Program literasi sangat penting bagi komunitas gerakan literasi atau bagi sekolah. Berikut 8 contoh program literasi sekolah yang menarik dan bisa diterapkan oleh siapapun baik di sekolah, komunitas maupun di rumah.
Mendukung peningkatan minat baca dan mengasah keterampilan dalam menulis maka digagas Program Literasi Sekolah atau PLS. Lewat program ini diharapkan keterampilan literasi para siswa di sekolah meningkat.
Sehingga memiliki minat baca yang tinggi dan juga memiliki keterampilan menulis yang mumpuni. Menariknya, kebiasaan membaca yang tinggi juga dibarengi dengan prestasi yang gemilang. Harapannya, dengan program ini juga prestasi siswa bisa ditingkatkan.
Bagi beberapa orang istilah PLS ini masih sangat asing, termasuk di kalangan siswa dan orangtua atau wali murid. Berhubung program ini sudah mulai gencar dilakukan, maka tidak akan rugi mencoba mengenalnya lebih dalam. Berikut informasinya.
Daftar Isi Artikel
Apa Itu Program Literasi Sekolah?
Pengertian Program Literasi Sekolah juga disebut dengan istilah Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Pengertiannya adalah sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.
Pada sumber lain, program PLS ini didefinisikan sebagai gerakan yang bertujuan untuk menjadikan sekolah sebagai tempat untuk belajar (membaca dan menulis) agar warganya bisa selalu literat sepanjang hidup dengan melibatkan peran publik.
Salah satu teknik membaca itu sendiri adalah teknik membaca memindai, silakan baca dan pahami ya.
Istilah literasi kemudian identik dengan kegiatan membaca, baik buku atau tulisan apapun dalam bentuk tercetak di media kertas maupun dalam bentuk elektronik. Seperti ebook atau electronic book.
Namun, istilah literasi memiliki makna lebih luas yakni tidak hanya membaca melainkan juga menulis. Sehingga siswa dan seluruh warga di lingkungan sekolah memiliki kemauan baca yang tinggi dan punya kemampuan untuk menulis.
Dua kemampuan ini saling berhubungan dan kemudian identik dengan proses belajar dan mengajar. Saat seseorang terbiasa atau akrab dengan dunia literasi sejak dini, maka kebiasaan ini akan melekat sampai akhir hayat.
Manfaatnya tentu sangat beragam, misalnya mampu mengoptimalkan prestasi akademik siswa. Sebab hasil penelitian menunjukan, siswa yang rajin membaca memiliki konsentrasi lebih tinggi. Sehingga tingkat pemahaman terhadap materi pelajaran dan daya ingatnya lebih baik.
Contoh Program Literasi
Melalui penjelasan sebelumnya bisa dipahami, bahwa kegiatan literasi di dalam Program Literasi Sekolah tidak hanya berhubungan dengan kegiatan membaca saja. Melainkan juga menulis dan hal-hal lain yang berhubungan dengan dunia kepenulisan.
Program ini kemudian berjalan dengan menghadirkan berbagai bentuk yang bisa diikuti oleh seluruh siswa dari berbagai kalangan usia. Secara umum berikut adalah sejumlah program di dalam PLS tersebut:
1. Jadwal Kunjung Perpustakaan
Perpustakaan ibarat “gudang literasi”, semua bentuk kegiatan literasi bisa ditemukan dan dilakukan disini. Oleh sebab itu, perpustakaan perlu dikelola dengan baik dan dikunjungi secara rutin.
Maka dalam Program Literasi Sekolah dibuat Program Kunjungan Perpustakaan. Dalam kegiatan ini para siswa kemudian memiliki jadwal rutin untuk berkunjung ke perpustakaan, sehingga bisa membaca lebih banyak buku setiap harinya.
2. Membuat Mading
Mading atau Majalah Dinding sudah dikenal sejak dulu dan masih bertahan sampai sekarang, meskipun tidak semua sekolah aktif mempublikasikan mading. Mading disusun sedemikian rupa agar bisa menyajikan informasi secara menarik.
Konten di dalamnya juga sangat beragam mulai dari info kegiatan di sekolah, cerpen, puisi, hasil kerajinan tangan siswa, dan lain sebagainya. Mading umumnya terbit berkala setiap dua minggu sekali dan ditempel di dinding salah satu gedung sekolah.
Mading kemudian menjadi bagian dari literasi, sehingga di dalam PLS dibuat program Membuat Mading. Sehingga siswa disini bisa belajar bekerja sama membuat atau menulis buletin yang menyajikan banyak informasi dan karya tulis.
