Cerpen yang banyak dibaca dan viral pasti memiliki konflik yang menarik tapi juga unik. Berikut ada 7 cara membuat konflik dalam cerpen menarik dan mudah dan bisa jadi sebuah cerita yang akan viral dan bisa best seller dalam karya ciptaanmu sendiri.
Sebuah cerita memiliki tiga bagian yang menentukan alurnya, yang disebut juga sebagai alur cerita. Tiga bagian alur cerita ini adalah orientasi, konflik, dan penyelesaian cerita. Dari tiga bagian alur cerita tersebut, konflik biasanya menjadi bagian yang ditunggu-tunggu oleh pembaca, karena menampilkan dan menceritakan masalah yang dihadapi oleh tokoh-tokoh pada cerita tersebut.
Konflik dalam kehidupan sehari-hari dapat diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Sedangkan dalam sastra atau karya sastra, konflik adalah ketegangan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama. Hal ini bisa terjadi sebagai pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh, pertentangan antara dua tokoh, atau sebagainya.
Sama seperti pada karya tulis lainnya seperti novel dan dongeng, konflik cerita juga terdapat dalam cerpen. Bagi kamu yang ingin membuat cerpen, berikut ini adalah cara untuk membuat konflik dalam cerpen, serta contoh-contoh konflik dalam cerpen.
Baca Juga: Apa itu Bookstagram?
Daftar Isi Artikel
Cara Membuat Konflik dalam Cerpen yang Menarik
Sebuah cerpen dianggap menarik salah satunya dilihat dari konflik yang ada dalam cerpen tersebut. Bagian konflik terbagi menjadi tiga, yaitu saat konflik mulai muncul, saat konflik hampir mencapai puncaknya, hingga saat konflik sudah mencapai titik puncak atau klimaks konflik.
Agar konflik dalam cerpenmu menjadi lebih menarik, perhatikan cara membuat konflik dalam cerpen berikut ini:
1. Berfokus pada Ide Cerita
Cara pertama untuk membuat konflik dalam cerpen adalah dengan tetap berfokus pada ide utama cerita. Ide cerita yang dimaksud adalah masalah yang terjadi pada tokoh utama. Sehingga berfokus pada ide cerita akan membuat konflik pada cerpen tidak melebar dan meluas.
Hindari untuk membahas atau menceritakan terlalu banyak tentang tokoh pendukung, sampai porsi tokoh utama hanya sedikit. Selain itu, jika konflik pada cerpen tidak berfokus pada ide cerita, akan membuat pembaca bingung untuk mengetahui konflik cerita.
2. Buat Hambatan untuk Karakter di Cerpen
Membuat hambatan untuk karakter atau tokoh dalam cerpen juga bisa menjadi cara yang tepat untuk membuat konflik. Hambatan untuk karakter utama ini akan menjadi masalah besar dan memunculkan konflik dalam cerpen. Agar konflik terlihat semakin menarik, sebaiknya buat hambatan yang solusinya sulit ditemukan.
Baca juga: Sumber-Sumber Ide Penulisan
3. Ketahui Hal yang Dipedulikan oleh Karakter
Selain menciptakan hambatan untuk karakter pada cerpen, membuat konflik yang berhubungan dengan hal yang dipedulikan oleh karakter juga bisa dilakukan. Membuat konflik dengan cara ini bisa dilakukan dengan cara memunculkan konflik yang berkaitan dengan anggota keluarga, orang yang disayang, atau barang-barang penting miliki karakter utama.
4. Buat Adrenalin Pembaca Meningkat
Konflik dalam cerpen memang sebaiknya tidak dibuat terlalu panjang, tapi harus dibuat secara jelas dan menarik. Hal ini bukan berarti penulis cerpen tidak bisa membuat konflik yang sulit dan menantang. Konflik dalam cerpen juga sebaiknya dibuat sekompleks mungkin, hingga menaikkan adrenalin pembaca dan terkesan menegangkan.
5. Munculkan Hal yang Ditakuti Karakter Utama
Memunculkan ketakutan karakter atau tokoh utama juga menjadi cara yang bisa dilakukan untuk membuat sebuah konflik dalam cerpen. Penulis bisa mencari ketakutan terbesar karakter utama menjadi sebuah konflik, kemudian memunculkan solusinya.
6. Buat Pilihan yang Sulit untuk Karakter Utama
Menentukan pilihan akan sesuatu, misalnya dalam memilih seseorang juga bisa menjadi konflik yang menarik dalam cerpen. Ketika karakter utama harus menentukan pilihan, hal ini bisa menimbulkan konflik dalam dirinya sendiri, maupun bagi orang lain yang harus dipilih.
