulkan dan mengolah ide
Bagaimana caranya mengumpulkan ide menulis? Kamu harus siap berpetualang dan menyatu dengan masyarakat. Berpetualang yang saya maksud di sini bukanlah berpetualang dalam arti sebenarnya. Tetapi petualangan hidup yang saat ini tengah kamu jalani
Jika kamu bisa melihat lebih ke dalam, dan mengaktifkan panca indra yang kita miliki, dan mengaktifkan perasaan dan pikiran. Maka akan kita temukan bahwa kita sedang berada di tengah hutan belantara.
Ada banyak permasalahan yang akan kita temukan di sekeliling kehidupan kita. Mulai masalah perekonomian, masalah pergaulan, dampak penggunaan teknologi terhadap remaja, kesalahan berfikir akibat banyak informasi dalam sekian detik dan menit dan masih banyak sekali tema yang sebenarnya bisa kita tuliskan satu persatu.
Dijamin, jika kamu sudah di tahap mengenali lebih dalam tentang diri sendiri lebih dalam lagi. Kamu tidak akan pernah kehabisan tema dan gagasan yang akan dituliskan. Setidaknya dari sinilah kamu bisa mengumpulkan ide dan mengolah ide lebih mudah.
Bisa dikata, kamu memiliki ide dan gagasan yang tumpah ruah. Padahal kita tahu, sebagian besar kendala seseorang tidak dapat menulis hanya karena bingung apa yang harus dituliskan, tidak tahu ide dan gagasan mereka.
4. Tentukan topik yang ingin ditulis secara jelas
Cara menulis yang benar selanjutnya adalah menentukan topik. Ternyata tidak hanya penulis pemula saja yang mengalami kesulitan dalam menentukan topik. Penulis yang cukup pengalaman sekalipun sesekali masih mengalami kesulitan yang sama.
Nah, untuk menghindari hal-hal semacam ini, dapat diminimalisir dengan cara membuat rancangan atau membuat list. Catat topik yang dianggap menarik dan penting. topik yang paling menarik, dan paling kamu sukai, itulah yang dipilih.
Setelah di pilih, kamu bisa melanjutkan dengan mencari referensi tambahan. Misal membaca buku, melakukan riset, atau membaca berita yang ada kaitannya dengan topik yang akan ditulis. Semakin banyak referensi yang kamu baca, semakin banyak pandangan dan perspektif yang bisa kamu kembangkan.
5. Gunakan kata umum dan bahasa yang mudah dipahami
Salah satu permasalahan yang banyak dialami oleh penulis pemula adalah, tidak percaya diri menuliskan ide dan gagasan mereka. Alasannya sangat klise, karena merasa tulisan yang disampaikan tidak keren ataupun kece.
Rerata, penulis pemula beranggapan bahwa jika ingin menulis haruslah menulis sesuatu yang brilliant dan besar. Padahal tidak selalu demikian. Kamu bisa mengawali menulis dengan ide dan topik paling sederhana yang dikemas menggunakan bahasa umum.
Justru yang paling penting dalam menulis adalah, tulisan kamu dapat dipahami oleh orang lain. Perhatikan pula target pembaca kamu. Jika pembaca adalah para akademisi, maka kamu bisa menuliskan menggunakan bahasa ilmiah dan istilah-istilah yang tidak umum.
Sebaliknya, jika pembaca tulisan kamu adalah masyarakat umum dan anak-anak muda, maka gunakan pemilihan diksi paling umum dan secara umum.
Tujuannya agar mudah dimengerti oleh semua kalangan. Jadi, buat kamu nih yang masih belum memiliki keberanian menulis, mulailah dari hal-hal sederhana.
6. Langsung ke Poin Pokok Bahasan
Adapun cara menulis yang benar yang perlu diperhatikan, pastikan jika kamu langsung menulis ke pokok bahasan. Minimalisir penulisan perkenalan atau intro (kalimat pembuka) yang terlalu panjang dan bertele-tele.
Tulisan yang tidak langsung pada pokok sasaran akan mempengaruhi minat pembaca. Jika konteks tulisannya adalah tulisan berita, artikel ataupun opini, maka pembaca lebih senang tulisan yang lugas, tegas dan to the point.
Sementara tulisan yang yang dikontekskan tulisan fiksi, maka tidak ada salahnya jika tulisan kamu dikemas dengan intro yang relatif panjang.
Baca selengkapnya 9 Cara Meningkatkan Kemampuan Menulis
7. Kalimat Pendek
Tulis gagasan dalam bentuk kalimat aktif. Kalimat aktif adalah kalimat yang memiliki struktur kalimat SPOK (Subjek, Predikat, Objek dan Predikat). Hindari penulisan anakan kalimat yang terlalu panjang. Karena itu cukup mengganggu. Jika harus ada anak kalimat, kamu bisa mengemasnya dalam kalimat yang pendek.
Berbicara tentang kepenulisan, memang ada banyak sekali peruntukannya. Setiap peruntukannya memiliki aturannya masing-masing.
Misal ada penulisan yang diperuntukan untuk menulis berita, ada juga yang diperuntukan untuk menulis di rubrik surat kabar, menulis buku dan belakangan ini banyak yang mencari jasa penulisan artikel untuk website.
Nah, khusus penulisan yang diperuntukan untuk website memiliki aturan yang sedikit berbeda nih. Karena bentuknya dalam bentuk digitalisasi, dimana mata manusia saat membaca tulisan di layar memiliki tingkat kejenuhan lebih tinggi.
