Cara Membuat Karakter Fiksi yang Memiliki Jiwa

Membuat Karakter Fiksi
Salah satu unsur penting yang harus hadir dalam sebuah cerita fiksi adalah tokoh atau karakter. Berikut cara membuat karakter fiksi di cerita.

Salah satu unsur penting yang harus hadir dalam sebuah cerita fiksi adalah tokoh atau karakter. Karakter fiksi adalah suatu penggambaran atau deskripsi tentang fisik dan psikis, yang bisa kamu eksplorasi ketika menulis cerita fiksi.

Deskripsi karakter ini dapat memengaruhi jalannya cerita. Deskripsi yang baik akan membangun keseluruhan cerita secara utuh. Sementara itu, penggambaran yang kurang dapat membuat cerita menjadi rumpang, atau bahkan mengacaukan logika cerita.

Pembaca yang detail, bisa menyadari cerita yang ditulis dengan baik dan tidak. Oleh karena itu, kalau kamu ingin menulis, kamu harus memerhatikan hal ini secara teliti.

4 Step Cara Membuat Karakter Fiksi

Dalam membuat karakter fiksi, terdapat beberapa hal yang harus kamu pikirikan. Inilah beberapa cara agar membuat karakter fiksi yang kamu buat menjadi meyakinkan dan membangun keseluruhan isi cerita dengan baik.

1. Mendeskripsikan Fisik

Deskripsi fisik perlu untuk dituliskan. Setiap karakter pasti memiliki ciri khasnya masing-masing. Fisik dari satu tokoh bisa memengaruhi makna dan interpretasi pembaca. Dari deskripsi fisik ini, kamu bisa lebih meyakinkan pembaca dalam alur ceritamu.

Misalnya dari tokoh perempuan yang cantik, kamu tidak hanya mendeskripsikannya dengan kata sifat, “perempuan itu cantik”. Deskripsikan kecantikannya dengan hal yang bisa diimajinasikan pembaca, bagaimana ketebalan alisnya, bagaimana bentuk hidungnya, bagaimana bentuk bibirnya, bagaimana potongan rambutnya, dan sebagainya.

Deskripsi ini menjadi penting ketika kamu sedang mencoba untuk menggambarkan dua tokoh dengan predikat yang sama. Dengan deskripsi yang detail, kamu bisa menggambarkan perbedaan dua laki-laki tampan, misalnya.

Mau nulis buku biografi

Harus kamu sadari, deskripsi ini juga bisa berpengaruh kepada jalannya cerita. Misalnya ada tokoh dengan badan yang kurus, hingga tulang rusuknya kelihatan. Jika deskripsi itu digambarkan pada satu tokoh, maka tokoh tersebut seharusnya tidak kuat untuk berlari lama, atau selalu terlihat lemas.

Maka dari itu, deskripsi fisik ini sebisa mungkin harus kamu pikirkan dengan teliti, sebab deskripsi fisik ini dapat membantu pembaca untuk mengimajinasikan bagaimana tokoh dalam alur cerita yang kamu buat.

2. Menambahkan Kebiasaan Unik

Hampir mirip dengan poin sebelumnya, akan tetapi kali ini adalah penggambaran sifat dari seorang tokoh. Salah satu cara untuk menggambarkan sifat adalah dengan dihadirkannya kebiasaan-kebiasaan unik.

Misalnya untuk menggambarkan seorang tokoh pemalu, kamu bisa menuliskan tentang kebiasaannya memainkan kancing baju ketika ia sedang gugup. Contoh lain misalnya, untuk menggambarkan tokoh pemarah, kamu bisa menggambarkan bahwa tangannya selalu dikepalkan setiap melihat sesuatu yang membuatnya marah.

Dalam mendeskripsikan kebiasaan, hal penting yang harus kamu lakukan adalah menuliskan suatu tindakan yang sama secara berulang kali. Namun, agar pembaca tidak bosan dengan deskripsi tindakan yang berulang itu, kamu bisa memberikan deskripsi yang beragam dari satu tindakan yang sama.

Kebiasaan unik ini juga bisa menjadi pembeda dari satu tokoh dengan tokoh lainnya. Tokoh dengan karakterisasi yang unik bisa menjadi sorotan perhatian para pembaca.

3. Membanyangkan Dia adalah Kamu

Cara paling mudah untuk membuat karakter yang kuat adalah dengan membayangkan karakter tersebut sebagai diri kamu sendiri. Dalam hal ini kamu bisa memilah-milih sifat, kebiasaan, atau fisik yang ada dalam diri kamu. Kamu tidak perlu menuangkan segala hal dari dirimu kepada karakter fiksi.

Saat karakter menghadapi konflik, kamu juga bisa membayangkan bagaimana kamu akan bertindak ketika kamu dihadapkan pada suatu masalah. Hal ini membantu agar karakter yang kamu buat bisa dimengerti dan dibayangkan oleh para pembaca.

Selain membayangkan karakter sebagai dirimu sendiri, kamu juga bisa mengambil inspirasi karakter dari orang lain. Hal ini sering dilakukan pula oleh banyak penulis ternama, yaitu dengan cara mengamati sekitar.

Insight: Contoh Pembukaan Novel yang Menarik

4. Membuat Visual Sesuai Keinginan

Pada akhirnya, yang sedang kamu tulis adalah karya fiksi. Maka dalam kisah fiksi, kamu tidak perlu menggambarkan segala hal yang sesuai dengan fakta. Kamu juga bisa menambahkan sesuatu sesuai dengan imajinasi berdasarkan keinginanmu sendiri.

Kadang, fakta itu memang penting dalam sebuah fiksi. Namun kamu juga harus membumbui fiksi dengan daya imajinasimu, tidak harus sesuai dengan kenyataan. Hal inilah yang dinamakan sebagai logika cerita.

Logika cerita sendiri merupakan sebuah hukum yang dapat membangun keutuhan cerita. Logika cerita mebuat cerita yang kamu buat tidak terdapat plot hole (rumpang alur).

Maka, kamu bisa gunakan imajinasimu seliar mungkin ketika sedang menulis deskripsi visual karakter. Kamu bisa mengedit ceritamu ketika kamu telah selesai menulis. Nah, jika naskah cerita fiksimu sudah jadi, yuk terbitkan bukunya di Penerbit Bukunesia. Sebab, Bukunesia sangat fokus untuk menerbitkan buku fiksi yang berkualitas dan dibantu pemasarannya. Selengkapnya lihat di Menerbitkan Buku.

MAU PANDUAN MENULIS BUKU FIKSI GRATIS?

Dapatkan secara gratis, ebook panduan menulis buku novel, buku biografi, buku fiksi dan non fiksi beserta dengan tipsnya di sini.