Menulis puisi untuk lomba memang tidak mudah. Banyak karya yang bagus secara ide, tapi gagal mencuri perhatian juri. Mengapa begitu?
Kamu dapat temukan jawabannya di ulasan artikel kali ini. Di bab akhir akan diulas pula tips menulis puisi untuk lomba.
Daftar Isi Artikel
Alasan Kenapa Banyak Puisi Gagal Menang Lomba
Apakah kamu suka ikut lomba menulis? Namun tidak pernah mendapatkan nominasi? Mungkin ada beberapa hal kenapa kamu tidak menang dalam lomba. Berikut lima alasan utama kenapa banyak puisi gagal menang lomba.
1. Tidak Sesuai Tema
Kesalahan paling umum adalah menulis puisi yang indah tapi tidak relevan dengan tema lomba. Juri mencari keterkaitan dengan aturan yang sudah dibuat. Jadi, baca aturan sedetail mungkin.
2. Diksi Berlebihan atau Klise
Penggunaan kata yang terlalu rumit atau ungkapan yang sering dipakai seperti “cinta dan luka” membuat puisi kehilangan orisinalitas.
3. Gunakan Rasa
Puisi yang kuat harus mampu menghadirkan gambar dan emosi. Banyak peserta menulis puisi secara data, dan tidak ada feel. Di sinilah rahasianya, tulislah imajinasimu menggunakan rasa.
Karena segala sesuatu yang disampaikan menggunakan rasa akan meresonansikan rasa pula ke pembaca.
4. Struktur dan Ritme Kacau
Banyak puisi gagal karena tidak memiliki aliran yang enak dibaca atau didengar. Rima yang tidak konsisten dan baris-baris yang panjang-pendeknya tidak teratur membuat irama puisi terasa janggal.
Padahal, ritme yang seimbang membantu pembaca menikmati emosi dan pesan puisi dengan lebih dalam.
5. Kurang Revisi
Puisi yang dikirim tanpa proses penyuntingan biasanya menyisakan kesalahan ejaan atau diksi yang lemah. Sehingga ini sering dijadikan alasan juri mengeliminasi karyamu.
Baca Juga: Sumber Ide Penulisan Puisi yang Menarik
Tips Menulis Puisi untuk Lomba Agar Menang
Setelah mengintip 5 alasan kenapa banyak puisi gagal menang lomba di atas, pastinya kamu ingin belajar agar bisa menang bukan? Berikut adalah 9 tips menulis puisi yang bisa kamu coba.
1. Pahami Tema dan Ketentuan Lomba
Langkah pertama yang sering diremehkan justru yang paling penting, yaitu perlunya memahami aturan mainnya. Setiap lomba puisi biasanya memiliki tema, batas panjang naskah, format penulisan, hingga cara pengiriman karya. Bacalah dengan teliti dan pastikan puisimu sesuai dengan semua syarat tersebut.
Misalnya, jika tema lombanya adalah “Harapan di Tengah Bencana”, jangan menulis tentang cinta romantis tanpa kaitan apa pun dengan tema. Juri mencari karya yang nyambung dan relevan. Ingat, puisi yang indah tapi tidak sesuai tema bisa langsung tersingkir sebelum dinilai lebih jauh.
2. Temukan Ide dan Sudut Pandang yang Kuat
Setelah memahami tema, mulailah mencari ide. Jika bisa, cari ide yang memiliki sudut pandang yang unik. Tidak ada salahnya kamu bayangkan banyak peserta menulis tentang “alam” atau “ibu”, tapi bagaimana jika kamu menulis dari sudut pandang yang tidak umum.
Sehingga ketika karya dikirimkan bisa menyentil juri karena keunikan dan ke-otentikanmu. Ide yang kuat tidak selalu rumit. Kadang justru datang dari hal sederhana yang kamu lihat atau alami setiap hari, tapi kamu tafsirkan dengan cara yang berbeda.
3. Gunakan Diksi yang Tepat dan Bernyawa
Diksi atau pilihan kata adalah bumbu yang mempercantik karya kamu. Diksi yang menarik dan memiliki rasa mampu membawa menggetarkan rasa si pembaca. karena ini ada hubungannya dengan resonansi energi dari si penulis. Kekuatan pemilihan diksi ini adalah ekspresi penulis.
Jadi, jika kamu ingin menggambarkan kesedihan, jangan sekadar menulis “aku sedih”. Carilah padanan yang lebih kuat seperti “sunyi menetes di sela napasku” atau “malam menggulung wajahku dalam diam”.
Namun hati-hati, jangan terlalu berlebihan hingga kehilangan makna. Puisi yang baik justru sederhana, tapi menghujam.
Baca Juga: Hal Penting yang Ditentukan Sebelum Menulis Puisi
4. Bangun Imaji dan Bahasa Kiasan
Puisi yang indah bukan hanya dibaca dengan mata, tapi juga dirasakan oleh pancaindra. Gunakan bahasa kiasan seperti metafora, personifikasi, atau simile untuk membangun imaji yang hidup.