Maka artikel yang diperuntukan untuk website disarankan menggunakan kalimat yang pendek-pendek. tujuannya jelas, memberikan tingkat keterbacaan pembaca biar lebih tinggi, nyaman dimata dan mudah untuk dimengerti.
8. Edit dan Revisi sesuai PUEBI
Ternyata tujuh cara menulis yang benar di atas belum selesai. Kamu masih memiliki beberapa catatan lain. Salah satunya adalah proses revisi atau proses editing. Proses editing memang lebih pas dilakukan di bagian akhir, saat semua proses penulisan sudah selesai.
Jadi setelah semua tulisan sudah selesai, kamu wajib melakukan editing atau revisi. Baca ulang secara seksama. Jika ada kalimat yang susah di pahami, bisa dibenahi. Permasalahan umum saat melakukan editing tulisan adalah perasaan subjektivitas penulis.
Sebagai penulis, saat melakukan proses editing pasti ada rasa subjektif terhadap tulisan kita. Menganggap itu hal yang pantas dan tidak perlu mendapatkan perhatian khusus. Padahal bagi orang lain itu bisa dihilangkan atau perlu diedit.
Adapun masalah lain, yaitu sudah dibaca dan direvisi beberapa kali, rasanya tidak ada kesalahan yang begitu berarti. Namun bagi orang lain, masih ada banyak yang perlu di revisi dan diedit. Nah, untuk menghindari hal-hal seperti ini, maka kamu bisa melakukan beberapa tips berikut ini.
- Saat tulisan selesai untuk pertama kalinya, kamu perlu istirahat dan menetralkan kembali energi, pikiran. Biarkan rileks
- Cara menetralkan diri dapat dilakukan dengan hal-hal yang membuat kamu merasa nyaman dan senang,
- Karena setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda mengembalikan kondisi netralnya, maka kamu bisa melakukan sesuai dengan karakter kamu. Misal, dengan cukup istirahat, maka tidak ada salahnya dilakukan.
- Setelah itu, barulah melanjutkan melakukan proses revisi.
Setelah melakukan beberapa tips di atas, maka saat kembali melakukan revisi ataupun editing, akan lebih netral dan objektif dalam membaca tulisan atau karya yang tengah dibuat.
Misal, semakin nyata melihat kekacauan tulisan diri sendiri, dan semakin banyak ditemukan kata dan tulisan yang tidak sesuai dengan PUEBI yang segera diperbarui.
9. Tanyakan tulisan kepada orang lain
Cara menulis yang benar yang berikutnya adalah dengan meminta pendapat dari orang lain. Bagi pemula, tentu saja ini hal yang paling memalukan. Banyak gejolak yang dirasakan bukan? Nah, sebenarnya dibagian ini bagian yang paling penting.
Kamu tidak hanya dituntut memiliki keberanian meminta tolong orang lain membaca. Tetapi juga dituntut untuk mempersiapkan mentalitas. Tentu saja orang yang diminta membaca tidak sekedar membaca saja kan? Tetapi juga memberikan masukan, kritik dan saran.
Kenapa harus dibaca oleh orang lain? Karena orang lain memiliki objektivitas lebih baik dibandingkan diri kita. Orang Lain juga sebagai indikator untuk mengetahui apakah kalimat yang disampaikan dapat diterima oleh pembaca, atau tidak.
10. Mengasah terus menerus
Cara menulis yang benar adalah, mengasah terus menerus. Menjadi penulis itu bukan hal yang instans. Perlu waktu dan proses yang sangat-sangat panjang. Menjadi seorang penulis itu tidak bisa diraih dalam waktu satu atau tiga tahun. Tetapi bertahun-tahun bahkan puluhan tahun.
Menjadi penulis itu juga harus dilakukan secara konsisten. Bukan menulis kadang-kadang saja. dikatakan menjadi penulis apabila kamu sudah melahirkan karya, entah itu karya buku, artikel, tulisan yang dipublikasikan di media massa dan masih banyak lagi.
Tidak ada penulis yang memiliki kualitas dan gagasan ide yang baik. Kecuali si penulis mengasahnya terus menerus. Seperti pisau, semakin sering diasah, semakin tajam. Jadi, jika ada yang ingin menjadi seorang penulis, namun malas-malasan untuk mencoba dan mencoba, maka tidak pantas menjadi seorang penulis.
Menjadi penulis itu tidak sekedar “aku ingin jadi penulis” tetapi dibutuhkan komitmen dan mentalitas. Keberhasilan seorang penulis besar di luar sana itu tercipta dari banyak kegagalan, cacian, bullying dan penolakan yang tidak terhitung jumlahnya.
Dari sekian banyak tulisan yang ditulis, ada satu atau beberapa tulisan yang luar biasa. Dimana kesuksesan tulisannya itulah yang menutup cerita tidak enak menjadi penulis. Jadi, jika ada yang menjadi penulis terkenal dalam kurun waktu 1 tahun dan itu tulisan pertama, maka dia adalah orang yang paling beruntung.
Itulah sedikit pengalaman dan sharing tentang cara menulis yang benar. Semoga dari artikel ini tidak membuatmu jatuh, tetapi membuatmu bangkit dan pantang menyerah. Karena keberhasilan itu ada untuk kamu yang berani menantang kegagalan. (Irukawa Elisa)