Akronim dan Singkatan: Pengertian dan Perbedaan

Akronim dan Singkatan
Penggunaan akronim dan singkatan dalam penulisan bahasa dan juga percakapan sehari-hari sangatlah sering. Berikut pengertian dan contohnya.

Dalam berbahasa dan berkata untuk memudahkan kadang kita sering menggunakan singkatan dan akronim dalam sehar-hari. Setiap hari, kita pasti melihat sebuah kata yang disingkat sehingga menjadi lebih pendek dan lebih mudah dibaca. Kata yang disingkat ini biasanya akan disebut sebagai singkatan, padahal sebenarnya bisa saja kata yang disingkat ini adalah sebuah akronim.

Penggunaan ini sangat membantu sekali dalam menulis opini, artikel atau menulis cerita yang menggunakan kata-kata atau nama yang sering diulang.

Dalam bahasa Indonesia, kita kerap salah mengartikan singkatan dan akronim. Keduanya dianggap sama atau bahkan berkebalikan pengertiannya, karena rata-rata belum memahami apa arti singkatan dan apa itu akronim.

Oleh sebab itu agar tak salah mengartikan atau terbalik lagi, berikut ini penjelasan lengkap mengenai singkatan dan akronim.

Apa Itu Singkatan?

Singkatan adalah representasi singkat atau pendek dari kata atau frasa yang lebih panjang. Ini adalah bentuk komunikasi yang efisien yang digunakan untuk menggantikan kata atau frasa dengan menggunakan huruf awal atau beberapa huruf dari kata-kata tersebut. 

Singkatan digunakan dalam berbagai konteks dalam bahasa tertulis dan lisan, dan memiliki peran penting dalam komunikasi sehari-hari. Dengan menggunakan singkatan ini, kita dapat menyampaikan informasi tentang perangkat atau medium dengan cepat dan mudah. Singkatan juga sering digunakan dalam bahasa ilmiah, teknis, atau profesional.

Dalam komunikasi tertulis, singkatan sering digunakan untuk menghemat ruang dan waktu. Misalnya, dalam pesan teks atau obrolan online, kita sering melihat singkatan seperti “LOL” (Laugh Out Loud) atau “BRB(Be Right Back) digunakan untuk mengungkapkan reaksi atau niat dalam waktu singkat.

EBOOK SPESIAL UNTUK PENULIS FEBRUARI

Selain itu, singkatan juga digunakan untuk mengidentifikasi lembaga, organisasi, atau negara. Namun, penggunaan singkatan juga bisa menjadi bingung jika tidak dijelaskan dengan baik atau jika terlalu banyak digunakan dalam suatu konteks. Itulah sebabnya dalam beberapa kasus, singkatan akan diikuti oleh frasa lengkapnya dalam tanda kurung untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pembaca.

Bagaimana Menulis Singkatan dan Aturannya?

Dalam menulis singkatan, tentu harus mengikuti aturan yang berlaku. Hal ini agar singkatan dapat dipahami dengan mudah dan jelas oleh pembaca. Di bawah  ini adalah panduan tentang cara menulis singkatan dan aturannya:

1. Penyebutan Awal Singkatan

Ketika Anda pertama kali memperkenalkan sebuah singkatan dalam teks, sebaiknya tulis kata atau frasa lengkapnya, diikuti oleh singkatan dalam tanda kurung. Misalnya, “Organisasi Bangsa-Bangsa Bersatu (UN) memiliki tujuan…”

2. Menggunakan Huruf Kapital

Biasanya, singkatan ditulis dengan huruf kapital, terutama jika singkatan itu mengacu pada organisasi, lembaga, atau nama khusus. Contoh: “NATO” (North Atlantic Treaty Organization) atau “USA” (United States of America).

3. Tidak Menggunakan Tanda Baca di Dalam Singkatan

Dalam singkatan, hindari penggunaan tanda baca seperti tanda koma, titik, atau tanda hubung. Singkatan seharusnya singkat dan hanya terdiri dari huruf atau angka. Misalnya, “Dr” untuk “Doktor,” bukan “Dr.”.

4. Penggunaan Singkatan yang Diterima Secara Umum

Beberapa singkatan telah menjadi umum digunakan dan diterima secara luas. Contoh singkatan yang umum adalah “ASAP” (As Soon As Possible), “VIP” (Very Important Person), dan “FAQ” (Frequently Asked Questions). Penggunaan singkatan ini tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut.

5. Tidak Overusing Singkatan

Meskipun singkatan dapat membantu menghemat ruang dan waktu, jangan berlebihan dalam penggunaannya. Terlalu banyak singkatan dalam teks dapat membuatnya sulit dipahami oleh pembaca yang tidak akrab dengan semua singkatan tersebut. Pastikan untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan singkatan dan kata-kata lengkap.

