Pengertian Majas Asosiasi, Ciri-Ciri dan 30+ Contoh

Pengertian majas asosiasi
Majas atau gaya bahasa yang kemudian disebut dengan istilah bahasa kiasan. Berikut pengertian majas asosiasi, ciri-ciri dan 30 contohnya.

Dalam bahasa Indonesia ada banyak sekali jenis majas, dan salah satunya adalah majas asosiasi. Majas atau gaya bahasa yang kemudian juga disebut dengan istilah bahasa kiasan merupakan seni dalam tulisan. 

Bagi siapa saja yang suka membaca tentu akan sangat bahagia atau hatinya lebih cerah pada saat menemukan tulisan yang kaya akan majas. Majas berperan penting untuk menjadikan tulisan dengan tema biasa menjadi terkesan lebih luar biasa. 

Kemudian, bagi siapa saja yang ingin menjadi penulis maka sangat penting untuk mengenal dan menguasai majas. Sebab menggunakan majas merupakan teknik khusus untuk menghasilkan tulisan kreatif, sehingga bisa punya banyak pembaca. 

Majas yang umum digunakan dalam dunia kepenulisan adalah majas perumpamaan atau asosiasi. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan majas satu ini? Simak detail informasinya disini. 

Pengertian Majas Asosiasi

Majas asosiasi merupakan sebuah ungkapan gaya bahasa yang menjelaskan makna suatu hal dengan cara membandingkan dengan objek lainnya yang memiliki persamaan sifat tertentu, meskipun kedua hal tersebut sangatlah berbeda dalam hal lainnya.

Majas jenis ini kemudian majas yang membandingkan dua hal yang sebenarnya berbeda dari aspek tertentu dan memiliki persamaan sifat. Sehingga kalimat dengan majas ini akan tampak lebih menarik sekaligus lebih enak untuk dibaca. 

Penggunaannya juga efektif memberi kesan tertentu kepada pembaca. Secara umum, majas asosiasi menggunakan beberapa kata hubung. Seperti kata bagaikan, seperti, bagai, umpama, laksana, dan lain sebagainya. 

EBOOK SPESIAL UNTUK PENULIS FEBRUARI

Secara sederhana, gaya bahasa asosiasi akan mengumpamakan suatu hal menjadi hal lain. Misalnya saja saat menggambarkan suatu tokoh yang memiliki karakter kasar. Alih-alih menggunakan kalimat: 

Asti sifatnya kasar..

Penulis yang menggunakan gaya bahasa asosiasi akan menulisnya menjadi kalimat berikut: 

Asti karakternya kasar seperti permukaan amplas,,”

Melalui contoh tersebut, maknanya sama. Antara tulisan yang memakai kata dengan makna langsung dengan  kalimat yang memakai majas asosiasi. Hanya saja, akan lebih menarik jika menggunakan gaya bahasa sehingga maknanya terasa lebih dalam. 

Ciri-Ciri Majas atau Gaya Bahasa Asosiasi

Supaya lebih mudah memahami dan juga lebih mudah menyusun kalimat dengan majas asosiasi. Maka bisa mengenal sejumlah ciri khas yang dimilikinya, berikut daftarnya: 

  • Majas ini menggunakan perumpamaan yang menyebutkan dua objek yang pada dasarnya berbeda namun dinilai sama karena suatu sifat yang sama. 
  • Menggunakan sejumlah kata penghubung atau konjungsi yang membangun perbandingan atau perumpamaan dari dua objek yang berbeda. Kata tersebut adalah: bagaikan, seperti, bagai, umpama, laksana, dan lain sebagainya. 
  • Majas jenis asosiasi memiliki kesamaan atau bahkan hampir mirip dengan majas simile yang sama-sama menggunakan perumpamaan. Hanya saja asosiasi sifatnya implisit atau tidak secara terang menjelaskan perumpamaan, semenyara majas simile eksplisit atau kebalikannya. 
  • Penafsiran makna kata pada gaya bahasa ini dapat berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya.

Melalui ciri-ciri tersebut, maka bisa dipahami bagaimana karakter khas dari majas asosiasi. Sekaligus bisa memberi gambaran bagaimana menyusun kalimat maupun paragraf yang digambarkan dengan menggunakan majas satu ini. 

Dilihat dari segi fungsi, majas asosiasi pada dasarnya bertujuan menjelaskan suatu hal dengan menggunakan perumpamaan. Penggunaan perumpamaan ini bertujuan atau berfungsi untuk membuat pembaca maupun pendengar lebih terkesan. 