Jadi, ilmu bahasa indonesia tentang majas bisa dipraktekan saat membuat puisi. Contoh penggunaan majas “Langit merunduk di bawah doa yang retak.” Kalimat itu bukan sekadar permainan kata, tetapi mampu menyentil si pembaca.
Namun perlu diingat, tetap gunakan bahasa kiasan dengan takaran pas. Jangan terlalu rumit hingga makna hilang. Biarkan pembaca ikut berimajinasi, tapi tetap bisa menangkap pesan yang kamu sampaikan.
5. Perhatikan Rima, Irama, dan Struktur
Puisi yang bagus memiliki ritme alami, seperti nafas yang tenang atau gelombang ombak yang berulang. Kamu bisa memilih apakah puisimu ingin berima (memiliki kesamaan bunyi di akhir baris) atau tidak.
Namun, yang lebih penting adalah menjaga aliran suara dan keseimbangan antar baris. Struktur juga penting. Setiap bait harus punya makna dan posisi.
Jika kamu menulis puisi bebas, pastikan alurnya tetap terjaga, dan tetap ada pembuka, puncak emosi, dan penutup yang meninggalkan kesan.
6. Tulis dengan Kejujuran
Puisi yang paling berkesan bukan yang paling rumit, melainkan yang paling jujur dari rasa si penulis. Tulislah dari hati, dari pengalaman, dari sesuatu yang pernah kamu rasakan atau bayangkan dengan sungguh-sungguh.
Juri bisa merasakan ketika sebuah puisi ditulis dengan emosi yang tulus. Entah itu kegelisahan, kehilangan, atau harapan. Biarkan semua mengalir tanpa dibuat-buat.
Jika kamu menulis tentang “rindu”, jangan menirukan cara orang lain menggambarkannya. Temukan versi rindumu sendiri.
7. Revisi, Sempurnakan, dan Baca Ulang
Tidak ada puisi yang langsung sempurna di draf pertama. Setelah menulis, beri waktu sejenak untuk berjarak dari karyamu. Lalu baca ulang dengan hati-hati. Dengarkan nadanya, rasakan ritmenya, dan perhatikan setiap kata.
Potong baris yang terasa janggal. Ganti diksi yang kurang kuat. Sempurnakan struktur agar setiap bait mengalir alami. Kadang, puisi terbaik bukan yang ditulis cepat, melainkan yang direvisi dengan rasa.
8. Banyak Membaca dan Belajar dari Penyair Lain
Menulis puisi juga berarti terus belajar. Bacalah karya penyair-penyair besar seperti Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, hingga penyair modern seperti Aan Mansyur.
Amati cara mereka membangun imaji, memilih kata, dan menutup puisi dengan kesan mendalam. Membaca puisi orang lain bukan berarti meniru, tapi memperkaya perspektif. Dari sana kamu bisa belajar bagaimana menyampaikan perasaan dengan cara yang baru dan segar.
Baca Juga: Cara Menulis Puisi yang Unik dan Keren
9. Kirim Tepat Waktu dan Siapkan dengan Rapi
Terakhir, jangan sampai karya bagusmu gagal hanya karena hal teknis. Periksa kembali format file, nama penulis, identitas, dan tanggal pengumpulan. Beri nama file sesuai aturan, dan kirim sebelum batas waktu.
Persiapan yang rapi menunjukkan kesungguhanmu sebagai penulis. Kadang, juri lebih menghargai karya yang rapi dan tertib dibanding karya bagus yang dikirim asal-asalan.
Dari kesembilan tips menulis puisi untuk lomba di atas, semoga bisa menjawab rasa penasaran kamu. Menulis puisi untuk lomba sejatinya adalah proses menemukan dirimu sendiri melalui kata.
Pada dasarnya, tidak ada rumus pasti untuk menang, tapi ada sikap yang selalu sama, konsistensi, belajar dari proses dan tulislah menggunakan rasa.
Tulislah bukan hanya untuk juri, tapi untuk meninggalkan jejakmu di hati pembaca. Karena puisi yang baik tidak sekadar memenangkan lomba, ia memenangkan rasa.
Semoga artikel dari Bukunesia ini bermanfaat untuk menambah wawasanmu tentang tips menulis puisi untuk lomba dan membantumu menyiapkan karya terbaik yang pantas jadi juara.
Referensi
Halobookstore. (2024). 10 tips menulis puisi untuk lomba, tingkatkan peluang jadi juara! Diakses dari https://halobookstore.com/tips-menulis-puisi-untuk-lomba
Halopenulis. (2023). Tips menulis puisi yang menyentuh hati juri lomba menulis. Diakses dari https://halopenulis.com/puisi-yang-menyentuh-hati