6. Akurasi dan Konsistensi

Pastikan bahwa singkatan yang Anda gunakan sesuai dengan kata atau frasa yang sebenarnya. Jangan menciptakan singkatan yang membingungkan atau tidak konsisten dengan konvensi yang berlaku. Misalnya, jika Anda menggunakan “AS” untuk “Amerika Serikat,” tetap gunakan singkatan yang sama sepanjang teks.

7. Pemahaman Konteks

Selalu pertimbangkan konteks ketika menggunakan singkatan. Pastikan bahwa singkatan yang Anda gunakan sesuai dengan konteks kalimat atau paragraf. Singkatan yang sama dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteksnya.

8. Singkatan dalam Bahasa Asing

Jika Anda menggunakan singkatan dalam bahasa asing, pastikan bahwa singkatan tersebut diterima secara internasional atau selaras dengan konvensi yang berlaku dalam bahasa tersebut. Misalnya, “i.e.” adalah singkatan Latin untuk “id est,” yang berarti “yaitu.”

9. Singkatan dalam Dokumen Resmi atau Ilmiah

Dalam dokumen resmi atau ilmiah, biasanya ada pedoman khusus untuk penggunaan singkatan. Pastikan untuk mengikuti panduan tersebut agar konsisten dalam penulisan singkatan.

Apa Itu Akronim?

Setelah memahami apa itu singkatan, kemudian akan dijelaskan mengenai akronim. Akronim adalah jenis singkatan khusus yang terbentuk dari huruf awal atau suku kata dari kata-kata dalam frasa atau istilah yang lebih panjang. 

Perbedaannya dengan singkatan biasa adalah bahwa akronim biasanya diucapkan sebagai kata tunggal, bukan sebagai rangkaian huruf terpisah. Karakteristik utama dari akronim adalah bahwa huruf awal atau suku kata dari kata-kata dalam frasa panjang diambil untuk membentuk singkatan yang lebih singkat dan mudah diingat. 

Seiring waktu, akronim-akronim ini sering digunakan secara luas dalam komunikasi lisan dan tertulis.

Bagaimana Menulis Akronim?

Menulis akronim adalah salah satu cara efektif untuk menyederhanakan frasa atau istilah panjang menjadi bentuk yang lebih singkat dan mudah diingat. Penggunaan akronim sangat umum dalam komunikasi tertulis dan lisan, terutama ketika kita ingin merujuk pada organisasi, istilah teknis, atau nama panjang lainnya dengan cepat dan efisien.

Berikut adalah beberapa panduan tentang cara menulis akronim dengan benar.

1. Identifikasi Frasa atau Istilah yang Akan Disederhanakan

Langkah pertama dalam pembuatan akronim adalah mengidentifikasi frasa atau istilah yang akan diakronimkan. Pastikan frasa tersebut memang cukup panjang atau sering digunakan sehingga penggunaan akronim akan memberikan manfaat yang signifikan dalam penyederhanaan komunikasi.

2. Ambil Huruf Awal atau Suku Kata yang Relevan

Pilih huruf awal atau suku kata yang paling relevan dalam frasa atau istilah tersebut untuk membentuk akronim. Biasanya, huruf awal atau suku kata pertama dari setiap kata dalam frasa digunakan. Ini akan membantu mempertahankan makna asli istilah tersebut.

3. Tentukan Apakah Akronim Akan Diucapkan Sebagai Kata atau Suku Kata

Salah satu karakteristik penting dari akronim adalah apakah ia diucapkan sebagai kata tunggal atau sebagai rangkaian huruf yang diucapkan satu per satu. Sebagian besar akronim diucapkan sebagai kata tunggal, seperti “NASA” atau “AIDS.” Namun, ada juga akronim yang diucapkan sebagai suku kata, seperti “HIV” (Human Immunodeficiency Virus).

4. Penjelasan Awal

Saat Anda pertama kali memperkenalkan akronim dalam teks, penting untuk memberikan penjelasan tentang apa yang akronim tersebut singkatannya. Ini membantu pembaca yang mungkin tidak akrab dengan istilah tersebut memahami maknanya. Misalnya, “Organisasi Bangsa-Bangsa Bersatu (UN) adalah lembaga internasional yang berfokus pada perdamaian dunia.”

5. Konsistensi Penggunaan

Penting untuk menggunakan akronim yang sama secara konsisten sepanjang dokumen atau komunikasi Anda setelah pertama kali diperkenalkan. Ini membantu memastikan bahwa pembaca dapat mengidentifikasi akronim tersebut dengan mudah setiap kali mereka muncul.

