Alur Cerita: Pengertian, Jenis Alur dan Contoh

pengertian dan macam alur cerita
alur cerita merupakan rangkaian peristiwa yang disampaikan penulis dalam karyanya dan membangun sebuah dampak. 

Artikel ini membahas lengkap tentang pengertian alur cerita, jenis-jenis atau macam-macam, serta contoh alur mulai dari alur maju, mundur, campuran dan lain sebagainya.

Ingin membuat karya tulis, baik itu cerpen, novel, maupun jenis lainnya? Jika iya, maka pahami berbagai unsur intrinsik dan ekstrinsik pada karya sastra. Dimana salah satunya adalah alur yang membangun cerita menjadi logis sekaligus menarik. 

Alur cerita adalah unsur penting yang membangun suatu cerita dengan baik, sehingga perlu dipahami dan dikuasai penyusunannya oleh setiap penulis. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan alur cerita? Berikut penjelasan lengkapnya. 

Pengertian Alur Cerita

Secara umum alur cerita merupakan sebuah unsur intrinsik yang sifatnya wajib ada agar sebuah cerita bisa dibangun atau disusun dengan baik. Sementara definisi yang lebih spesifik menyebutkan bahwa alur sebuah cerita adalah jalan cerita yang dimulai dari peristiwa awal menuju ke peristiwa akhir dalam sebuah cerita. 

Alur dari sebuah cerita akan membangun jalannya cerita itu sendiri. Penulis atau pengarang memiliki kebebasan untuk memulai ceritanya darimana dan diakhiri di bagian mana. Misalnya dalam sebuah biografi, penulis bisa menceritakan tokoh sejak lahir sampai menginjak usia ketika si tokoh ini meninggal. 

Peristiwa yang diceritakan tentang si tokoh dibuat alur maju, dari lahir sampai prestasi terkini sebelum wafat atau meninggal. Disinilah alur terbentuk, dimana penulis menggabungkan peristiwa yang dialami tokoh menjadi satu cerita yang utuh. 

Supaya lebih paham lagi mengenai apa itu alur sebuah cerita, berikut adalah definisi yang disampaikan sejumlah ahli: 

Mau nulis buku biografi

A. KBBI 

Dilansir dari KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia. Alur dalam sebuah cerita adalah plot yang artinya jalan atau alur cerita yang terdapat di dalam novel, sandiwara, dan sebagainya. 

Plot sendiri juga memiliki definisi sebagai jalan cerita, yang bisa disebut sebagai sinonim dari alur sebuah cerita. Unsur intrinsik ini kemudian umum dijumpai di novel, sandiwara, dan karya sastra jenis lainnya. 

B. Andri Wicaksono 

Andri Wicaksono juga menyampaikan pendapatnya terkait pengertian dari alur dalam sebuah cerita. Menurutnya, alur sebuah cerita adalah konstruksi yang dibuat mengenai sebuah deretan peristiwa secara logik dan kronologik yang saling berkaitan dan diakibatkan atau dialami oleh para pelaku.

Sehingga alur adalah sebuah konstruksi cerita yang membentuk perjalanan deretan peristiwa. Sifatnya logis dan kronologis, artinya bisa dipahami dengan akal sehat sekaligus berurutan. Baik itu urut dari awal sampai akhir atau dibalik, dari peristiwa atau kondisi terkini kemudian menceritakan peristiwa sebelumnya. 

C. Aminudin 

Aminudin juga menyampaikan pendapatnya, alur dari cerita menurutnya adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.

D. Sudjiman 

Sudjiman kemudian menjelaskan bahwa alur adalah rangkaian peristiwa dijalin dengan seksama yang menggerakkan jalan cerita melalui rumitan ke arah klimaks dan antiklimaks.

E. Forster 

Selanjutnya ada pendapat dari Forster, dijelaskan bahwa alur cerita adalah rentetan peristiwa yang menekankan pada hubungan akibat. Sehingga sebuah alur akan menjelaskan ada sebab atau penyebab dan berujung pada akibat. Akibat inilah yang menjadi konflik cerita menuju ke puncak atau bagian akhir cerita. 

F. Chatman 

Terakhir adalah pendapat yang disampaikan oleh Chatman, dijelaskan bahwa alur sebuah cerita adalah tata urutan pemunculan peristiwa-peristiwa dalam cerita. 

Melalui sejumlah pendapat diatas maka bisa ditarik kesimpulan.

Kesimpulan: alur cerita merupakan rangkaian peristiwa yang disampaikan penulis dalam karyanya dan membangun sebuah dampak. 