3. Membaca Setiap Pagi
Program Literasi Sekolah tentu tidak bisa dilepaskan dari kegiatan membaca, maka dibuat program Membaca Setiap Pagi. Sesuai dengan namanya, program ini memberikan jadwal khusus di pagi hari untuk digunakan membaca oleh para siswa.
Misalnya setengah jam atau satu jam sebelum mata pelajaran pertama dimulai. Pagi hari adalah kondisi dimana para siswa masih segar dan otaknya juga belum terbebani dengan mata pelajaran yang sulit seperti Fisika maupun Kimia.
Sehingga pagi hari menjadi momen terbaik untuk membaca agar bisa lebih fokus dan berkonsentrasi. Sekaligus lebih mudah mengingat apa saja yang telah dibaca. Jika dibiasakan maka siswa dengan sendirinya akan membaca buku setiap tiba di sekolah.
Kenapa sih harus baca? Ada beberapa pendapat para ahli tentang manfaat membaca dan ini sangat bermanfaat jangka panjang bagi orang yang ingin sukses.
4. Poster-Poster
Berikutnya adalah program Poster-Poster atau Posterisasi, yakni program yang mewajibkan siswa secara bergiliran untuk membuat poster dengan ajakan positif. Sehingga poster ini bisa berisi kalimat motivasi, gambar dengan unsur motivasi, dan lain-lain.
Selain itu, poster yang dibuat siswa juga bisa melengkapi program mading tadi dimana menyajikan pengumuman mengenai suatu program di sekolah. Entah itu acara Pelantikan Bantara di Pramuka, acara Pengangkatan Ketua OSIS, dan lain-lain.
5. Pohon Literasi
Program berikutnya adalah Pohon Literasi, sesuai dengan namanya program ini dilakukan dengan membuat replika pohon. Bisa berbentuk gambar maupun tempelan kertas dan media lain yang terkesan 3 Dimensi.
Setiap daun di Pohon Literasi kemudian mencantumkan nama siswa di kelas tertentu beserta cita-cita dan hasil karya tulisnya. Bisa juga mencantumkan informasi lain yang dianggap menarik. Satu kelas kemudian memiliki 40 siswa, maka satu Pohon Literasi memiliki 40 helai daun.
6. Sudut Literasi
Program Literasi Sekolah juga bisa diisi dengan membuat Sudut Literasi. Jadi, di setiap sekolah kemudian membuat salah satu atau beberapa sudut yang diisi dengan buku dan kursi sekaligus meja untuk membaca.
Sudut ini bisa diambil di salah satu sudut di kelas, kantin, sampai sudut di mushola. Sudut ini akan menarik minat siswa untuk mengisi waktu istirahat dengan membaca, begitu pula saat jam pelajaran kosong.
7. Duta Literasi Sekolah
Sekolah juga bisa menggelar program Duta Literasi Sekolah yang diangkat dari para siswa pilihan. Sehingga program ini dirancang untuk mengetahui siapa saja yang minat bacanya paling tinggi dan paling produktif menulis.
Misalnya, siapa yang paling banyak membaca buku dalam waktu satu bulan atau mungkin satu semester? Kemudian, siapa yang membaca paling sering di perpustakaan dalam waktu satu bulan? Bisa juga kebiasaan literasi lainnya.
Kemudian siswa yang membaca paling banyak akan diangkat menjadi Duta Literasi. Hal ini akan mendorong siswa lain untuk ikut banyak membaca buku dan berkunjung ke perpustakaan.
8. Berbagai Ajang Lomba
Berikutnya dalam Program Literasi Sekolah adalah dengan mengadakan berbagai ajang lomba. Tentunya lomba yang berhubungan dengan dunia literasi. Misalnya lomba membaca puisi, kemudian lomba menulis cerpen, lomba menulis ringkasan novel, lomba kreativitas membuat desain cover buku dan lain sebagainya.
Lomba ini tentunya akan didapat pemenang dan memotivasi siswa lainnya untuk mengasah keterampilan literasi. Entah itu membaca maupun menulis, sehingga budaya literasi bisa semakin mendarah daging di lingkungan sekolah.
Salah satu lomba yang bisa dilakasanakan dan ringan adalah Lomba Esai. Untuk kalian yang ingin menang lomba esai, perhatikan tips menulis esai yang menarik.
Program Literasi Sekolah (PLS) menjadi program penting yang perlu dilakukan atau diterapkan. Sebab dengan budaya literasi yang baik sejak dini, maka lulusan sekolah manapun terbiasa membaca, menulis, dan kemudian punya prestasi yang semakin membaik dari waktu ke waktu.
Baca juga artikel penting lainnya di Penerbit Bukunesia.