Dalam sejumlah karya sastra terdapat unsur intrinsik berupa tokoh dan penokohan, lalu apa perbedaan tokoh dan penokohan tersebut? Sekilas, kata tokoh dengan kata penokohan tampak tidak berbeda. Beberapa orang menganggapnya sama.
Namun, meskipun berbeda dari bentuk imbuhan ternyata dua istilah ini memiliki perbedaan yang signifikan. Tokoh diketahui punya sifat umum sementara penokohan sifatnya khusus atau bisa dikatakan lebih mendetail dibandingkan tokoh.
Jika saat ini kamu sedang sibuk membuat novel, cerpen, maupun drama. Maka harus paham dulu apa itu tokoh dan penokohan. Sebab mengetahui perbedaannya membantu membangun karya sastra yang baik dan benar. Maka simak detail penjelasannya disini.
Daftar Isi Artikel
Pengertian tokoh
Sebelum mengecek apa saja perbedaan tokoh dan penokohan pada karya sastra. Maka kenali dulu pengertian keduanya, pertama adalah pengertian tokoh. Secara umum, tokoh adalah pelaku di dalam sebuah karya seperti novel, cerpen, dan drama.
Sedangkan menurut Nurgiyantoro dalam bukunya yang diterbitkan Kemendikbud dengan judul Modis 3 Ceritamu Ceritaku. Menjelaskan bahwa tokoh adalah individu ciptaan penulis yang mempengaruhi jalannya cerita.
Jenis Tokoh
Dijelaskan pula, bahwa tokoh pada ciptaan penulis ini diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Semua tokoh yang diciptakan kemudian memiliki pengaruh besar terhadap jalan cerita, terutama tokoh utama. Tokoh kemudian dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Tokoh Utama
Tokoh utama merupakan pemain utama yang menjadi pusat cerita dan cerita ini diambil dari perjalanan atau pengalaman hidup tokoh. Tokoh utama memiliki peran krusial yang punya banyak kemampuan dan selalu digambarkan punya sifat baik.
Meskipun cerita modern juga banyak yang melakukan pengembangan karakter, ada penulis yang membuat tokoh utama memiliki peran antagonis atau yang jahat. Misalnya dalam telenovela berjudul Ruby, dimana tokoh utama digambarkan punya sifat buruk.
Tokoh utama kemudian punya pengaruh paling besar dalam membangun sebuah cerita. Tokoh ini memiliki kemampuan untuk mengubah alur, membuat konflik, dan kemampuan untuk menyelesaikan konflik tersebut.
2. Tokoh Pendamping
Tokoh pendamping merupakan tokoh yang mendampingi atau menyertai tokoh utama. Seorang penulis bisa menggambarkan tokoh pendamping ini sebagai pasangan tokoh utama, orangtuanya, sahabatnya, gurunya, dosennya, dan lain-lain.
Tokoh pendamping disebut juga sebagai tokoh tritagonis, karena memiliki sifat sebagai penengah. Baik antara tokoh antagonis dengan protagonis, atau sesama tokoh antagonis dan sesama tokoh protagonis.
Baca juga: Langkah Menulis Cerita Fantasi
Pengertian penokohan
Kemudian untuk mengetahui perbedaan tokoh dan penokohan juga wajib memahami apa itu penokohan. Secara umum, penokohan adalah perwatakan atau sifat-sifat yang dimiliki tokoh yang dibangun atau dibuat oleh penulis.
Tokoh yang sudah diciptakan oleh penulis berisi nama, jenis kelamin, profesinya, dan seterusnya yang merupakan informasi umum. Setiap tokoh sama seperti di kehidupan nyata tentu memiliki sifat. Sifat yang diberikan penulis disebut proses penokohan.
Penokohan kemudian menciptakan kelompok tokoh antara yang baik, yang jahat, dan yang menjadi penengah. Berdasarkan sifat atau karakter tokoh inilah, penokohan kemudian terbagi menjadi tiga. Yaitu:
1. Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang digambarkan penulis memiliki sifat yang baik, disebut juga sebagai tokoh yang menegakan kebenaran. Sehingga tokoh utama termasuk ke dalam jenis tokoh protagonis.
Misalnya dalam film Naruto, maka Naruto ini termasuk tokoh protagonis. Contoh lainnya pada serial Layangan Putus yang sedang tren, tokoh protagonis di serial ini adalah Kinan.
2. Tokoh Antagonis
Jenis tokoh berikutnya adalah tokoh antagonis yang digambarkan penulis memiliki sifat yang buruk, sosok yang jahat, dan menjadi pemicu konflik dalam cerita. Tokoh jahat ini sangat penting dalam membangun cerita.