Alur ini menjelaskan hubungan sebab akibat, dimana kondisi tokoh diawali karena ada kejadian yang menjadi penyebab utamanya. Alur yang dibuat penulis kemudian bisa dibuat maju, mundur, dan juga campuran dari keduanya. Sehingga alur bisa menentukan sebuah cerita mudah dipahami atau tidak sekaligus menjadi cerita menarik atau sebaliknya. 

Jenis-Jenis Alur Cerita

Alur kemudian memiliki beberapa jenis, seorang penulis bisa memilih salah satunya untuk dipakai dalam karyanya. Berikut adalah jenis-jenis umum dari alur sebuah cerita: 

1. Alur Maju 

Jenis alur yang pertama adalah alur maju yang disebut juga dengan istilah alur progresif. Alur maju adalah alur sebuah cerita yang menceritakan peristiwa dari awal sampai akhir, sehingga semakin lama semakin menuju puncak dari cerita tersebut. 

Alur maju membuat penulis perlu menceritakan ceritanya dimulai dari peristiwa paling awal menuju peristiwa paling terkini. Sehingga dalam cerita, penulis tidak ada bagian manapun yang menjelaskan peristiwa di masa lalu. 

2. Alur Mundur 

Jenis alur yang kedua adalah alur mundur yang disebut dengan istilah alur regresi dan merupakan perlawanan dari alur maju. Alur mundur terbentuk ketika penulis menceritakan peristiwa masa kini di awal menuju peristiwa masa lalu atau kejadian sebelumnya. 

Misalnya, penulis menggambarkan tokoh bercerita pada seseorang (misalnya pada cucunya) tentang masa mudanya dan perjalanan ketika pertama kali bertemu dengan pasangannya. Sehingga ada momen dimana tokoh digambarkan mengenang, mengingat, atau mengungkapkan kejadian di masa lalu. 

3. Alur Campuran 

Alur cerita yang ketiga adalah alur campuran yang merupakan kombinasi antara alur maju dengan alur mundur. Jadi, alur campuran adalah cara penulis menyampaikan peristiwa dengan teknik bolak-balik. 

Kadang menceritakan masa kini dan kemudian menceritakan masa lalu yang kemudian kembali lagi menceritakan masa kini. Contoh cerita yang memakai alur ini sangat banyak, misalnya cerita di film Titanic. 

Dimana tokoh perempuan utama bernama Rose, di awal film diceritakan sudah berusia lanjut. Kemudian dirinya menceritakan kisah cintanya di kapal Titanic, dan kemudian kembali ke masa kini dimana dirinya memutuskan terjun ke dasar laut. 

4. Alur Sorot Balik 

Alur sorot balik, merupakan alur yang terjadi terlebih dahulu peristiwa masa kini (akhir cerita) kemudian menuju ke cerita awal, dan kembali ke akhir cerita lagi. Polanya adalah klimaks – antiklimaks – akhir perumitan (komplikasi, yakni masalah yang banyak)-akhir (tamat). Biasanya, alur ini lebih familiar dengan nama alur flasback.

5. Alur Klimaks 

Jenis alur berikutnya adalah alur klimaks, yakni kondisi dimana penulis menceritakan peristiwa biasa dan perlahan menuju ke peristiwa yang menegangkan atau ke puncak masalah. Sangat umum digunakan untuk cerita bergenre horor dan thriller.

Baca juga artikel perbedaan majas klimaks dan antiklimaks

6. Alur Antiklimaks

Jenis alur cerita selanjutnya adalah alur antiklimaks yang merupakan perlawanan dari alur klimaks. Yakni kondisi dimana penulis menceritakan peristiwa yang menegangkan di awal dan semakin lama semakin kendor atau tidak menegangkan sama sekali. 

7. Alur Kronologis 

Terakhir, adalah alur kronologi. Yaitu alur yang membuat penulis menyusun jalan cerita sesuai dengan waktu kejadian dari peristiwa yang disampaikannya dalam tulisan. 

Lalu, apakah alur kronologis ini sama dengan alur maju? Pada dasarnya sama, namun kronologis lebih spesifik karena penulis perlu mencantumkan detail waktu atau jam, tanggal kejadian, dan sejenisnya. 

Contoh Alur Cerita

Supaya lebih mudah lagi memahami pengertian alur cerita dan menyusun alur dengan baik. Berikut beberapa contoh yang bisa dijadikan referensi: 

  • Contoh Alur Maju 

Libur tahun baru kali ini aku dan keluarga besar akan pergi berlibur ke kota Bandung. Ayah dan ibu menyusun segala persiapan untuk membuat perjalanan lancar sekaligus menyusun daftar destinasi wisata yang akan kami kunjungi. 

