Majas Sinekdoke Pars Pro Toto dan Totem Pro Parte

Majas sinekdoke

Majas sinekdoke salah satu majas yang sebenarnya sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Baik digunakan untuk komunikasi secara lisan hingga sering pula digunakan dalam karya sastra. Lantas, apa sih yang dimaksud dengan majas sinekdoke? Berikut beberapa ulasan tentang majas Sinekdoke.

Baca juga: Contoh Puisi Naratif

Apa itu Majas Sinekdoke?

Majas sinekdoke selain sebagai pemanis dan micin pada karya sastra. Ternyata majas sinekdoke tidak akan menarik jika tidak elaborasi dengan kalimat yang tepat. Terlepas dari teknisnya, kita akan intip pengertian menurut para ahli. Penasaran? Yuks simak ulasan berikut ini. 

1. Nurgiyantoro 

Menurut Nurgiyantoro (2017) majas sinekdoke adalah gaya bahasa yang ditujukan untuk menyampaikan secara sebagian nama atau keseluruhan nama. 

2. Altenbernd 

Majas Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan bagian atau keseluruhan hal yang paling terpenting yang ingin disebutkan. 

3. Fatimah 

Tidak jauh berbeda dengan pendapat Fatimah tentang majas Sinekdoke, yaitu upaya penulis untuk menyebutkan sebagian nama yang akan diganti secara keseluruhan maupun sebagian saja. 

4. Keraf

Keraf (1981) menyebutkan bahwa majas sinekdoke adalah bahasa figuratif sering digunakan untuk mengungkapkan atau menyatakan secara keseluruhan (pars pro toto) ataupun secara sebagian (totem proparte) hal tertentu. 

EBOOK SPESIAL UNTUK PENULIS FEBRUARI

Dari beberapa pendapat di atas, maka majas sinekdoke dapat disimpulkan sebagai majas yang digunakan untuk membuat pernyataan, statement atau untuk penulisan dengan menyampaikan secara keseluruhan ataupun sebagian.

Jenis-Jenis Majas Sinekdoke

Seperti yang disinggung oleh Keraf. Majas sinekdoke ada dua jenis, yaitu jenis sinekdoke pars pro toto dan sinekdoke totem to parte. Ulasan lebih lengkapnya, bisa simak berikut ini. 

1. Majas Sinekdoke Pars Pro Toto

Majas sinekdoke pars pro toto adalah majas yang menyebutkan sebagian dari keseluruhan objek yang seharusnya disampaikan. 

2. Majas Sinekdoke Totem Pro Parte

Sementara yang dimaksud dengan majas sinekdoke totem pro parte adalah majas yang sering digunakan untuk menyampaikan atau mengungkapkan objek secara keseluruhan, yang memiliki makna lebih luas.

Itulah jenis-jenis majas sinekdoke. Berbicara tentang majas, kamu pun bisa intip penjelasan lebih lengkapnya di sini. 

Contoh Majas Sinekdoke 

Setelah mengintip pengertian majas sinekdoke dan jenis-jenis majas, berikut ada masing-masing contoh sinekdoke pars pro toto dan totem pro parte. Masing-masing disertai penjelasannya. 

1. Majas Sinekdoke Pars Pro Toto

  • Seekor ayam masuk ke rumah sampai mengeluarkan tai ayam yang bau. (seekor mewakili banyak ayam yang ada)
  • Akibat hidup foya-foya, rini terpaksa angkat kaki dari kontrakan karena tidak kuat membayar uang sewa (angkat kaki mewakili seluruh anggota tubuh, yaitu pergi meninggalkan rumah)
  • Akibat covid-19 masyarakat mendapat bantuan enam ratus ribu rupiah untuk satu kepala (kata kepala merujuk pada sebagian orang, padahal yang mendapatkan banyak orang) 
  • Pak Sukron tahun Idul Adha kali ini akan menyembelih lima ekor sapi dan 6 kambing. (Kata “ekor” menunjuk satu ekor saja padahal ada banyak hewan qurban yang akan disembelih)
  • Sepucuk surat datang dari pengagum rahasia selama beberapa bulan terakhir. Dari sepucuk surat itulah yang mempertemukan aku dengan suami. (kata sepucuk juga mewakili seluruh surat yang pernah masuk).
  • Jika ingin masuk ke wisata Alam Candi Boko, per kepala membayar sebesar Rp. 25.000,00 (Kata per kepala menunjuk sebagian, padahal maksudnya untuk keseluruhan pengunjung. Dapat pula kata per kepala menunjuk sebagian kepala saja, padahal menyatakan kehadiran manusia lengkap dari kepala hingga ujung kaki).
  • Sebentar lagi pemilu, banyak caleg yang sekarang melakukan pencitraan demi bisa menduduki kursi empuk. (kata kursi menunjukan sebagian saja untuk menyampaikan secara keseluruhan). 
  • Penegak hukum itu disuap mulutnya, sehingga tersangka yang seharusnya dijerat hukuman berat, menjadi dihukum ringan. (kata mulut menunjuk pada anggota tubuh saja, padahal meliputi ujung rambut hingga ujung kaki si penegak hukum tersebut). 
  • Mengingat piring sudah tersaji di depan mata, bapak ibu harap silahkan menikmati hidangan yang disajikan. (kata piring tidak hanya menunjukan piring saja, tetapi juga ada makanan, minuman, sendok, garpu dan masih banyak lagi hidangan yang disediakan). 
  • Kemanakah IK? Semenjak beritanya viral story dan media sosialnya tidak lagi menampakkan batang hidungnya. (kata batang hidungnya tidak hanya memperlihatkan hidung saja. Tetapi juga memperlihatkan semua aktivitas yang biasa dia lakukan)