Sebab mereka menjadi sumber masalah yang menjadi tema pembahasan cerita. Tokoh yang menyelesaikan masalah ini adalah tokoh utama. Contohnya adalah Lidya di dalam serial Layangan Putus yang memicu masalah rumah tangga antara Kinan dan Aris.
3. Tokoh Tritagonis
Jenis yang terakhir adalah tokoh tritagonis yang sifatnya netral dan tidak memihak siapapun, dan biasanya digambarkan berada di pihak protagonis. Sifatnya yang baik dan merupakan tokoh tambahan ternyata tetap memiliki peran dalam membangun cerita.
Tokoh tritagonis kemudian membantu tokoh protagonis untuk menyelesaikan masalah yang diciptakan tokoh antagonis. Contohnya adalah tokoh Dita yang merupakan sahabat Kinan di dalam serial Layangan Putus.
Fungsi Tokoh dan Penokohan
Perbedaan tokoh dan penokohan tentu wajib dipahami, agar bisa membangun cerita dengan baik. Jadi, fungsi dari tokoh dan penokohan ini sangat krusial. Diantaranya adalah:
- Membangun jalan cerita, sebab cerita tanpa tokoh tidak akan menjadi cerita. Setiap cerita tentu memiliki tokoh. Cerita tentang kancil akan bercerita tentang kancil dan kawan-kawannya.
- Membantu membangun konflik, tokoh dan penokohan akan berhubungan dengan seberapa besar peran mereka dalam membangun tokoh. Sehingga penulis bisa menciptakan konflik pada cerita yang menjadi pondasi utama cerita tersebut.
- Membantu penulis menciptakan penyelesaian, tokoh dan penokohan membantu penulis membangun penyelesaian konflik. Apakah dibuat menggantung atau bisa diselesaikan dengan model happy ending atau sad ending.
- Menjadikan cerita punya alur yang jelas, tokoh dan penokohan membantu menciptakan konflik dan penyelesaian sehingga fungsi lainnya adalah membantu penulis membangun alur cerita yang jelas dan menarik.
Perbedaan Tokoh dan Penokohan
Lalu, apa perbedaan tokoh dan penokohan? Perbedaan utamanya adalah dilihat dari definisi keduanya. Dimana tokoh adalah pelaku yang digambarkan dan diciptakan penulis dalam ceritanya.
Sementara penokohan merupakan cara penulis untuk menggambarkan watak, sifat, atau karakter dari tokoh yang sudah dibuat penulis. Misalnya saja dalam menulis novel, penulis ingin menggambarkan tokoh bernama Adi dan merupakan seorang pilot.
Maka penulis akan membangun watak Adi ini, misalnya dibuat sangat baik, pemurah, tampan, dan sebagainya. Semua sifat ini adalah proses penokohan yang dilakukan oleh penulis. Sebab dalam cerita tidak mungkin hanya menyebutkan tokoh bernama, A, B, C, dan seterusnya saja.
Melainkan juga menjelaskan karakternya seperti apa sehingga pembaca dan penikmat karya bisa mengetahui tokoh mana yang merupakan tokoh utama dan mana yang tokoh tambahan. Selain itu juga bisa disimpulkan mana yang merupakan protagonis, antagonis, dan tritagonis.
Contoh Tokoh dan Penokohan
Supaya lebih paham lagi perbedaan tokoh dan penokohan, maka bisa menyimak contoh dari cerita rakyat Bawang Merah dan Bawang Putih. Cerita ini menggambarkan tokohnya antara lain ada Bawang Putih, Bawang Merah, Ibu Tiri, dan nenek yang baik hati.
Penokohan pada Bawang Merah Bawang Putih, adalah sebagai berikut:
- Bawang Putih digambarkan sebagai tokoh yang baik dan selalu dianiaya kemudian bisa hidup bahagia di akhir. Berdasarkan sifat yang digambarkan, Bawang putih adalah tokoh protagonis.
- Bawang Merah dan Ibu Tiri digambarkan punya sifat jahat, tamak, serakah, dan pemarah. Sehingga menjadi tokoh antagonis.
- Nenek yang memberi Bawang Putih buah labu memiliki sifat baik hati dan menolong Bawang Putih. Sehingga merupakan tokoh tritagonis.
Melalui penjelasan di atas, tentunya tidak lagi mengalami kendala untuk mengetahui perbedaan tokoh dan penokohan. Jika sudah dipahami maka proses pembuatan cerita menjadi lebih mudah (Pujiati).
Punya buku novel atau kumpulan cerita pendek? Kamu bisa menerbitkan bukumu tersebut di Penerbit Bukunesia lo. Sebab, bukunesia merupakan penerbit buku umum yang pastinya akan menerbitkan novel dan jenis buku lain, seperti buku antologi cerita pendek ataupun puisi serta buku umum lainya.
Untuk penerbitan, hubungi [email protected] atau cek di halaman utama kami di https://bukunesia.com/