Setelah mempersiapkan segala hal dan dirasa sudah cukup sekaligus sesuai, hari H keberangkatan kemudian tiba. Supaya lebih hemat waktu, ayah memutuskan untuk menempuh perjalanan Cirebon-Bandung lewat jalan tol. 

Selama perjalanan kami bercerita banyak hal dan ayah juga menyalakan radio untuk mendengarkan siaran terkini dan musik-musik rilisan terbaru. Sesampainya di rest area kami memutuskan untuk turun sebentar. Istirahat, sholat, dan makan. 

Saat kami makan bersama di salah satu franchise di rest area, mendadak hujan lebat turun. Langit menjadi sangat gelap dan sekitar tampak buram karena udara dingin membuat kabut mulai bermunculan. 

Kami memutuskan untuk menunggu hujan reda, sebab memaksakan kendaraan melaju di tengah cuaca buruk tentunya bukan pilihan tepat. Ternyata hujan bertahan sampai 2 jam penuh bahkan lebih sedikit. Setelah menyisakan rintik-rintik kami melanjutkan perjalanan. 

Satu jam kemudian kami sampai di perbatasan kota Bandung dan keluar pintu tol. Kami sekeluarga akhirnya bisa bernafas lega karena beberapa menit lagi sudah bisa istirahat dulu di hotel yang dipesan ayah sebelumnya. 

  • Contoh Alur Mundur 

Aku adalah salah satu karyawan di PT Nasional Indonesia, saat ini menjabat sebagai Manager Pemasaran. Menurut teman-teman di kantor, aku termasuk karyawan yang bernasib baik. Sebab secara fisik aku biasa saja bahkan tidak bisa disebut cantik. 

Sehingga orang-orang yang tergolong ungood looking seperti diriku biasanya punya karir stagnan, susah masuk ke jabatan strategis. Namun siapa sangka, perusahaan tempatku meniti karir tidak pernah memandang penampilan fisik. 

Apalagi aku masuk di divisi pemasaran, dimana keahlian jualanlah yang menjadi utama. Sehingga aku bersyukur dengan keahlianku yang luar biasa karena aku punya passion disini, maka bisa mencapai puncak karir. Yakni sebagai manager. 

Hari ini mendung, dan penjualan terlihat dari laporan terkini masih stabil. Sambil menyesap kopi di atas meja kerja dan menunggu 1 jam lagi sebelum aku turun ke bawah memeriksa pekerjaan tenaga pemasaran lainnya. 

Aku menikmati suasana kantor yang nyaman dan lembab, karena diluar sedang turun hujan. Pikiranku melayang ke masa 10 tahun yang lalu. Masa awal ketika aku lulus SMA dan merasa tidak memiliki masa depan gemilang. 

Aku lahir dan tumbuh di keluarga pas-pasan, sama pas-pasannya dengan wajahku yang standar. Perekonomian yang kurang membuatku akrab dengan kerja keras banting tulang. Jika teman sebayaku sepulang sekolah bisa duduk manis, nonton TV, dan bisa belajar mengulang pelajaran tadi pagi. 

Aku sendiri harus ke toko Mang Salim, membantu membungkus gepit yang merupakan makanan khas di kotaku lahir. Gepit yang diproduksi cukup banyak, tidak heran pemiliknya merekrut siswa sekolah untuk membantu pengemasan. 

Tak hanya membungkus, demi mendapatkan penghasilan tambahan. Aku membawa beberapa bungkus dan aku jual ke sekolah. Tak ayal hal ini menjadi kebiasaan, masuk kuliah pun mengandalkan kemampuan berjualan. Pernah jualan gorengan, pernah jualan majalah bekas, pernah jualan buku-buku pelajaran, dan sebagainya. 

Seiring berjalannya waktu, aku menyukai kegiatan jualan Menurutku hal ini butuh seni, tidak cukup hanya menjual produk bagus pada orang yang tepat. Ada kalanya aku harus menjual produk tidak bagus kepada orang yang tidak tepat. 

Dulu hal ini terasa pahit, namun hari ini aku merasa manisnya hasil perjuangan jualan. Tanpa kegigihanku berjualan, aku mungkin bukan manager pemasaran seperti sekarang. 

Alur cerita adalah unsur intrinsik yang tentu semua jenis cerita memiliki alur. Alur bisa disesuaikan dengan selera penulis, karena jenisnya beragam. Namun, pastikan disampaikan secara baik agar pembaca tidak bingung meskipun memakai alur campuran.

Baca juga artikel penting lainnya terkait menulis cerita dan buku yang baik hanya di Penerbit Buku Bukunesia.

MAU PANDUAN MENULIS BUKU FIKSI GRATIS?

Dapatkan secara gratis, ebook panduan menulis buku novel, buku biografi, buku fiksi dan non fiksi beserta dengan tipsnya di sini.