Contoh Majas Asosiasi 

Majas asosiasi tidak hanya umum digunakan dalam menulis suatu cerita saja, seperti pada cerpen maupun novel. Akan tetapi juga cocok digunakan untuk membuat peribahasa. Sehingga peribahasa ini lebih menarik untuk didengar dan maknanya juga lebih berkesan saat dicoba untuk dipahami. 

Supaya lebih mudah dalam menyusun kalimat dan paragraf dengan majas jenis ini, maka bisa menyimak beberapa contohnya dalam kalimat. Diantaranya adalah: 

  1. Rambut Aliya menari-nari seperti ombak di tengah lautan. (rambut Aliya adalah keriting mengombak, sehingga diumpamakan seperti ombak di tengah lautan yang bergelombang). 
  2. Bola mata Ridwan sangat cantik, mirip seperti bola pimpong. (bola mata yang bulat, besar, dan tampak bersinar membuatnya terlihat seperti bola pimpong meskipun ukuran bola mata tidak sebesar bola pimpong). 
  3. Rambut Mina kaku seperti sapu ijuk. (Mengumpamakan rambut Mina yang kaku seperti sapu ijuk, meskipun tidak sekaku sapu ijuk di kondisi nyata). 
  4. Wajahmu hari ini terlihat cerah, bak sinar rembulan di langit saat malam hari. (Wajah yang bahagia cenderung cerah, sehingga diumpamakan seperti bulan yang sedang bersinar di malam hari). 
  5. Wajah ibu sangat teduh  seperti pepohonan yang mengayomi makhluk hidup di sekitarnya. (Wajah seorang ibu yang tenang cenderung memberi rasa mengayomi, sehingga diumpamakan seperti pohon besar yang mengayomi sekitarnya). 
  6. Wajahnya begitu pucat bagaikan mayat hidup. (Wajah yang pucat identik dengan wajah dari mayat yang sudah tidak bernyawa, meskipun tidak sepucat mayat namun perumpamaan ini maknanya jelas). 
  7. Poni rambutnya melambai-lambai seperti gorden jendela. (poni yang bergerak tertiup angin diumpamakan seperti angin gorden yang melambai saat tertiup oleh angin dari jendela). 
  8. Hidungnya sangat panjang dan besar seperti buah mentimun. (hidung yang mancung diumpamakan seperti mentimun, meskipun tidak sepanjang mentimun di dunia nyata). 
  9. Kepalanya bulat menyerupai buah semangka. (Kepala bentuknya cenderung bulat sehingga diumpamakan sebulat semangka, meskipun tidak selalu sebesar semangka di dunia nyata). 
  10. Kulitnya sangat lembut dan halus seperti salju. (Kulit yang halus dan lembut kemudian diumpamakan seperti salju yang ketika disentuh juga terasa lembut dan halus). 
  11. Badut itu memiliki hidung sangat sangat lucu seperti tahu bulat. (Karakter badut biasanya menggunakan hidung imitasi berwarna tomat dan bulat sehingga menyerupai tomat). 
  12. Wajahnya pucat pasi laksana kerupuk yang disiram kuah sayur. (Kerupuk yang disiram dengan kuah akan menjadi pucat dan melempem, maka dijadikan perumpamaan untuk menggambarkan wajah yang pucat). 
  13. Aku sangat bahagia berada di sini bagaikan berada di taman surga. (Kebahagiaan yang dirasakan diumpamakan seperti sedang berada di taman surga, meskipun belum pernah punya pengalaman masuk ke taman surga). 
  14. Pria itu memiliki keberanian yang kuat bagaikan api. (Keberanian seseorang bisa diumpamakan seperti api yang panas membara dan bisa membakar apa saja tanpa takut. Namun tampilannya tentu tidak lantas mirip api di dunia nyata). 
  15. Berdiam di rumah laksana berada dalam penjara yang mengerikan. (Saat berdiam di dalam rumah maka suasananya tidak nyaman mirip seperti suasana di dalam penjara yang dingin dan lembab). 
  16. Betapa gerahnya berada di ruangan ini bagaikan masuk ke dalam oven. (Cuaca yang panas memberi efek gerah dan diumpamakan seperti panasnya oven meskipun tidak sepanas oven di dunia nyata).
  17. Meskipun seorang wanita, namun ia memiliki mental yang bagus bagaikan ksatria. (Mental wanita yang kuat akan diumpamakan seperti mental seorang ksatria atau pahlawan). 
  18. Percuma berbicara dengannya, seperti halnya berbicara di hadapan tembok. (Bicara dengan orang yang dingin dan kaku akan diibaratkan berbicara di hadapan tembok, tidak ada reaksi sama sekali). 
  19. Kembang api itu menari-nari di langit laksana ombak di pinggir pantai. (Kembang api diumpamakan seperti ombak yang terlihat menari-nari karena berubah bentuk dengan mudah dan cepat). 
