Hikayat merupakan karya sastra lama yang ditulis berdasarkan imajinasi penulis. Hikayat menjadi cerita yang menarik karena mengisahkan kehidupan. Adapun ciri menonjol dari karakteristik hikayat, umumnya mengangkat keluarga istana, bangsawan, orang yang memiliki kesaktian, mukjizat, unik dan orang-orang yang suci.
Hikayat itu sendiri diambil dari bahasa arab, yang berarti ‘haka” yang secara harfiah diartikan “menceritakan” atau bercerita. Hikayat adalah karya sastra melayu yang berisi bersifat hiburan, penyemangat, perjuangan dan nasionalisme.
Meskipun demikian, hikayat dikisahkan dalam khayalan imajinatif. Artinya cerita yang disampaikan tidak terjadi dalam dunia nyata – khususnya masyarakat saat ini, dan mungkin saja benar terjadi di masa lalu. Tentu ini akan menjadi menarik bukan. Maka dari itu, tidak ada salahnya kita melihat lebih dalam tentang karakteristik yang cukup menonjol. Langsung saja simak ulasan lengkap berikut ini.
baca juga Struktur Teks Hikayat: Pengertian dan Ciri Ciri
Daftar Isi Artikel
1. Kemustahilan
Hikayat memiliki karakteristik kemustahilan. Dimana dari segi cerita yang disampaikan, rasanya mustahil terjadi di dunia nyata. Maka tidak heran jika hikayat pun terkesan tidak logis dan tidak masuk nalar. Meskipun demikian, itulah yang menarik dari hikayat.
Dimana kemustahilan yang diceritakan, ternyata mungkin bagi orang-orang pada masa itu. Hal ini relevan dengan kisah para nabi ataupun para wali yang memang masih memiliki kesaktian. Dimana kesaktian dan kemukjizatan yang dulu “mungkin” terjadi, sekarang tidak mungkin terjadi.
Sebenarnya bukannya tidak mungkin. Tetapi probabilitasnya sangat jarang terjadi. Alasannya pun ada banyak hal. Bisa karena modernisasi dan banyaknya orang-orang yang tidak mewarisi kesaktian tersebut. Apalagi orang indonesia yang kental dengan ilmu-ilmu kanuragan, tirakat dan masih banyak lagi.
2. Kesaktian
Adapun karakteristik lain dari hikayat. Jika diperhatikan, isi hikayat menceritakan tentang kesaktian yang dimiliki oleh si tokoh. Dimana kesaktian-kesaktian ini mustahil dimiliki oleh orang-orang modern seperti saat ini. Dimana kesaktian sangat mustahil kita lihat kasat mata dan di depan mata, di era serba canggih seperti sekarang.
Meskipun demikian, kesaktian ini diamini bagi sebagian orang khususnya bagi orang-orang yang memiliki kelebihan dan ilmu. Serta diamini oleh orang-orang yang percaya akan hal gaib. DImana bagi umumnya orang saat ini, kesaktian hanya sebagai dongeng angina lalu dan ada hanya pada masa lalu saja.
3. Anonim
Hampir semua cerita hikayat tidak diketahui siapa pengarangnya. Oleh sebab itu, hikayat pun pengarangnya adalah anonym. Anonim adalah tidak menunjukan secara jelas siapa pencipta atau pengarangnya. Karena memang cerita hikayat ini lahir karena kala itu masyarakat mempercayai bahwa itu terjadi dan ada. Meskipun di era sekarang, hal tersebut tidak lagi dianggap nyata dan dianggap tidak masuk akal.
4. Istana Sentris
Adapun karakteristik lain, yaitu bersifat istana sentris. Istana sentris adalah cerita yang mengambil topik dan berlatarkan suasana kerajaan. Dimana isinya pun kurang lebih adalah kisah seorang raja, seorang putri, pelayan raja dan yang masih dalam ruang lingkup kerajaan.
Mungkin ada diantara kamu yang bertanya, kenapa demikian? Jawabannya pun sederhana. Karena memang nenek moyang kita struktur pemerintahannya adalah kerajaan. Sehingga cara penuturan mereka pun mengikuti kondisi yang terjadi pada masa yaitu.
Mengambil istana sentris karena memang cara dan paling dekat bagi masyarakat pada masa itu adalah tentang kerajaan. Tujuannya tidak lain agar cerita lebih mudah untuk diingat dan mudah untuk diterima oleh masyarakat.