6. Tentukan Gaya Penulisan

Terdapat beberapa konvensi penulisan akronim yang berbeda. Beberapa orang lebih suka menggunakan semua huruf kapital dalam akronim, seperti “NASA,” sementara yang lain mungkin memilih mengkapitalkan huruf pertama dan menuliskan yang lain dalam huruf kecil, seperti “Nasa.” Pilih gaya penulisan yang sesuai dengan panduan atau preferensi gaya penulisan yang berlaku.

Perbedaan Akronim dan Singkatan

Setelah mengetahui berbagai penjelasan mengenai akronim dan singkatan, berikut ini ketahui perbedaan dari akronim dan singkatan, agar kita lebih mudah lagi memahaminya.

1. Penggunaan Tanda Baca

Penggunaan tanda baca menjadi perbedaan pertama antara akronim dan singkatan. Pada singkatan seperti gelar, akan ada penambahan tanda baca titik di antara setiap huruf maupun di akhir singkatan. Penggunaan tanda baca titik ini tidak hanya digunakan pada singkatan seperti gelar, tapi juga singkatan lainnya.

Berbeda dengan singkatan, akronim tidak memakai tanda baca titik baik di bagian tengah maupun akhir dari akronim yang dibuat.

2. Cara Membacanya

Perbedaan kedua dari akronim dan singkatan adalah pada cara membaca keduanya. Akronim merupakan kependekan dari beberapa kata yang disingkat menjadi kata baru yang bisa dibaca dengan wajar.

Hal ini berbeda dengan singkatan, yang biasanya dibentuk dengan mengambil huruf depan setiap kata yang disingkat. Maka dari itu, singkatan tidak bisa dibaca sebagai kata baru yang wajar, melainkan dengan cara membaca huruf per huruf pada singkatan.

3. Cara Penulisan

Tidak hanya cara membaca akronim dan singkatan saja yang berbeda, cara penulisan akronim dan singkatan pun berbeda. Penulisan singkatan akan menggunakan tanda baca berupa titik atau koma.

Biasanya, tanda baca ini disematkan di bagian tengah singkatan, misalnya pada singkatan gelar. Namun beberapa singkatan juga menggunakan tanda titik di bagian akhir.

Berbeda dengan singkatan, penulisan akronim tidak menggunakan tanda baca berupa titik di tengah maupun di akhir bagian akronim. Hal ini disebabkan karena akronim dituliskan dan dibaca seperti kata yang wajar.

4. Huruf Kapital

Penggunaan huruf kapital juga menjadi pembeda dari akronim dan singkatan. Keduanya memiliki aturan penggunaan huruf kapital yang berbeda-beda. Pada singkatan, huruf kapital digunakan pada singkatan untuk penulisan organisasi atau Lembaga pemerintahan, nama orang, gelar, maupun pangkat.

Sedangkan pada akronim, penggunaan huruf kapital seluruhnya digunakan jika akronim adalah gabungan dari huruf awal setiap kata. Namun jika akronim adalah gabungan dari beberapa suku kata dan merupakan nama organisasi atau Lembaga, maka huruf kapital hanya berupa huruf awal akronim saja.

Contoh Singkatan dan Akronim

1. Contoh Singkatan

a. Nama Lembaga atau Organisasi

  • DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
  • MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
  • KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
  • SMP (Sekolah Menengah Pertama)

b. Nama Orang

  • W.R. Supratman (Wage Rudolf Supratman)
  • R.E. Martadinata (Raden Eddy Martadinata)

c. Gelar dan Jabatan

  • S.E. (Sarjana Ekonomi)
  • M.Pd. (Magister Pendidikan)
  • Kol. (Kolonel)

d. Singkatan Lainnya

  • dst. (dan seterusnya)
  • dll. (dan lain-lain)
  • dsb. (dan sebagainya)

2. Contoh Akronim

a. Nama Lembaga atau Organisasi

  • LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
  • BIN (Badan Intelijen Negara)
  • PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia)

b. Gabungan Beberapa Kata

  • Suramadu (Surabaya Madura)
  • Bulog (Badan Urusan Logistik)
  • Sulut (Sulawesi Utara)

c. Akronim Lainnya

  • iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi)
  • pemilu (pemilihan umum)
  • rudal (peluru kendali)
  • tilang (bukti pelanggaran)

Nah, bagaimana penjelasan diatas mengenai singkatan dan akronim? Semoga dapat dipahami dan pastikan diterapkan supaya cerita dan tulisan tidak membosankan ya.

MAU PANDUAN MENULIS BUKU FIKSI GRATIS?

Dapatkan secara gratis, ebook panduan menulis buku novel, buku biografi, buku fiksi dan non fiksi beserta dengan tipsnya di sini.

Panduan Menulis
EBOOK GRATIS
Artrikel Terkait