Novel adalah salah satu karya sastra yang mengutamakan narasi atau cerita. Pada umumnya, novel memiliki bentuk paling panjang jika dibandingkan dengan karya sastra lain. Oleh karena itu, terdapat tantangan tersendiri yang harus dihadapi ketika menulis novel. Dalam tantangan itu, kamu harus bisa menghindari beberapa kesalahan dalam menulis novel yang sering ditemui.
Dalam hal ini, terdapat beberapa kesalahan menulis novel yang harus kamu hindari, karena kesalahan-kesalahan dalam menulis novel akan membuat naskah menjadi lama selesai dan tidak menarik.
Mari Kamu bedah beberapa kesalahan dalam menulis novel di bawah ini, sambil merefleksikan apakah kamu pernah melakukannya.
Daftar Isi Artikel
Kesalahan Dalam Menulis Novel
Kesalahan yang sering Kamu lakukan dapat terjadi saat Kamu sedang menulis atau sebelum menuliskannya. Kesalahan-kesalahan di bawah ini kadang terjadi secara tidak sadar atau mungkin sudah menjadi kebiasaan. Maka, sebelum menyiasatinya, Kamu harus menyadari terlebih dahulu hal-hal berikut:
1. Menulis dan Mengedit Secara Paralel
Kesalahan pertama terjadi ketika Kamu menulis dan mengedit dalam waktu yang bersamaan. Hal ini bisa menghambat Kamu dalam menyelesaikan naskah. Selain itu, mengedit pada waktu yang sama bisa membuat gagasan awal cerita Kamu menjadi berantakan.
Editing atau penyuntingan dapat dilakukan ketika akhir penulisan, setelah gagasan keseluruhan Kamu selesai ditulis. Kekeliruan dalam penulisan awal pasti terjadi. Maka dari itu, simpan proses editing pada akhir penulisan bukan pada saat penulisan.
baca juga Manfaat Menulis dan 9 Kesalahan Penulis Pemula
2. Kebanyakan Gagasan dalam Menulis Novel
Gagasan utama merupakan hal yang penting dalam penulisan novel, akan tetapi jika terlalu banyak gagasan baru yang ingin ditambahkan dalam novel, maka cerita utama novel dapat menjadi kabur. Fokus cerita pun bisa melebar, dan bahkan Kamu jadi tidak bisa membayangkan akhir dari novel tersebut.
Dalam persoalan ini, hal yang paling penting adalah menuliskan gagasan awal hingga selesai. Ada pun ketika dalam penulisan Kamu memiliki gagasan baru, Kamu bisa mencatatnya terlebih dahulu. Ketika novel selesai, barulah Kamu memikirkan apakah gagasan baru tersebut bisa dimasukkan dalam cerita atau tidak, apabila sulit untuk dimasukkan, maka Kamu bisa menjadikan gagasan tersebut di novel selanjutnya.
3. Meminta Ide Orang Lain Sebelum Novel Selesai Ditulis
Pendapat orang lain perlu Kamu dengarkan, akan tetapi pendapat orang lain yang diberikan ketika Kamu sedang menulis dapat membebani Kamu dalam proses penulisannya. Apalagi ketika Kamu meminta pendapat dari beberapa orang. Gagasan dari satu orang dengan orang yang lain pasti berbeda, belum lagi jika gagasan tersebut harus dibenturkan dengan gagasan awal Kamu sendiri.
Sebagai penulis, sebaiknya Kamu meminta pendapat sebelum atau setelah Kamu menulis novel. Apabila sebelum menulis novel, ternyata pendapat orang lain tersebut negatif dan dapat Kamu terima, maka Kamu bisa mencoba untuk membenahinya terlebih dahulu, atau membuat gagasan baru yang lebih kuat.
4. Konflik Cerita Tidak Ada
Dalam sebuah cerita, bumbu utama yang dapat menarik pembaca adalah dengan hadirnya sebuah konflik. Konflik sendiri merupakan hambatan dari protagonis atau tokoh utama ketika sedang berupaya untuk mewujudkan tujuannya. Konflik ini dapat membuat pembaca penasaran akan jalannya alur cerita hingga pembaca selesai membaca novel.
Dalam hal ini, konflik yang kuat bisa memainkan emosi pembaca, entah itu tegang, sedih, kecewa, dan sebagainya. Sehingga pada akhirnya, pembaca dapat merasakan kelegaan yang membahagiakan atau mengharukan di akhir konflik tersebut.
5. Tokoh Terlalu OP (Over Power)
Dalam sebuah cerita, tokoh yang terlalu Over Power (OP) kadang membuat pembaca bosan, sebab ia tidak memiliki tantangan atau lawan yang sepadan. Lawan di sini tidak harus dalam novel bergenre aksi, novel percintaan atau novel keluarga juga pasti terdapat tokoh antagonis atau lawan.
Terkadang, pembaca mengharapkan perjuangan dari seorang tokoh untuk mencapai tujuannya. Perjuangan inilah yang dapat menginspirasi atau menarik simpati dari pembaca.
6. Semua Tokoh Sama
Dalam cerita, tentunya terdapat banyak tokoh yang berinteraksi. Dari satu tokoh ke tokoh yang lainnya harus memiliki pembeda yang kontras agar pembaca bisa mengetahui karakter dari setiap tokoh. Pembeda ini dapat berupa deskripsi fisik atau watak dari para tokoh.
Penulis novel harus bisa menguatkan setiap keunikan para tokoh yang terlibat dalam novel. Tokoh-tokoh tersebut juga harus diberikan latar belakang yang kuat, agar pembaca dapat merasakan kedalaman dari tokoh-tokoh tersebut.
7. Alur Cerita Mudah Ditebak
Kesalahan selanjutnya adalah bentuk cerita yang sudah dapat ditebak akhirnya. Sebelum novel yang sedang Kamu tulis ini, tentu banyak sekali novel dari penulis lain yang sudah diterbitkan. Para pembaca biasanya sering membandingkan antara satu novel dengan novel lainnya.
Jika di antara novel yang satu dengan novel yang lain memiliki konflik dengan akhir yang sama, maka pembaca tidak akan memiliki ketertarikan dengan novel yang ditulis belakangan.
Hal ini sebenarnya dapat disiasati dengan banyak membaca. Justru dengan banyak membaca novel, Kamu dapat melihat kecenderungan novel lain dalam alur ceritanya, sehingga Kamu dapat menghindari alur cerita yang mirip.
Siasat konkret dari permasalahan ini adalah dengan menghadirkan plot twist. Dengan begitu Kamu sengaja memutar-balikkan harapan dari pembaca. Apabila plot twist yang Kamu buat berhasil, maka novel Kamu dapat dianggap menarik oleh pembaca, karena menghadirkan alur yang berbeda dengan novel lain.
Siasat ini tentu saja membutuhkan banyak bahan bacaan dan latihan agar Kamu bisa mengeksekusinya dengan baik. Agar bisa semakin kuat dalam menulis novel, yuk asah dengan beberapa bacaan berikut ini.