5. Penyebaran Secara Lisan
Rata-rata hikayat yang kita dengar adalah cerita yang diceritakan secara turun temurun. Dimana cerita itu pun sudah pernah di dengar dari orangtua kita atau dari nenek kita sebelumnya. Karena sifat ceritanya turun temurun, dan kala itu belum banyak yang bisa baca dan menulis. Maka hiburan yang bisa disampaikan secara lisan, dari mulut ke mulut.
6. Tradisional & Arkais
Karakteristik yang paling menonjol lainnya adalah bersifat tradisional dan arkais. Dimana hikayat yang buat masih menonjolkan adat, tradisi dan budaya masyarakat lokal yang ada di daerah tersebut. Karena bersifat tradisional, maka banyak hal-hal yang tidak ada ditempat lain, dan inilah yang menjadikan cerita hikayat lebih unik dibandingkan crita-cerita yang lain.
7. Mendidik Moral Atau Religius
Disadari atau tidak, karakteristik hikayat secara tidak langsung memberikan pesan moral yang mendidik. Setidaknya pendengar dan penikmat bisa mengambil hikmah yang sedang diceritakan. Tidak hanya itu saja. Ternyata juga sangat efektif untuk membangun karakter dan sikap bagi penikmatnya juga.
Jika konteks hikayat memberikan amanat cerita yang bersifat religius. Maka crita hikayat pun dapat mendorong pendengar atau penikmat nya semakin religius. Konteks religius tidak melulu fokus pada kepercayaan atau keagamaan. Tetapi bisa juga terfokus pada pesan moral yang sifat membangun jiwa dan membangkitkan rohani.
Baca juga: Unsur Ekstrinsik dan Unsur Intrinsik Hikayat
8. Menggunakan Alur Berbingkai (Cerita Berbingkai)
Karaktristik hikayat umumnya menggunakan alur berbingkai atau crita berbingkai. Mungkin ada diantara kamu yang masih asing dengan istilah alur brbingkai? Alur berbingkai adalah alur cerita yang memiliki satu cerita pokok, kemudian di dalamnya menceritakan macam-macam cerita lagi. Jadi yang dimaksud cerita pokoknya adalah di bingkainya. Sementara macam-macam yang dicritakan dalam cerita trsbut sebagai sisipan cerita melalui tokoh cerita. Cerita berbingkai dapat pula diartikan sebagai crita yang di dalamnya mencritakan cerita lain.
9. Statis
Hikayat memiliki karakter statis yang bersifat tetap. Artinya, hikayat disampaikan dalam gambaran dan penulisan yang tidak terlalu berbeda. Maka tidak heran jika hikayat statis juga memiliki kemiripan dengan tokoh satu dengan tokoh pada cerita yang lain. Contohnya hikayat pada tokoh srikandi memiliki kemiripan dengan hikayat pewayangan jawa ataupun kisah mahabarata.
Jangan lupa kunjungi juga Sebelum Menulis Ketahuilah Perbedaan Hikayat Dan Cerpen
10. Edukatif
Seperti yang disinggung sebelumnya. Jika hikayat sedikit berbeda dengan novel ataupun cerpen. Terutama dibagian amanat, hikayat memiliki amanat, pesan yang mengedukasi bagi penikmat atau pembaca. Maka tidak heran jika hikayat memiliki pesan edukatif yang cukup dalam. Tidak berhenti sampai disitu saja, hikayat juga memberikan pembelajar bagaimana cara ikhlas, berkorban dan bagaimana cara belajar hidup. Serta betapa pentingnya bersikap baik agar tidak mendapatkan karma dari kejahatan yang kita lakukan.
Itulah beberapa karakteristik hikayat yang sebenarnya penuh dengan pesan dan sifat. Dimana hikayat yang kita dengar saat ini tidak dibuat secara serampangan. Tetapi juga dibuat secara serius berdasarkan pada situasi, kondisi sosial masyarakat ada kala itu dan sarat akan pesan moral yang cukup mendalam.
Siapa yang sangka jika hikayat yang turun temurun diceritakan kepada anak cucu, ternyata efektif untuk memberikan pendidikan moral, membentuk karakter dan membentuk sikap. Agar menjadi pribadi yang lebih ikhlas, bersikap baik dan tahu sopan santun. Padahal kita tahu, kala itu ranah pendidikan tidak semutakhir dan semaju sekarang.
Namun lewat hikayat yang disampaikan pnuh makna, efektif untuk membangun karakter anak-anak bangsa yang berhati mulia dan manusiawi. Itulah sekilas ulasan tentang karakteristik hikayat. Smoga sedikit ulasan ini membrikan wawasan dan memberikan manfaat bagi semuanya. Kalau butuh contoh, silakan baca Contoh Cerita Hikayat Singkat dan Nilai Yang Terkandung.
(Irukawa Elisa)