  20. Setelah mengikuti pengajian ini aku merasa seperti telah hilang dahagaku karena kegersangan hidupku. (Pengajian akan memberi ketenangan batin, sehingga diumpamakan seperti sensasi setelah minum air yang menghilangkan dahaga atau rasa haus). 
  21. Air susu ini sangat menyegarkan seperti yang biasa ibu buatkan untukku. (Air susu saat diminum akan memberi sensasi menyegarkan dan kemudian diumpamakan seperti air susu yang dibuatkan oleh ibu di rumah). 
  22. Hati wanita sangatlah rapuh bagaikan lempengan kaca tipis yang berdebu. (Hati wanita lembut dan mudah sekali sakit hati maka diumpamakan seperti kaca tipis yang berdebu, jika dibersihkan tanpa hati-hati maka akan merusaknya dengan mudah). 
  23. Permen kapas ini sangat lembut dan benar-benar mirip seperti kapas aslinya. (Permen kapas umumnya terasa lembut saat disentuh maka diumpamakan seperti lembutnya kapas asli). 
  24. Paman memacu kencang kendaraannya, ia merasa seperti pembalap motoGP yang sedang melakukan adu balap. (Paman yang mengendarai motor dengan kecepatan tinggi kemudian diumpamakan seperti pembalap motoGP yang biasanya berkecepatan diatas 150 km/jam). 
  25. Aku menyentuh tubuhnya yang sedang demam, alangkah kagetnya diriku ketika menyentuh kulitnya yang hangat bagaikan memegang telur setengah matang. (Kulit tubuh yang demam cenderung hangat sehingga diumpamakan seperti suhu pada telur yang baru saja dimasak). 
  26. Kopi sachet cappucino ini rasa dan aromanya tak ada bedanya dengan kopi yang disajikan di kafe-kafe. (Kopi sachet yang tersedia di warung-warung diumpamakan seperti kopi di kafe karena rasa yang sama-sama enak meski harganya terpaut sangat jauh). 
  27. Ia berjalan dengan terhuyung bagaikan dihempas-hempaskan oleh angin. (Saat berjalan terhuyung maka terkesan tubuhnya mirip seperti tertiup oleh angin sehingga mudah terjatuh). 
  28. Lidahku seperti sedang terbakar ketika tak sengaja menggigit cabai rawit saat memakan gorengan. (Lidah yang kepedasan diumpamakan seperti sedang terbakar api karena muncul sensasi panas). 
  29. Wanita itu memiliki otot yang kuat seperti seorang pria. (Wanita yang memiliki tubuh kuat diumpamakan seperti pria yang secara kodrat punya fisik lebih kuat). 
  30. Paman Arto memiliki lengan yang besar dan kuat seperti gada besi. (Lengan Paman Arto yang kuat diumpamakan seperti gada besi meskipun tidak sekuat gada besi di dunia nyata). 
  31. Faizal jarang sekali memotong kukunya, sehingga kukunya menghitam dan tajam hampir mirip seperti kuku hewan liar. (Kuku yang panjang dan kotor diumpamakan seperti kuku hewan liar meskipun tampilannya berbeda jauh di dunia nyata). 
  32. Ketika aku menggunakan headset buatan Jepang ini serasa sedang menikmati musik di depan penyanyi aslinya. (Headset buatan Jepang dianggap bags sehingga suaranya nyaring memberi sensasi pada pengguna sedang mendengar penyanyinya langsung di depan mata). 
  33. Ketika menonton film the amazing spiderman 2 3D, aku merasa seperti berada di tengah-tengah para pemain dalam film tersebut. (Film dalam tayangan 3D memberi efek nyata, sehingga film yang diputar seolah beraksi langsung di tengah penonton). 
  34. Penjaga tiket itu memiliki perawakan besar, tinggi, dan hitam bagaikan sipir penjara. (Penjaga tiket yang memiliki badan besar kemudian dianggap mirip dengan perawakan para sipir penjara, meskipun bukan sipir penjara betulan). 

Gadis penjaga warung kelontong itu sangat ramah sekali seperti pegawai pelayanan bank. (Pegawai bank biasanya ramah mengikuti SOP, sehingga saat penjaga warung juga sangat ramah maka akan diumpamakan seperti pegawai bank tadi).

Baca artikel penting lainnya tentang menulis buku dan gaya bahasa lainnya.

Penulis: Pujianti

MAU PANDUAN MENULIS BUKU FIKSI GRATIS?

Dapatkan secara gratis, ebook panduan menulis buku novel, buku biografi, buku fiksi dan non fiksi beserta dengan tipsnya di sini.

Panduan Menulis
EBOOK GRATIS
Artrikel Terkait