7. Percepat Konflik
Jalan cerita yang terlalu panjang akan membuat pembaca jadi bosan dan pembaca cenderung lupa pada inti cerita. Maka dari itu, konflik yang dituliskan dalam cerpen sebaiknya dipercepat, tapi tetap bisa menaikkan adrenalin pembaca dan menjadi konflik yang menegangkan.
Hal yang paling penting dari 7 poin diatas adalah memahami calon penikmat cerita tersebut. Makanya, perlu banget memahami sasaran pembaca itu sendiri. Nah, pahami disini mengenai Sasaran Pembaca.
Contoh Konflik dalam Cerpen
Berikut ini adalah beberapa contoh konflik dalam cerpen dengan tema yang berbeda-beda, sebagai contoh bagi penulis untuk menulis cerpen:
1. Menentukan Pilihan
“Entahlah, Aryo. Aku tidak bisa memutuskannya secepat itu. Kurasa aku terlalu kaget, aku nggak menyangka selama ini kamu punya perasaan seperti itu ke aku,” ucap Anita ke Aryo, sahabatnya sejak mereka SMP. Sebelumnya, Aryo tiba-tiba menyatakan perasaannya ke Anita, padahal mereka sudah bersahabat selama lebih dari 10 tahun.
Pada saat yang sama, Anita saat ini juga sedang kembali menata hidupnya setelah gagal menikah dengan kekasihnya setelah tiga tahun berpacaran. Ia tidak pernah menyangka juga kalau Aryo ternyata menyukainya, karena Aryo juga baru saja putus dari pacarnya.
“Aku mengerti kondisimu saat ini, Anita. Aku juga nggak memaksa agar kita berpacaran. Aku hanya ingin kamu tahu saja, karena sudah lebih dari lima tahun aku suka padamu,” jelas Aryo.
“Terima kasih karena kamu sudah mengerti kondisiku saat ini dan sudah jujur. Tapi saat ini biarlah hubungan kita tetap seperti ini,” Anita menjawab dengan hati yang bimbang.
2. Bahaya Mengancam Keluarga
Rara tidak henti-hentinya menonton tayangan berita itu di televisi, tentang pesawat yang jatuh di sekitar Laut Jawa. Dilihat dari nomor seri pesawat, itu sama seperti yang digunakan oleh keluarganya yang berangkat pagi tadi dari Surabaya. Ayah, ibu, adik ipar, dan keponakannya rencananya akan ke Jakarta untuk mengantar adik ipar dan keponakannya pulang setelah liburan di rumah ayah dan ibunya.
“Mas, itu bukan pesawat yang digunakan Bapak dan Ibu pagi ini, kan?” tanya Rara sambil setengah menangis ke suaminya, Satrio.
“Sepertinya memang itu pesawat yang digunakan Bapak dan Ibu untuk ke Jakarta pagi ini, Rara. Aku sudah memeriksa e-tiket yang mereka kirimkan beberapa hari lalu,” jawab Satrio sembari memeluk Rara.
Seketika itu juga tangis Rara pecah, seakan tak percaya hal ini terjadi pada keluarganya. Bahkan saat ini Rara tidak bisa berpikir, tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ia hanya teringat rencana-rencana yang akan dilakukan bersama Bapak dan Ibu jika mereka sudah sampai Jakarta. Termasuk kejutan yang akan ia berikan, mengenai kehamilannya.
3. Menghadapi Ketakutan
Entah sudah berapa lama Robby berdiri di depan rumah dengan pagar berwarna biru tua itu. Sepertinya sudah lebih dari 20 menit. Hatinya ragu, apakah ia harus mengetuk pintu rumah itu atau tidak.
Ya, itu adalah rumah ayahnya, ayah kandungnya yang sudah meninggalkan ia, ibunya, serta dua adiknya yang saat itu masih sangat kecil. Robby sendiri baru berusia tujuh tahun saat ayahnya memutuskan untuk pergi dari rumah. Selama bertahun-tahun ia mencari ayahnya, walau hal ini selalu ditentang oleh ibunya.
Sebenarnya, sudah sejak dua tahun lalu Robby mendapatkan alamat rumah tempat ayahnya saat ini tinggal. Namun baru hari ini Robby berani pergi ke alamat tersebut. Tepat satu bulan setelah ibunya meninggal.
Selama dua tahun itu pula Robby takut, apakah ayahnya akan mengenali dirinya dan menerimanya atau tidak. Hari ini, Robby memberanikan diri pergi ke alamat itu untuk memberitahukan bahwa ibunya sudah meninggal, namun entah apa tujuannya. Ia juga belum tahu.
Semoga pembahasan singkat mengenai cara membuat konflik cerpen yang menarik beserta contohnya mudah untuk dipahami dan dipraktikkan. Dengan mempraktikkannya, cerita pendekmu bisa menjadi bacaan yang viral.
(Penulis: Tyas Wening)