2. Majas Sinekdoke Totem Pro Parte

  • Ajang perlombaan tahun 2016 tingkat Internasional, Indonesia meraih dalam olimpiade Matematika (Kata Indonesia menunjukan semua warga negara Indonesia, namun juga menunjukan perwakilan seseorang yang memenangkan olimpiade tersebut) 
  • Masyarakat yang memiliki bakat bermain bulu tangkis, Djarum memberikan beasiswa kepada para atlet hingga mahir dan profesional (Kata Djarum mewakili seluruh tim yang bekerja di perusahaan Djarum yang memberikan beasiswa)
  • Warga desa Sambilegi terpaksa digelandang ke rumah sakit akibat keracunan makanan saat ada hajatan kampung. (kata “warga desa Sambilegi” seolah merujuk seluruh desa, padahal hanya sebagian warga saja. 
  • Harta dan Tahta telah membutakan hati dan rasa empati, sehingga ulas pamer hartanya kini disita polisi akibat penipuan. (Kata Harta dan Tahta tidak selalu diartikan semua harta dan harta bukan milik pejabat, tapi hanya satu kasus seolah-olah semua orang yang berprofesi yang sama seperti itu) 
  • Indonesia mengalahkan lawan dari Thailand dalam pertandingan bulu tangkis (kata “Indonesia mengalahkan” seolah-olah semua atlet bisa mengalahkan lawan dalam ajang perlombaan tersebut.)
  • Akibat gempa bumi seluruh rumah runtuh. Gempa terjadi pada 27 Mei 2016 di Yogyakarta (Kata seluruh rumah runtuh seolah-olah seluruh rumah di Yogyakarta, padahal hanya sebagian daerah yang berada di jalur teknik saja). 
  • Banyak kartun anime Jepang menarik dan berhasil membuat anak-anak tergila-gila dengan karakter yang ditampilkan (Kata kartun anime di jepang seolah mengatakan semua kartun yang diproduksi dari Jepang. Padahal tidak semua kartun demikian. 
  • Wanita baik-baik tidak suka laki-laki bertato (Kata wanita tidak suka laki-laki bertato seolah menunjukan seluruh wanita baik-baik. Padahal, ada juga wanita yang justru senang dengan laki-laki yang memiliki tato). 
  • Perempuan Indonesia memiliki kulit sawo matang yang eksotis. (Kata perempuan indonesia seolah semua perempuan dari Indonesia memiliki kulit sawo matang. Padahal tidak semuanya. Banyak juga wanita Indonesia yang memiliki kulit putih)
  • Warga Yogyakarta hangat terhadap pendatang baru. (kata warga Yogyakarta, seolah menunjukan semua warga. Padahal tidak semua warganya memiliki sikap ramah).

Dari contoh yang ditulis di atas, ternyata kalimat yang terbentuk sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, kita sudah biasa dan sering menggunakan majas satu ini. Begitupun saat menulis karya sastra, banyak penulis yang secara tidak langsung yang menggunakan majas sinekdoke.

Baca majas-majas yang lainnya:

MAU PANDUAN MENULIS BUKU FIKSI GRATIS?

Dapatkan secara gratis, ebook panduan menulis buku novel, buku biografi, buku fiksi dan non fiksi beserta dengan tipsnya di sini.

Panduan Menulis
EBOOK GRATIS
Artrikel Terkait